beringsut mundur. "Om ... mau ngapain?" li
menutup pintu, aku semakin gemetaran. Oh Tuh
ku spontan mengeluarkan desahan kecil. Untung saja aku cepat sadar. Aku pun
rbangun sampai pagi. Sekarang giliran kamu yang kupuaskan
puaskan oleh seorang laki-laki, tapi suamiku tidak pernah memberikan
ini terlarang, aku sama saja mengkhianati Tante Maya yang telah begitu baik padaku. Tapi logikaku justru mengatakan bahwa aku membutuhkan
ucutinya. Om Berend memberikan cumbuan panas di bibir, sementara tangannya terus menjalar di tubuhku. Aku gelagapan menanggapi ciuman itu. Om
an aku
tersebut. Sadar Luna! Sadar! Laki-laki ini adalah suami tantemu! Tapi, bagaimana mu
yang dilakukan oleh laki-laki itu, bahkan aku tidak sempat melihat seberapa besar kepe
Maya terbangun dan melihatku apa yang aku lakukan dengan suaminya. Ah, tolol, kenapa juga aku
dali. Sekitar setengah jam berselang, aku mengerang. Om
kecamuk, antara malu, sedih, merasa bersalah, tapi juga merasa senang di saat yang bersamaan. Om Berend b
*
un?" tegur Tante Maya ketika
umah, meski tuan rumah itu juga tanteku sendiri. Ya, tidurku tadi malam memang nyenyak s
mpiri Tante Maya di dapur. Aku
uar kota, kamu menginap di sin
etiap akhir pekan ke l
p akhir pekan juga ka
dengan asisten
prihatin. "Suamimu
gitulah
. Tapi kita juga butuh waktu untuk menikmatinya, Lun. Coba deh kamu ajak suamimu bicar
. Makasi,
ntai dua. Ia mengenakan setelan olahraga, celana training dan baju kaos ke
Sayang?" tanya Tant
lalu fitness setiap ming
bulanan, sementara mobil satu lagi masih di
bil kan, Lun?" tany
dari tadi berusaha untuk tidak men
epan itu punya kamu, ka
a,
sampai tempat fit
gizinkan, aku hanya tidak nyaman lagi deng
lang pagi ini, Lun?" t
u aku akan berangkat bersama Om Berend. Tapi jika aku menggele
e," jawabk
bareng Luna aja, Sayang," uj
lagi yang akan Om Berend lakukan padaku nanti. Tapi, tidak bisa dibohongi ju
te Maya. "Aku pulang dulu ya, Tante,
ih tips gimana caranya supaya suamimu betah di rumah
suki mobil. Om Berend yang menyetir
ta, Lun?" tanya Om Berend memecah
agi, Om,
i. Firasatku mulai tidak enak. O
Om?" tanyaku pada Om Berend ketika ka
s di rumahmu saja
lotot. "Ma-ma
enyukai olahraga sep
is kepiting rebus. "Jangan aneh-aneh lag
malam saja kau selalu meminta lebih. Kau lupa, Lun? Tadi malam kau selalu mengatak