m itu. Ditepi laguna ditengah hutan. Mereka semakin menikmati kebersama
hoam,
masih bisa berkeliling menikmati tempat ini,"
awab Eben dan
ih duduk dengan santai dan dilihat oleh Afifa. Afifa
masuk ke tenda? Malam suda
engan keindahan alam yang begitu eksotis," jawab Andri
luan," ucap Afifa sambil berdir
ta Andrian yang spontan memegang tangan Afifa dan dengan muka yan
di aku lihat kamu termenung. Atau tempat ini tidak seperti yang kamu ing
h Andrian berbinar, dan terlihat raut mukanya oleh Afifa. Afif
u juga tidak fokus. Raga kamu disini, tapi pikiran kamu entah kemana.
isah," jawab Afifa dengan melirik Aqeel yang d
ga ada pemikiran tertentu, dikarenakan ada sesuatu," kata Andr
fa mendengar per
nya. Tidak aku sangka, dia dari tadi mengikuti aku. Ah, aku berpikir terlalu berlebihan. Mungkin bukan aku, tapi teman aku, disini kan ad
mu melamun. Ada apa,
gi kita akan berkemah bersama. Sepertinya ini momen yang terindah bagi kita. Tidak tahu kedepa
n, "Kamu mau nikah
, setelah ini ada yang nikah. Kita kan tidak tahu pribadi merek
a membuat An
k Afifa berkemah, agar dia bisa menyatakan cintanya, melamarnya, dan untuk menikahinya. Dulu Afifa menolaknya
ar Afifa. Selama ini mereka berdua tidak pernah miskomunikasi. Walau mereka jarang bertemu dan bersama karena pekerjaan mereka masing-masing. Andrian sangat sediki
n?" tanya Andrian dengan raut muk
drian?" jawab Af
belum siap jawab, tidak perlu jawab sekarang, kok. Lain waktu kalau kamu sudah siap, tapi jangan kelamaan. Maaf, aku bukan ora
Andrian kecewa atau lainnya, "Baik Andrian, kalau aku sudah siap
mereka menjadi canggung. Andrian mengalihkah pembicaraa
, terus kamu meminjamkan buku kamu ke aku. Lalu aku masukin kedalam tas, kita sama-sama ditegur,
saat datang bulan. Memang aku niatkan untuk berlama-lama di toilet. Karena sikap kamu waktu itu, kita berdua jadi disuruh bersihin toilet sekolah be
di sekolah. Kenapa tidak jujur sama guru bah
u ada yang dengar aku sakit perut disebabkan datang bulan. Karena dulu semua masih bersikap kekana
a agamanya jadi banyak yang iri padanya saat itu. Andrian memang dari SMA sudah dekat denga
enda masing-masing, karena udara
haannya. Andrian berubah sikap saat bertemu dengan Afifa. Andrian mengalami kecelakaan saat itu, cukup parah lukanya. Afifa yang sedang berjalan menuju sekolah melihatnya dan membawanya ke Rumah Sakit terdekat. Diambillah H
a, Afifa menjelaskan, dia sudah menghubungi keluarganya, namun tidak ada yang menjawab. Terlihat kekecewaan di wajah Andrian te
aat itu. Hanya ada Afifa dan Andrian saat itu. Orang tua Afifa pergi karena pekerjaan dan sudah mengurus administrasinya. Begitulah Andrian bert
au menolong anaknya, dan menemaninya sampai mereka datang. Orang tua Andrian memberika
adalah teman aku." Afifa menuju
tanya ibu Andrian. Terhentilah lang
Bapak aku petani, Bu?" Ibu Andrian lalu m
terima kasih kami kepada orang tua kamu. Kami tidak ingin hutang bud
leh ibunya dan membuatnya tersenyum.
bu masih merendahkankannya!" kesal Andrian kepada ibunya yang ber
udi. Lagi pula dia hanya orang biasa, sangat lucu k
." Mendengar Sang Ayah berkata, Andrian terus memiringkan badan, memejamkan mata, dan berpura-pura tidur membelakangi orang tuanya.
nemani sampai anak mereka sembuh. Namun orang tua Andrian hanya pekerjaan yang mereka pikirkan. Andrian mulai meneteskan air mata. Dan mengingat Afifa dan keluarganya yang mau
aan menumbuhkan benih-benih cinta yang begitu dalam terhadap Afifa. Bahkan sampai menginjak dewasa Andrian tidak mau menerima perempuan mana pun. Andrian hanya tertuju kep
lalu saat di kagetin Eben yang mel
kirkan sampai seserius b
a?" Alih Andrian sambil m