terobati. Ini yang dinamakan berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian,
pemandangan yang menawan. Diiringi hembusan angin yang menyejukan hati dan pikiran. Warna air yang hijau kebiru-birua
sehingga tidak bisa diterjang ombak ganas. Segara Anakan tercipta karena ai
04.00 sore sampai
byur
aian atas dan melompat berenang, te
kami!" teriak Eben dengan menikmati kesejukan air Segara Anakan. Lalu mereka
wah segara tersebut. Dia mengajak mereka berdua
ng mengajak Afifa, agar ikut berenang bersama mereka. Afifa
sepoi dan kesejukan air yang benar-benar menyegarkan badan, mereka berse
kaian. Karena disana tidak ada kamar mandi. Setelah semua selesai dari mendirikan tenda dan ganti pakaian. Mereka mend
i di tempat
ang sangat luar biasa!" teriak Benesh karena merasa
begitu indah C
kagum akan keagu
dilihat oleh mereka. Mereka terus selfie send
gan sopan terhadap Eben, sekaligus mengharapkan Afifa
saan Andrian terhadap Afifa, dan Afifa pun begitu,
rian. Mereka saling berpelukkan dan memandang. Kesan romantis tersebut
Afifa dengan melepaskan pelu
gan senyum lebar, jantung bedegup
fifa, melihat tingkah laku mereka ber
udah terbiasa melakukan hal itu. Bahkan aku sering melihat yang lebih,
n yang tidak dimiliki orang pada umumnya. Afifa seorang indigo. Dia bisa melihat, mendengar, dan berbicara dengan makhluk
edang melihat dan menikmati pemandangan, sampai membuat mereka lupa wakt
elihat keelokan panorama, sedangkan kamu dari tadi me
u, tapi pemandangan yang di sebelah aku memang memuk
Karena Benesh juga peka apa yang disamp
era tiba. Mereka melakukan aktifitasnya yaitu, solat. Meski tidak ada masjid-masjid, tapi mereka tetap bepegang teguh dengan ke
r, senter, terutama makanan. karena disitu alam liar, jadi dilarang menyalakan api, takut ada binatang buas yang akan mendekati mereka. Mer
n rasa yang aku suka. Tapi kenapa mereka begitu menikmati makanan ini? Atau karena mereka sudah terbiasa dengan makanan mereka di dunia m
ng lucu dari makanan ini?" tanya Andrian. Afifa t
kumpul bersama lagi setelah sekian lama. Mungkin ini m
eka berdua membuatnya berhenti
nyanyi di sebelah Andrian. Aqeel terus menatap Afifa, melihat keelokan rupanya. Dan daya tari
uka Pucat, dan membiarkannya berbaur bersama mereka. Karena makhluk tak kasat mata tersebut tidak mengganggu teman-te
aget semua. Benesh dengan mulut menganga, wajah pucat, dan
? Bikin kita khawati
ada darah, muka hancur, sangat menyeramkan. Di ... sana ... di ... bawah pohon itu." Tanga
u kali, Nesh? Karena kamu kecapean
gkin itu rumahnya. Mungkin makhluk itu menampakkan diri karena terasa terusik. Afifa lalu menghampiri pohon te
jajanan dan kencing disitu?" tanya Afifa
cing disitu .
uang bungkus jaj
ah yang sudah disiapkan. Dan menyuruh Eben menyira
isuruh nyiram! Besok juga
ggal siram apa susahnya, tidak sampai satu jam, kan?" timpal Andrian. Andrian memah
gu pohon, disusul Aqeel agar makhluk tersebut melepaskan mereka, jangan mengganggunya. Makhluk tersebut mana berani sama Aq
dan tahu semua itu perbuatan temannya. Karena yang ada disitu memang mereka, tidak ada pengunjung lain. Aqeel hanya mengerti kalau
Muka Pucat kepada wanita yang disebutkan Benesh, membua
ebih hati-hati lagi dalam bertindak. Jaga kebersihan. Kalian pernah dengar ada yang kesurupan karena hal sepele. Bagi kita sepele, tapi bagi makhluk yang tidak kita lihat men
h dia melihat kita? Jika tidak melihat, bagaimana dia menger
ki tidak melihat, namun memahami seluruh ba
an terhadap Afifa. Dia sekarang seperti penguntit. Dimanapun Afifa berada, disitulah ada Aqeel. Afifa hanya b
tanya kepada Afifa, "Apa yang kamu lihat tadi? Aku tahu k
untuk membuat suasana yang
raan Benesh, karena akan menguak jadi diri
ereka duduk berdampingan melanjutkan nyayian
dan kekiri. Isyarat bahwa jati dirinya tidak boleh terbongkar. Aqeel melihat mereka berdua, namun
akhirnya menikmati suasana yang riang. Tidak hanya Aqeel, Andrian juga memperhatikan Afifa dari tadi.