tak percaya kalau saat ini dia sedang
n lututnya lemas.
tisement di tivi dan tub-tub juga. Pas, kan? Lho iya, Eva ini salah satu broadcaster kita yang paling bag
a menjadi Brand Ambassador perusahaan Tian. Pak Bram lanjut mengoceh, sem
k, waduh." Pipi Ev
ya,' pi
an pamornya Eva ini sudah setara dengan senior broadcaster y
melihat sosok wanita yang merajai alam bawah sadarnya itu mendadak dibuat kalang
rd piala Mitra tahun lalu, ya?" Tian membuka kata, be
spon berbalik dari eksp
hm
!" Pak Bram la
ngat menyahuti interaksi itu. Eva Sania bungkam, me
obotan anggota direksi yang terhormat. Ia menar
berkenalan, Eva. Semoga kita bis
telak kepada wanita spesifik yang masih bingung menata ekspres
a, Pak-em
isa 'bicara' dengan Eva. Meskipun ha
ar, kamu tau kan? Nah kalo yang disana ..." Pak Bram melanjutkan kicauannya, menangkap
n Eva Sania, yang sepanjang rapat lebih banyak bungkam dan memasang wajah tawar seakan tidak tertarik akan project yang sedang me
dari bibir wanita itu. Sampai di penghujung a
tangannya, menarik perhatian Eva yang sedang sibuk dengan po
l!' Sorak Tia
ano Eva kembali terdengar
tempo, Nisa
seluruh kontak orang-orang yang terlibat dalam program
an sambil mulutnya mem
ya mencatat kontaknya, Mbak? Email
gal dalam meraup informasi orang-orang penting dalam industri itu. Namun kep
li atasan saya saja, namanya Pak Adi. Dia kepala divisi Broadcast
a, tak mengindahkan Nisa yang kelabakan m
lam
Pak Adi Wijoyo,
an ponselnya. Nisa
ng menunduk dengan muka merah padam karena tertolak sekaligus gagal mendapatkan nomor handphone Eva Sa
dapat melihat Eva Sania mengambil catatan notes milik Ni
us bergerak cepat
iang? Kenapa nggak ikut
Wanita yang ia tuju menjawab dengan pandangan bisu, memandan
ngar degup jant
yes, please
saya sudah
n kalimat terakhir sebelum sosoknya melenggang meninggalkan ruangan. Tian terpaku d
Nisa menggelegar memenuhi Range
" Tuan muda Cokro itu bersungut-sungut di balik roda kemudi, memberikan jed
tak karena memang ada keperluan. Lah, Mas Tian? Ngga
h pasrah, me
... refleks. Apa ya? Formali
yesalinya. Ia bersyukur bisa berinteraksi singkat
akan,
ngan sebuah pikiran yang mendes
is
, Mas?" Sang asisten
au dia nola
pa?" Nisa mulai kum
Kendall Jen
otak Nisa selesai buffering
a? Eh ... memangnya beneran mau d
erdeca
na ... tapi kok kayaknya b
Nisa membenarka
ya supaya kita bisa nangkep perempuan itu ...." Tia
rus ditangkep, Mas? Mas b
s sambil menyematka
ah!" ucap Ba
n cepat seraya mulutnya terbuka lebar dan ma
TUH! MASBOS-KU TERNYATA TIDAK HOMO!!" Teriakan wanita muda itu memenuhi mobil Tia
diri saat asistennya menari-nari random dengan riang g
O SUKA CEWEK!! WUWUW