g saat mendapatkan sentuhan lembut dari wanita yang sudah menatap dengan penuh sarat makna. Seolah keduany
ngarahkan jemari lentik sang kekasih ke bib
uciannya pada pria yang sangat dicintainya. "Aku sangat yakin dengan keputusanku, Arkan karena
depannya dengan jari telunjuk. "Selamanya aku tidak ak
a tidak ada apa-apanya." Rini menampilkan wajah sendu karena merasa tidak mem
atap reaksi dari wanita yang langsung menampilk
waran untuk dikirim ke kantor pusat oleh
mencari uang banyak dan kembali ke sini setelah lima tahun. Apakah kamu mau menungguku?" Arkan menatap w
nyuruhku untuk menunggumu?" Tatapan tidak percaya tampak jelas di wajah cantik Rini begitu
sangat dipujanya. "Iya, aku akan merebutmu kembali setelah memiliki h
ngsung meninggalkan pria itu jika kamu kembali setelah sukses. Terima kasih Arkan, aku sangat mencintaimu." Wajah Ri
sung memiringkan wajahnya saat semakin mendekati bibir tipi
p dan melumatnya. Tidak lupa ia sudah melesakkan lidahnya untuk mengabsen seti
ih melepaskannya dari tubuh seksi itu. Dan ciumannya semakin bertambah liar karena ia sudah sibuk memb
mendamba. Karena sudah cukup melakukan foreplay, Arkan meraup tubuh seksi wanita yang sudah berubah merah
n benda mati yang menjadi saksi bisu dari adegan percintaan panas yang membuat dua
Rini menjerit kesakitan saat dinding pertahannya berhasil di terobo
wanita yang berada di bawahnya dengan gerakan yang awalnya lambat berubah semakin cepat
uah kepuasan batin saat berhasil merasakan surga dunia yang diimpikan oleh semua
as dengan peluh yang bercucuran membasahi tubuh polos mereka, se
**
datangan. Terlihat seorang gadis yang masih memakai seragam SMA baru saja turun dari
papa yang baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya. "Terima kasih, Pak Dedi.
gkukkan badan dan melangkah masuk ke dalam mob
ah tadi masam. Tentu saja ia sangat membenci wanita yang tak lain adalah mama tirin
i ke Cafe untuk mencari om-om tamp
n. Dia pasti merayu papa tadi dan bilang tidak bisa menjemput karena ingin merawat diri u
at kesal tanpa memperhatikan sekelilingnya dan tanpa sadar ia menabrak seor
abraknya jatuh ke lantai dan seketika langsung r
i orang yang ditabraknya dan mengamati benda pipih ya
lagi karena tas kutaruh di dalam mobil. Lebih baik aku mengajak bernegosiasi orang
i menjulang di depannya. Manik bening miliknya menatap pria yang memakai kemeja berwarna abu-abu dengan blazer hitam, sert
di atasnya. 'Astaga, pria ini keren dan sangat maskulin. Aku suka
t anak kecil," ucap Arkan yang merasa kesal karena
contin