seperti pamitnya kepada Riana, melainkan ke suatu tempat dimana surga dunia akan segera
jur aku gak tega harus melakukan ini terhadap sahabatku sendiri." ucapnya ser
Kita nikmati saja permainan ini, kita iku
tir, lalu meluruskan pandangannya ke depan lagi. "Oiya, apa kamu su
pa? Aku ta
ri aja dulu, Mas. Biar Ibu tenang, dan juga kalau kita mau ngapa-ng
kahimu suatu saat nanti. Gak usah terburu-buru. Dengan kaya gini aja kita ma
mas
ahas hal-hal yang sifatnya berat
h, Mas." uca
. Sandra tahu, sebenarnya Andreas hanya mencoba mengulur waktunya
baginya, Rianalah yang lebih berharga. Hatinya tetap terpaku untuk istrinya seorang, dan Sandra hanyalah butuh rupiah demi mempertahankan hidupnya juga Ibunya. Wanita seperti Sandra bisa
" ucap Andreas mengag
han mereka. Tapi apalah daya, dia sendiri juga tak bisa berbuat apa-apa. Hidupnya bergantung pada Andreas, kalau dia macam-macam, ia takut Andreas akan meninggalkannya. Bagaimanapun, s
. Jabatannya sebagai CEO diperusahannya tentu akan banyak orang yang mengenalinya
il kunci kamar, lalu dengan cepat segera mereka b
egera menerka tubuh Sandra dari belakang. Memel
nya, gak bakalan lari juga kok." ucap
i. Jadi jangan bahas hal lain lagi ya?" ucapnya pada Sandra sembari membelai
rdaya." balas Sandra dengan senyuman nakalnya,
serangan-seranganku yang mematikan. Sekarang kamu ganti baju dulu ya, aku
Aku ke kamar m
masih erat memeluknya, tapi keliha
andi segala. Aku ingin melihatmu berganti baju di
ng belum pernah Sandra lakukan sebelumnya. Ten
kamu pengen kaya gitu,
hehe." terang Andreas setengah berbisik ke t
a bisa aku menolaknya." ucap Sand
ndra berjalan menuju tasnya untuk mengambil benda seksi yang dib
g kini ada dihadapannya. Sesuai permintaan Andreas, Sandrapun mulai beraksi. Meleok-
arna merah menyala. Andreas memang penyuka warna merah. Dia sengaja memil
&
ah anak semata wayangnya itu untuk segera membersihkan diri, lalu b
ta hari ini akan jalan-jalan
Kemana Ma?"
u bermain sepuasnya sama Virza. Terserah sampai mau b
rza memajuk
Hem
ma Papa juga kesananya, gak c
arang sama Mama aja dulu, kita ajak Mbok Inah juga ya? Biar
boleh. Kita ajak Mbok Inah
bilangin ke Mbok Inah dulu
sembari berlari
il memang ia sangat lengket dengan wanita paruh baya itu. Kele
g mencari Mbok Inah yang
u, siap-siap ikut kita jal
ka mulutnya untuk mengatakan ses
i tunggu di depan ya." ucap Riana sembari terse
. Beberapa kali Riana mengajak Mbok Inah jalan-jalan, pasti ditolaknya. Mbok Inah lebih senang
i ini. Pilihannya jatuh pada dress selutut bermotif bunga-bunga kecil, dengan lengan sedikit pendek. Dress yang dibeli oleh Andreas sebagai oleh-oleh saat dinas k
nti saat melihat sebuah remasan kertas kecil terjatuh didekat keranjang sampah, dekat pintu masuk kamar mandi. Ia berpikir itu pasti Andreas yang hendak mem
ang sudah terlanjur ia lemparkan ke dalam keranjang sampah. Terpa
elian red lingerie di sebuah butik bertuliskan Yoona's Butik. Lalu mataku beralih ke tulisan kecil dibawah nama tokonya, beralamat di Jl. Pandega Lima, Kota Malang. Itu artinya Andreas membeli lingerie itu sa
eh-olehnya, gak ada lingerienya. Apa dia lupa?" Riana m
siapa?" li
rkecamuk, berasumsi
inya, hubungan mereka sudah sangat jauh, sampai Andreas bisa membeli
kangku? Lalu dengan siapa?" pertanyaan
hal sehina itu di belakangnya. Riana berjalan ke arah cermin besar yang ada di
i, lalu ia ulang lagi dari kiri ke kanan.