ekat seakan ia hendak memakannya hidup-hidup. "Kau
nca dalam hati. 'Kalau saja aku tidak membutuhkan pengetahuanmu di tingkat
h, saya
gan dari Abiyasa. Dan tentu saja Abiyasa memasang senyum ke
uci yang akan Arya peragakan sebentar lagi," ucap Abiyasa. Ia lantas menoleh pad
ya di depan dada dan membungk
a lalu mulai mengatur napasnya dan memasang kuda-kuda yang begitu kokoh. Dan dal
ia melirik ke arah Panca berharap mendapatkan ekspresi terkejut dari bocah itu. Namun, ia semakin
lesaikan gerakannya, P
an itu
ekali,' tambah
tup-tutupi. "Bagaimana, Panca? Kau memang masih awam, lakuk
ela Panca yakin. "Aku akan
sebagai murid dan berjal
a tampak tersenyum meledek meski ia samarkan seperti senyum penyemanga
Jangan berkata seolah-olah kau me
dan mengatur pernapasannya. Ia menutup k
uda-kuda yang dilakukan oleh Panca. Bahkan seluruh titik-titi
lam diri manusia yang bisa dimaksimalkan d
engan hal tersebut. Bahkan Arya yang merupakan anak emasnya
kan yang tadi berbisik-bisik meledeknya sampai terdiam tak bisa berkata-kata. Gerakan Panca, j
i Panca tunjukan bah
n tidak bisa bergera seindah itu. Ia seperti sedang menari!" Asih berteria
tnya. Belum pernah ia melihat gerakan sesempurna itu kecuali para guru dan E
ci! Tolong sampaikan pada ayah, ya!" Asih menatap Jaka dengan
laknya. Namun, ia tidak yakin j
rakan dasar sekte aliran pedang suci. Ia lantas k
ku terdapat banyak kesalahan,
menggelengkan kepalanya beberapa kali untuk menyadarkan dirinya dari
-A
idak?" Panca bertanya pada Abiyasa dengan wajah polos
wab Abiyasa salah tingkah. Ia tidak
tuk kembali ke kamarku dan beristir
gguk singkat sebab ia merasa dipecundan
an hormatnya pada Abiyasa dan para murid la
k kencang begitu Panca
ini lagi,' batin Panca mal
sapa Panca ramah mesk
aimana bisa kau terlihat
pernah melihat jurus itu dan membun
dari mulut Panca karena ia tahu itu hanya akan
ai mengingat saja,
d sekte pedang suci sama sepertimu!" Asih terli
rnya. Namun, seketika ia teringat akan sesuatu. "As
erangkat. "Hm, m
ng dasar-dasar bela diri. Apa kau
pernah aku beritahu wakt
rus ke sana sendirian." Panca men
h kalau
h mereka berdua beranjak, A
akaan menemani Panca. Lebih baik, kau beritahu ayah saj
urut tanpa bisa membantah. Selagi Asih masih di sek
nca," aj
a menghabiskan waktu mempelajari tentang dasar-dasar bela diri-lebih tepatnya hanya
aku bisa membaca semua buku panduan tentang aliran chakra dan titik ch
dak akan bisa mendapatkan apa yang ia mau jika tidak membawa Asih ikut serta den
lumnya. Jika di kehidupan sebelumnya ia masih berada di tingkat pendekar raja, dan berkat pedang sakti miliknya ia bisa m
kehidupan keduaku ini! Aku akan menjadikan tubuhku kuat dan akan aku miliki kem
kh
terhenti karena teguran dar
Panca langsung memberikan hormatnya ketika
saja ke intinya," ucap Abiyasa tega