didominasi oleh ibu-ibu yang akan atau baru pulang dari pasar. Amin meneguk tehnya perlahan, sambil menikmati udara pa
arena memang setelah mendapatkan yang wanita itu mau, Jihan dapat tertawa lepas bersama lelaki lain. Meninggalk
rada di depan kiosnya. Janda beranak dua itu sedang membawa sesuatu
nya Amin sambil celingak-celinguk mencari kendaraa
motor saya, tapi mau benerin hati saya," ujar E
tuk memastikan, bagian tubuh Elin yang sakit. Elin mengangguk,
apa harus dioperasi?" tanya Amin dengan polosnya. Tentu saja
e dokter, Bang, tapi
berusia tujuh tahun, sambil menyodorkan semangkuk kolak pisang hangat pada Amin. Anak
gkuknya," balas Amin dengan wajah sumringah penuh suka
duluan janda lainnya. Padahal di tangannya membawa plasti
a permisi dulu." Elin cemberut, dengan bergegas naik ke atas motornya, lalu mele
g selalu mencoba menarik perhatiannya. Amin melihat kotak bekal nasi goreng dengan telur ceplok, serta tak lupa kerupuk di bawakan juga di dalam plastik lebih kecil. Aroma nasi go
mulai menyuapkan s
ragu saat suapan kedua nasi goreng, perutnya mulai bergolak. Amin memutuskan
n saja deh, nan
lan ke depan untuk melihat siapa yang datang.
tornya. Senyuman manis ia berikan pada Amin yang tentu saja sen
saat menghampiri motor Sena yang te
to ayam santan untuk Bang Amin." Sena menyerahkan pap
ni," ujar Amin sungkan, tetapi tangannya me
enikmati masakan saya," ujar Sena sambil na
berikan oleh ketiga wanita janda padanya. Beruntunglah ia hari ini, bisa pengiritan makan mulai dari
ng tadi dipakai untuk menyuapkan nasi goreng yang pedas, lalu dipak
ucapanya de
r
ti, membuat Amin b
in berdiri di depan bengkelnya, lengkap dengan baju
a belikan juga. Ini, Bang. Udah ya, saya jalan lagi, Assalamualaikum." Dengan se
imakasih kepada Ririn, wanita itu malah langsung saja pergi. Ad
saja. Untuk makan masakan bersantan, dia masih ragu, karena perutnya masih belum
ak-mbakku semua,"
e
e
p bubur ayam enak, langsung menenggak air putih hangat di dalam tumbler miliknya.
on
Jihan di sana, perasaannya langsung tidak enak.
tidak berani ia membukanya. Jujur,
uga. Akhirnya Amin m
dengan Bang Edo. Bang E
an. Tiba-tiba saja, angin sejuk seakan bertiup ke
ma Jihan, sedang tertawa puas be
ihan. Manfaatkan dia, lumayan Abang jadi rada ngirit. Uang A
*
kor singa sedang
samb