aitu ciuman pertama yang belum pernah ia rasakan. Zaara yang masih memejamkan ked
saat melihat gadis kecil di depannya yang diketahuin
olah memanggil untuk segera menyesapnya. Arkan semakin mendekat, bibirn
erah jambu itu, ia mulai mengulum, dan menyesapnya perlahan. S
dis di depannya itu mau membuka mulutnya. Sedangkan tangan kirinya menahan tengkuk bel
n sebuah perlindungan. Karena jika orang lain yang menciumnya, mungkin dia akan benar-benar diperkosa. Nasib baik kamu bertemu denganku gadis nakal. Jadi, aku
a dan melesakkan lidahnya untuk mengabsen di sana. Bahkan ia sudah s
sa kebingungan saat pria yang baru ditemuinya beberapa saat yang lalu sudah sibuk dengan bibirnya. Seo
k pertama kalinya. Tubuhnya seolah terjangkit aliran listrik begitu
ksigennya mulai habis. Refleks ia melepaskan pagutannya dan netra dengan silinder hi
a tanpa membalas sama sekali. Gadis ini benar-benar belum pernah
ohong karena aku baru saja mengetesmu," ujar Arkan yang masih t
om itu sudah melepaskan bibirnya, tapi ia yang merasa sangat ma
ebut, refleks perlahan membuka matanya. Permukaan kulit wajahnya sudah beru
ku, tapi Om sudah mencuri seenaknya. Om malah dengan sangat santainya bilang mengetesku? Wah ... sun
a yang sudah bersungut-sungut kepadanya. Ia mulai melepaskan satu pers
rrrh
eski ia yang sesaat sempat terpesona dengan keindahan dari bentuk tubuh pria tampan yang baru saja menciumnya, tapi ia merasa
ara yang mencoba mengintip apa yang akan dilakukan oleh pria yang berad
ka koper miliknya dan mengambil kaos casual. Kemudian ia mulai memakainya
perlu berpura-pura menutupi matamu jika kamu mengintip apa yang aku
nya di atas sofa dan menatap penuh dengan seringai jah
ena merasa sangat kesal dengan ejekan dari pria di depannya tersebut. Merasa tidak mempunyai
mau berbicar
Bukankah kamu perlu uang untuk membayar SPP? Jadi, aku akan menanggung sem
da di Jakarta selama satu bulan. Anggap saja kamu menjadi sugar baby untukku," jawab Arkan yang mengamati
ya. Perasaannya benar-benar sangat tidak menentu saat keinginannya untuk menjadi seorang suga
h datang sendiri. Aaarrhh ... aku harus bilang apa pada om Arkan. Aah ... bukan om Arkan, tapi aku harus memanggilnya daddy Arkan. A
ra yang berpura-pura bodoh, seolah
nya padamu. Kamu harus siap kapan saja saat aku memanggilmu untuk menemaniku pergi kemana
u pulang sekolah? Atau aku bolos sekolah saja saat membutuhkan aku untuk menemani Om perg
karena terbiasa seperti itu saat bekerja di New York. Jadi,
nnya, aku akan memberikanmu ponsel, pakaian, tas, sepatu dan melunasi biaya sekolahmu. Apakah kamu sudah mengert
ang berada di sebelah kanannya. "Ambil
n ini? Hingga ia bisa memiliki kartu black card yang tidak sembarangan ora
uat ak
uk
u pikir bu
nya buat ayahmu?" hardik Arkan dengan tata
emanggilmu daddy Arkan? Karena aku lebih suka memangil
beristirahat." Arkan mengibaskan tangannya dan berjalan ke arah ranjan
yang sudah bangkit dari sofa, menanyakan hal yang ada dipikirannya. "Daddy kan
rkan yang sudah memej
ntai itu, sih! Bikin geram saja," sah
. Pergilah, besok siang sepulang sekolah, datanglah ke sini!" Arkan yang sudah sangat mengantuk setelah melakukan perjalanan jauh
au begitu, aku pergi dulu, Daddy Arkan." Zaara menatap siluet pria
" Arkan masih memej
iya,
suara dari gadis kecil tersebut, sehingga ia refleks langsun
Tidak mungkin kan aku naik angkot dengan membayarnya memakai kartu kredit," ucap Zaara
taan dari Zaara, lalu ia mengambil uang 500 ribu dan menye
bil dan
arah Arkan untuk mengambil uang tersebut dan tak lupa ia mencium pipi pria tampan tersebut. Kemudian berlal
nnya untuk mengusap bekas ciuman Zaara di pipinya. "Nasib baik kamu bertemu dengan pria sepertiku, Zaara. Jadi,
contin