tersisa isi dompetnya nanti. Hanya ada KTP, SIM, kartu BPJS yang sudah tiga bulan tidak ia bayarkan iurannya, serta satu kep
terpana melihat gaya Amin yang begitu jadul. Gaya
ah!" Jihan menunjuk angka pada monitor kasir. Amin tersenyum tipis, ia dipanggil Mam
n suara kesal. Gadis itu mendadak khawatir, kalau saja tiba-tiba Amin mengurungkan niatnya
sudah lusuh, lalu menarik uang di dompetnya yang berjumpah tiga ratus enam puluh tiga ribu rupiah. Dengan tangan gepada kasir toko buku. Jihan pun dengan senang menerima goodie
g mengekorinya di belakang. Tiba-tiba saja, perut Jihan berteriak
Makan itu yuk, Bang Amin masih ada uangkan?" tanya Jihan
kkan satu keping koin lima ratus rupiah,
buh bagaimana, Bang Amin mau tanggung jawab? Ngajakin jalan, tapi gak bawa duit
ir Jihan makan pecal lele, karena saya juga sudah lapar. Namun, uang
in. Jihan mau pulang aja!" Jihan sudah berjalan c
rumah," bujuk Amin pada wanita yang sangat ia cintai ini. Bahkan Amin memberanikan dir
dia!" Jihan menepis kuat tangan Amin, lalu be
ar, ia takut Amin mengejarnya dan
at ojek online itu melesat memb
Bisa-bisa pukul sepuluh malam ia baru sampai, ditambah belum makan dalam cuaca dingin seperti ini. Amin mengangkat kepalanya, melihat bintang di langit ya
i dua lampu merah jalan raya besar. Tak apalah, mau bagaimana lagi? Tidak mungkin ia naik angkutan dan membayar dengan ua
epergian dengan dirinya, dan mencoret namanya dari daftar kandidat calon suami. Dia harus belaja
am. Mulai dari martabak telur dan manis, pedagang, bubur ayam, pedangang ketoprak malam, pedagang nasi goreng, pedagang nasi kucing, p
. Amin meletakkan tangannya di atas perut, lalu berkata," sabar ya, Cing. Sampai kont
riakan seorang wanita
ya sambil menundu
kaki? Sini!" panggil wan
an tenda warung pecal lele. Tak berani ia masuk ke d
an k
ya
ulu. Sini, Bang, duduk!" Ririn menepuk sisi kosong kurs
? Takut disuruh bayarin ya?
bukan janda licik! Ayo, duduk di si
ada si ibu penjual pecal lele. Amin dud
r
r
ada Amin yang menyeringai
Kali ini memandang Amin dengan seksama. Lela
u lagi ya?" suara R
, ikannya garing atau biasa?" tanya Ririn pada A
apa, saya minum teh saja," tolaknya halus, kar
ng. Nasi uduk ya, ikannya
asih, Bu. Maaf saya merepotkan
ng memiliki keistimewaan saat berjalan, karena kakinya pincang. Ternyata janda yang baik hati dan tidak tidak perhitunga
al pecal lele. Lalu dengan langkah sedikit terseok berjalan ke parkiran mo
ot bonceng saya, sambil bawa bayi gitu," kata Amin samb
rin, membelah jalan raya sambil
nya Amin berbasa-basi, saat m
kerja, Bang. Sekal
u. Mau k
ezeki hari ini, Bang, karena kaki saya cacat. Ta
anaknya di
Saya titipkan
u. Semanga
t Bang. Ya, walaupun cacat, saya yakin, saya masih be
ekarang tidak terlalu dingin, karena ada bali
waktu, saya deh gantian yang traktir," k
alu melesatkan motornya, meninggalkan Amin yang masih berdiam diri di depan gang. Setela
ar. Keduanya tengah duduk merajut kasih di kursi teras rumah Jihan. Amin menoleh, tepat saat Jihan pun menyadari kehadiran Amin di d
mah, lalu masuk ke da
dengan janda malah ditraktir.
*
samb