*
mu beran
a,
a-kira, kamu bisa ngga
-apa sih, aku jadi takut kuala
tantangannya. Ya, kamu bi
u pikir d
*
membekas di pikiran ini. Apalagi setelah aku tahu, gadis yang dulu aku nodai kini menjadi tetangga
a di Bidan Kusuma ya." Tiba
Bidan
eminggu yang lalu. Tetangga sebelah
a dulu. Wajahku jadi menegang, untung saja Andin sudah pergi. Perasaan bersalah dan gejolak cinta di masa lalu, kembali mem
Aku sudah berusaha melupakan Kusuma, dan memulai hidup ba
*
a. Aku selalu beralasan, bahwa jarak ke tempat periksa cuma lima langkah, jadi dia bisa sendiri ke sa
mau tahu ya," uja
, Sa
tiga nanti, Abang
dah-muda
luangkan wakt
ayang .
bisa menepatinya. Untuk saat ini, yang penting Andin tidak cemberut
. Secara diam-diam, aku kadang mencoba mengintip dari
aan itu dalam benak ini. Sudah sekian bulan lamany
-
ibunya. Wanita berkulit putih itu memang manja, baginya sekali sebulan wajib n
it terlihat sedikit mendung, mungkin akan turun hujan, aku kembali masuk dan mengunci pintu. B
Suara di luar sana
uka pintu, lalu terkejut keti
sum
nga. Dia hendak pergi, tetapi langsung a
ba berontak, tetapi entah kenapa aku justru menari
bergetar, tangannya berusaha meraih
Aku mau keluar," ucap
lut kerudung. Wajahnya membuat aku lupa di
erteriak!" ancam Kusuma de
lah!" t
..
Kusuma terlihat semakin ketakutan, memang jara
cantik," ucapk
idak semestinya," ucap
amu sudah
mu menanya
amu sudah
suma membalikkan t
mu, pasti banyak ya
amu lakukan dulu?"
kah kamu juga
langkah, me
Bang?" Kusuma
ita ulangi kenanga
cam, Bang. Tolon
api setelah a
sung menahan tubuhku agar tidak menempel dengan tubuhnya. Kekuatannya tidak mengalahkan keinginan di hati ini. Kedua tanganku membat
ya? Atau semuanya hanya
ah cantiknya. Napas yang mulai membur
--