berat meninggalkannya dalam kondisi seperti ini. Aku mem
aku meninggalkannya, siapa yang akan merawat luka Axel? Lebih dari semua itu, aku pun merasa
a spontan aku berbalik kembali ke ranjang dan menggenggam tangannya, berus
iri, seharusnya aku mengikuti akal sehat dan meninggalkan tempat terkutuk ini, tetapi yang kulakukan malah
an kepala ke tembok untuk berpikir jernih, tetapi
olehnya? Atau aku ...
h jatuh cint
sangat me
ku. Aku malah dengan senang hati mengompres kepalanya dengan air dan membubuhi obat pada lukanya menggunakan salep yang pernah di
gauannya. Membuatku merasa aneh, apa yang dita
alu kelam, yang terus memba
ah karena kematian adikku .... Aku menggelen
a tak berdaya oleh luka hati. Reminisensi mengambil ali
kir jelas di balik kelopak yang berkedut, aku m
betapa kasarnya kulit sebagai seorang wanita, perjuang
kenapa harus adikmu?" Kalimat Ibu ter
Ibu. Hanya anak lelaki yang selalu dihargai dalam keluarga, dianggap sebagai penerus keturunan. Semua perjuanga
hidup di ibu kota tanpa siapa pun. Dihina, diperlakukan kasar dan
t, bukan robot tanpa hati, atau rasa Lelah.
enangkan kecamuk jiwa. Lupakan semua, itu hanya masa lalu, asaku mem
rlahan kubuka bajunya. Wajahku memerah saat teringat Ia menghentikan
ukan hal yang sama? Tetapi kasiha
u melanjutkan membuka
ku tidak berbu
ada putih Axel tampak tergores-gores, lukanya membekas dalam. Mu
di atas bekas
yang telah kau alami? Sehingg
Perlahan kubalikkan tubuhnya. Ia berg
punggungnya, seperti luka karena cambukan yang
p dalam sehingga ada ceruk-ce
ung Axel, tergores jari saja rasanya sudah menyakitkan, apalagi hingga
s, tak pernah sekali pun aku melihatnya mengenakan kaus tanpan lengan atau
lalunya, inikah yang men
atas luka yang disandangnya. Aku ingin tahu tentang diri pemuda ini lebi
. Kubuka lemari bajunya dan mengeluarkan baju ganti, setelah be
ku. Dengan kunci berbentuk aneh yang kurogoh dari sa
edang menggeledah barang-barangnya. Di laci itu, aku menemukan sebuah p
a lagi halaman berikutnya, yang berisi tempelan kartu nama perusahaan. Kubuka lagi dengan cepat halaman-halaman berikutnya, tetapi tidak adarak-abrik isi laci tersebut hingga bagian terdalamnya, karena terlalu keluar kutarik, meny
ngla
arik na
r saj
pasti Axel akan terbangun. Ja
Apa
sanggahan laci, perlahan kuletakkan laci itu ke
mpak menguning oleh waktu. Kutepuk-tepuk buku itu untuk menghilangkan debu, bau ape