k timur. Aku sudah bersiap-siap untuk berangkat meneman
ng dalam tas ransel. Tidak banyak yang kubawa, karena memang kami hanya b
Pak Nurmin juga memberikan alamat Mas Anan yang ada di Jakar
ada di Jakarta," ucap Pak Nurm
," balasku me
g sukses di sana. Rumahnya besar dan
tentang kesuksesan mas Anan da
ukses, toh akhirnya ia m
direktur terkenal dari perusahaa
Nurmin menje
pa, Pak?" tany
at, sebelum akhirnya ia melanju
u sudah menikah di kota Jakarta. Dia juga sudah mempunyai seorang
berdetak setelah mendengar
a ini di Jakarta punya keluarga baru d
menganggu
ata. Pantas saja selama merantau mas Anan tidak pernah pulang. Ibarat k
Jakarta, tapi tidak pernah sekali pun
k Nurmin, seketika wajahnya memerah seolah
in Bunda dan punya Adik bar
sama Ayah, Nak. Biar bagaimana pun itu teta
yah, tega ninggalin kita dan pun
i awan yang tadinya terang kini berub
ma ini, Bapak sudah berbohong
engihklaskan Mas Anan memi
ut wajahnya terkesan sangat
di Jakarta. Bapak, cuma bisa bantu doa, agar kamu bisa pu
lembar warna merah ke dalam sa
Pak," ba
itan pulang untuk melanjut
bib. Bapak, mau melanjutkan pekerjaan yang ter
lam," jawab k
tang bersama Ustaz Rahman. Bu Helmi beserta sua
anya Bu Helmi semba
tnya dengan
," jawabku
staz! Biar, Bunda duduk di belakang sama
peduli dengan warganya. Hal sekec
angguk. "I
ersilahkan aku dan Habib masuk ke dalam. Bu Helmi ju
aju meninggalkan desa. Perjalanan dari rumah k
*
aruda dari Medan menuju Jakarta. Ustaz Iman membelikan tiket penerbangan dengan uang pribadinya. Bukan ada maksud t
n celana panjang kever berwarna hitam. Penampilannya layak disebut pria masa kini. Pun
aikum," uca
ke arah Ustaz Iman d
lam," sahut k
n Farzan,"
yalami Ustaz Iman dan m
ersenyum. "Sudah siap bera
uk pelan. "Sia
iri?" tanya Ustaz
Ustaz Halim. Tapi, Beliau seda
, bu Helmi dan suaminya, Pak Akbar kepala desa kami yang mengan
a sembari memberi salam dan menyebutka
ku memperke
ya sekilas menatapku lalu be
kbar," ucapnya se
az," jawab
dan Ustaz Iman terlibat obrolan ring
wat akan take off menuju bandara Soekarno - Hatta. Jarak yang
selama di Jakarta. Terimalah!" uca
u?" tanyaku
keperluanmu selama d
Bapak yang sudah bersedia mengantarkan kami
yisipkan amplop yang ku tolak tadi
au terus merepotk
an, Ay. Justru, Ibu bangga
n ini rezeki
" sahut
kan menjadi pemenang dan men
u mengiyakan
ake off sudah tiba. Kami berpamitan kepad
Jakarta! Jaga kesehatan dan
memeluk Bu Helmi meng
t sampai tujuan dengan memba
jawab mere
an Habib beserta Nara, ya,
Akbar," balas Usta
ang nanti akan Bapak hadiahi sunat
Pak?" ta
mengangg
bisa sunat," t
lupa mengucap puji syukur. Di tengah kemiskinannku masih banyak orang yang perd
Habib saja! Biar saat masuk dalam pesawat tidak kewalaha
rsamaku saja Ustaz Rah
au gitu," jawa
!" ajak U
r, kami pamit
ya, Ay!" sahut
masuk ke dalam pesawat. Sementara Ustaz Rahman
n menuju ke pesawat yang s
duk di depan kami bersama ustad Iman. Ustaz Rahman masih memangku Nara
anti, Ustaz lelah harus memangku Nar
pangku. Kamu' kan juga harus istirahat,
rus ngerepotin,
ntuk menahan tubuhku dari benturan
g?" tanya Ustaz
sedari tadi memasang safet
kok," jaw
ang," ucapnya sembari mem
az Rahman menyent
jadi lipatan ganda. Pandangan kami seki
sadar dan mengucap ist
u. Kuusap dadaku yang
ahman yang menyadari akan kesa
ya lirih. "Maaf, Ay. Aku tid
lalu menunduk.
inggal landas meninggalkan bandar
*
sam
like ya guys. Biar dapat not