rnya bisa ketakutan Afifa. Tapi, berapakah umur Afifa sehingga aku tida
kamu?" jawab Aqeel dengan santai dan
k," jawab Afifa d
menung sejenak, dia sepertinya agak bingung dengan pertanyaan yang satu ini. Ah, aku harus lebih hati
m lega dengan pertanyaan Afifa sendiri yang menjawabnya, 23 tahun. Aq
temukan. Mari kita kesana, Fif?" ajak Aqeel dengan harapan Afifa meny
akannya
di
lai dirasakan Afifa me
sebenarnya? Apa yang harus aku lakukan? Aku harus melakukan strategi agar dia tidak membawa aku. Sepertinya dia mempuny
u tidak akan mencelakai kamu atau pun merugikan kamu." Panggilan dan penje
bilang sedang tersesat dan singgah disini, Kak?" tan
u kagum. Dan di sebuah hutan ada desa yang jarang orang tahu karena terisolasi. Aku berniat mengajak kamu kesana, karena kamu pasti suka. Bisakah kamu memaafkan aku atas kebohongan dan menerima niat aku, Fif?" jawab Aqeel, membuat Afi
, Kak? Tidakkah kamu tahu malam sudah sangat larut, bahkan beberapa waktu lagi pagi, Kak?" Afifa dengan berbagai alasan untuk menolak Aqeel. Tujuan Afifa menolak dengan pura-pura menujukan kekecewaan karena s
ngan kirinya dengan erat saat Afifa berniat kembali ke tenda. Berh
ini, selain puca
g Afifa semakin erat, dan tidak mau melepaskan. Saat balik
aku kemana, Kak? Kamu
mperkenalkan desa tempat ting
in sedih. Pagi hari juga dia berniat menyetujui keinginan Andrian. Karena selain dia sudah cukup usia untuk menikah, juga karena sudah lama mengenal Andrian. Aka
lama-lama. Takut teman
Afifa mengikuti Aqeel masuk dalam hutan. Hati Afifa bertanya-tan
kebohongan Aqeel belaka? Tapi jawabannya seperti meyakinkan hati. Aku pun menjadi semakin pen
n Afifa, dia memberi tanda jalan dengan menjatuhkan kalung mutiaranya satu persatu, dan ranting pohon secara kombinasi sebagai petun
ng kamu sebutkan, Kak? Sepertinya tempat y
rtigaan itu dan berkata, "liha
h jalan disitu semua sama. Pikiran Afifa yang terus berperasangka negatif terhadap Aqeel. Afifa meng
mencoba mengamati namun a
bahwa jalan lurus sebelah kiri adalah jalan lain untu
in melewati jalan setapak yang dekat den
gukkan kepala dan Aqeel tersenyum, tampak t
di pohon terdekat sebagai tanda jalan keluar. Afifa berpikir, jika teman-teman tidak
qeel dengan kekuatannya, setelah Afifa meletakkannya. Aqeel tersenyum, seberusaha Afifa, dia tidak bisa menipu Aqeel. Aqeel hanya menghapus
makin mencekam karena memas
ranting di
tanganku agar kamu tidak jatu
rima kasih," tolak
anan lagi. Mereka berjalan se
er dalam kegelapan yang gelap gulita dan dengan udara yang seperti es, sa
kamu berkenan peganglah tanganku, Afifa?" jawab Aqeel, membuat Afifa menyetujuinya dan mereka berjala
sudah melewati rawa yang lumayan pa
el dengan senyum dan engg
kesamping kanan dan kiri. Saat senter mengarah depan terlihatlah harimau yang sudah dekat dan menghadap Afifa. Terkejut
ucap Afifa dengan nada lirih dan
ubah wujud dan memberi salam penghormatan dengan membungkukkan badannya. Aqeel mengangkat tangan dengan telapak tangan terbuka menghadapnya, tanda menerima p
ngan cepat di dadanya dan merasa
manusia ternyata berbeda dengan suhu tubuh aku. Apakah Afifa merasakan dingin saat dia
aja, tidak bisakah kamu memberi perlawanan atau berpikir untuk melarikan diri dari binatang buas tersebut," tanya Afifa yang masih memel
Jika kita bergerak binatang tersebut akan menerkam, karena dia kira kita mau menyakitinya. Jadi tunggulah beberapa saat janganlah
t pucat tersenyum. Hati merasakan kedamaian dan tenang. Dia juga semakin lama semakin tidak enak hati,
tidak menunjukan keganasannya," kata Afifa dalam hati dan berusaha untuk menenangkan diri sendiri. Hati Afifa pun sedikit tenang. Karena Afifa berpikir Aqeel adalah makhluk berb