a terhadap Andrian. Hati Aqeel menjadi gelisah untuk jawaban yang akan membuat dirinya kecewa, karena menyetujui permintaan Andrian. Dia khawatir, jika dia menampakkan diri akan membua
ngikuti kata hatinya, dan mem
bat saat masih remaja. Akan menjadikan perpecahan diantara mereka, jika sampai menolak kedua kalinya. Afifa takut kehilangan Andrian juga. Pikiran Afifa antara menerima dan menolak saat i
hari sudah semakin larut. Aku temui dia atau tidak?" Kegelisahan Afifa akan bayangan tersebut yang dikira adalah Andrian memb
malam yang sudah sangat larut?" tanya Afifa dengan muka terkejut. Bulu kuduk Afifa lalu berdiri. M
ti Andrian, tapi ternyata yang dia tuju adalah aku, Apa sebenarnya tujuannya? Ah, aku tidak boleh terlalu berpikir negatif
Dia memakai pakaian muslim saat itu, baju koko putih dan celana putih be
idak buruk juga. Kalau dia manusia bisa aku ... Ah, apa yang aku pikirkan. Fokus Afifa ..." gumam
at. Karena normalnya kita manusia biasa tidak bisa melihat hal gaib. Jika kita sudah lama berinteraksi dengan mereka, akan menjadi suatu kebiasaan seperti manusia pada umumn
opan dan bingung harus panggil apa? Antara buyut, kakek, atau lainnya. Karena umur dia
erkeliling dan akhirnya melihat ada tend
u, Kak?" tanya Afifa dengan
hat. Tapi dia makhluk pendusta juga, dikira aku tidak tahu dari tadi kamu mengikuti kami, kenapa tidak jujur saja padaku. Pakai alasan tersesat se
tadi mendengar dari teman yang duduk bersamanya saat Afifa mau masuk ke tenda dan memanggilnya. Dia mendengar dar
h jauh, Afifa?" pinta Aqeel
erus terang, membuat Afifa terkej
apanku, jika menerimanya ditakutkan tujuan makhluk itu tidak baik. Duh, apa yang harus aku
aik jika kita lanjutkan dan masih ada hari es
rsama Andrian. Lalu Afifa masuk ke tenda dengan cepat. Tapi saat Afifa mau masuk tenda, dipanggillah dia oleh Aqeel. Afifa pura-pura tidak dengar, namun kaki Afifa b
tangannya untuk menghentikan langkah Afifa. Aqeel khawatir, jika tidak saat ini tidak ada kesempatan lain untuk membawa
Afifa dengan terpaksa men
Ingin ditemaninya. Namun Afifa tidak tahu tujuan Aqeel yang sebenarnya. Dan Afifa saat itu tidak berani menolak, saat itu bingung dengan alasan yang jika salah bicara akan mem
ah, membuat Afifa terhenti dari langkahnya juga. Aqeel menatap Afifa dan memanggil ratusan kunang-ku
n-teman hanya satu? Inikah sihir yang dibuat Aqeel? Apa sebenarnya tujuan Aqeel?" Pikiran
nya di kelilingi kunang-kunang tersebut. Afifa terus menikmat
kewibawaan ada pada diri Aqeel. Ah, apa yang aku pikirkan, mungkin Aqeel penyihir yang tangguh? Aku harus semakin hati-hat
t dengan Afifa. Afifa menjadi canggung dan mengalihkan perhatian dengan mengangkat tangan dan mengarahkan jari telunjuknya kesalah satu bintang yang paling terang. Aqeel menghentikan gerakan dan menghormati sikap Afifa. Aqeel berpikir m
uk mengalihkan perhatiannya juga. Dia berharap makhluk itu
n santai, nada lembut, dan senyum simpul. Aqeel jadi berpikir, apakah
erfikir apakah ada Universitas di Negerinya? Atau
tanya Afifa semakin penasaran terhadap Aqe
ebagai dosen," jawab Aq
tentang Aqeel yang berbeda dengannya. Afifa berpikir benarkah yang dikatakan Aqeel semua benar. Dia lulusan Universitas dan b
in gelisah. Akhirnya dia beranjak keluar dari tendanya niatnya untuk menghibur diri, jika merasa lelah, dia akan bisa tidur. Aqeel melihat Andrian yang keluar dari tendanya. Melebarlah mata Aqeel. Dia cemas, jika keluarnya Andrian diketahui oleh Afifa akan merusak semua rencana yang dibua
at tenda teman-teman aku?" tanya Afif
bali mena
an kamu. Tapi, ternyata dia memilih jalan yang berbeda?" jawab Aqeel deng
ingin," sindir Afifa. Supaya membuat Aqeel tidak enak hati dan menyuruhnya masuk ke dala
. Aku juga tidak tahu terhadap perasaanku sendiri. Kenapa hati aku s
-benar risau saat itu. Afifa menjadi risih dengan sikap Aqee
ifa dengan hati-hati. Dia memberanikan bertanya seo