okok bersahutan menandakan fajar telah tiba. Seperti pagi ini
am bulan. Itu pun hanya akan dibayar separuh untuk menangguhkan agar Habib tidak dikeluarkan
mbari menguncangkan tubuh Habib
nya. Di lihatnya jam dinding yang sud
" pangg
a,
i dan melaksanak
ngguk pel
buh. Hari ini ia kesiangan karena bundanya tidak membangunkannya untuk salat subuh di mesjid. Biasa pukul lima pagi Hab
engan memakai seragam sekolah. Baju putih panjang yang
i sebelum Habib sekolah Ayi terlebih dulu mensetrika agar tidak terlihat kusut. Bahkan celana pun hanya satu tidak ada yang lain untuk dipakai
ah karena memang ia sekolah di I
karena belum bisa melunasi biaya
kan bayar separuh dulu, Nak. Agar k
dari mana untuk meluna
ayar rekening listrik. Bunda, bisa pakai itu dulu
lam piring Habib. Singkong itu kemarin sore ia
ta nanti gimana k
ing sekolah saja biar pintar. Soal pembayara
kaget atau pun manja karena memang bukan cuma sekali saja ia makan singkong untuk men
anya memakai garam. Habib tidak pernah mengeluh atau pun perotes. Habib faham betul jika
ib kemudian. Ayi hanya menggele
a, sedang berpuas
oh
kolah yang sudah banyak jahitan. Ia tidak merasa malu memakai tas s
t!" ucap Ayi semba
ahut Habib me
sekolah pukul tujuh lewat lima belas menit. Jarak yang di tempuh dari rumah ke sekolah lumayan jauh. Melewati kebun sawit
guru yang ada di kantor sekolah unt
kolah Ayi berdiri
alaikum,
lam," jawab
datang ke sekolah
Ayi datang
ndahara, ya? Aku mau bayar tunggak
k berani menatap pandang
ara ada di dalam," tunjuk Us
engikuti arah yang d
Ustaz," lanjut
an mengang
laikum,"
am," jawab gu
bayar tunggakkan uang sek
an dudu
bisa membayar tunggakkannya tig
Untuk sementara Habib kami sekor tidak boleh sekolah, j
Apa tidak ada cara lain ag
menggeleng
an dari sekolah. Agar anak saya bis
Saya hanya menjalankan tuga
kalau gitu,
ari saku gamisnya lalu menye
ulan, y
gangguk
saya ca
p Ayi kemudian setelah memba
engan gontai meninggalk
ke ruang kelas Habib dan
l Ayi melamba
bundanya yang berdiri di
Bunda?" ta
pulang
Bunda? Habib,
bisa munasi uang sekolah kamu. Kamu belajar di rumah saja dulu seme
abib, mau sek
ensejajarkan denga
punya uang akan dilunasi dan kamu b
cuk kepala Habib d
ndanya. Segera ia kembali ke dalam ruang kelas u
melihat anaknya harus pulang karena ketidakadaan biaya untuk melunasi tun
um bisa menjadi orang tua yang b
a kini mulai
nya yang sempat ia keluarkan tadi dan memasukkan kembali
l Satria tema
mbalikkan badann
sahut
awa tas. Kayak mau pul
g mau pula
m dimulai. Sebentar lagi Ustad Rahman datang menga
belum melunasi tunggakkan uang sekolah tiga bulan lagi," tutur Habib. Ia pun
menghampiri bundanya yang berdiri me
kita pulan
u mengiyakan ucapa
ridor sekolah beriringan
*
ran ia terlebih dahulu mengabsen murid-murid yang hadir. Seperti biasa para murid akan dipanggil s
ta pelajarannya kecuali Habib yan
" pangg
idak ada
ngulangi kembal
ab
ng tidak a
angkunya apakah tadi melihat Habib atau ta
panggil Us
az," sahu
aril
z Rahman yang duduk di depan rua
apa,
angkumu? Habib kenapa tidak
angguk. "Ta
tang? Apa dia sakit?" tanya
r di kelas. Ia selalu menjadi j
menjadi juara umum karena otaknya yang p
an gamblang kenapa Habi
masuk kelas Pak Ustaz. Tapi,
kena
g karena ia belum melunasi tungg
berkerut. "Jadi, kar
li menganggu
tuk duduk. Ia pun segera menyampaikan
*
sam