mah sendirian," ujar Tante Maya lagi sa
u ke mana, Lun?" Om
luar kota,
angguk. "Ya, mending nginap
Niko juga kangen ingin main PS
luh tahun itu. "Ya, malam ini
langsung te
, aku menemani Niko bermain PS, sementara Om Berend dan Tante Maya naik ke lantai dua, m
yang dilakukan Tante Maya dan Om Berend di kamar? Mereka itu sepasang suami
k berkilat-kilat karena keringat. Kontan saja aku melongo melihatnya, bukan hanya karena melihat tubuhnya
tunya tidur, ya," ujar Om Be
ok libur, Pa,
ggak ada yang tidur di atas jam sepuluh malam. Udah
anti kalau udah mau tidur, langsung ke kamar tamu aja, ya, Lun. Jangan sampai ketiduran di sofa," ujar
ya, Om,"
k ludah melihat jakunnya yang bergerak turun naik saat meneguk minuman dingin itu. Aku jadi ingin menjadi minuman itu agar bisa me
opi untukku. "Nih, mending minum kopi
k perlu repot-repot bikinin kopi segala, aku kan
dari tadi ngelamun mulu." O
semakin salah fokus pada tubuhnya dan pada titik keperkasaannya yang kuyakini begitu perkasa itu? Aroma tubuhny
engaja mencari topik pembicaraan untuk
. "Dia selalu tidur pu
hell! Berani-beraninya dia menceritakan per
tas umur tiga puluh, gairah bercinta seorang perempuan akan menurun
rtanyaan, apa maksud Om Berend membahas hal itu denganku? Apa maksudnya Tante Maya s
g saja aku salah tingkah karena lirikan itu. Aku membasahi te
suamimu, Luna? Apakah meny
ingkat dengan a
i bercinta kalia
anyaan yang begitu berani itu
ngerutkan da
n juga kuceritakan bahwa aku bar
elewatkanmu setiap malam, apa lagi sampai meninggalkanmu ke luar kot
ki punya pemikiran seperti itu, Om. Mungk
mana-mana, aku langsung berinisiatif untuk menyudahinya. "Om, aku mau
na.
ngan mata coklatnya, menimbulkan detakan yang sulit untuk didefinisikan. "K
mu? Apa aku boleh memintanya malam ini? Bola mataku kembali menjalar ke tubuh atletisnya. A
i. Tiba-tiba aku mendengar suara televisi di luar. Apa Om Berend belum tidur? Aku pun melangkah pelan menuju pintu. Dengan te
ri. Ia melakukan itu dengan sebelah tangannya. Meski samar, dapat kudeng
ibir ketika merasakan sengatan dari sentuhan tanganku sendiri. Mataku terpejam sementara tanganku sudah bergerak turun ke balik celana jeans yan
lum tid
mar yang memang kubuka sedikit untuk mengintipnya tadi. Wajahku langsung berubah merah padam. Sejak kapa
. Oh sial, kenapa juga aku
ih sibuk merapikan kancing kemeja. Ia tersenyum penuh arti.