m lurus,berusaha untuk menenangkannya agar tidak terlalu bersedih karena kepergian ayahnya. Mata para te
ak! Tidak baik terus bera
da," kata Habib
n Ayi sekarang. Dia baru saja mendapat gelar janda baru karena suaminy
pulang malah diceraikan," ucap Bu Irma menimpa
ang mengucur dalam hatiku seperti diperasi air lemon. Segera kubawa Habi
mbawa Nara untuk mandi karena hari semakin senja. Habib masih dud
sebentar lagi akan turun hujan," ujarku. Habib
erlihat hitam. Sebentar lagi akan turun hujan kal
i di landa badai kehancuran dari rumah tangga yang selama lima tahun ak
*
turun dengan deras hingga membuatku harus banyak menampung
. Kupeluk erat tubuh Nara yang mulai kedinginan karena tertetes air hujan. Sementara Habib,
ndekat sama Bunda biar ba
at tidur yang beralaskan tilam busa yang sudah kempes. Tilam pemberian d
ingin," k
rasa dingin yang ki
n baju hangat yang kupakai
i sama kita dan tidak ma
eri ketika ia menga
nya belum terbuka, kita do'a' kan saja agar A
ik haus,"
tempat tidur untuk mengam
rikan segelas air put
bis dan memberikan gela
embali Nara melanjutkan tidur
an reda. Rasa dingin yang menusuk tulang masih terasa akibat guyuran hujan semalam. Aku bangkit untuk m
salat subuh!" ucapku sembar
Bunda,"
b refleks. Badan Hab
u panas banget Bib." Berulang-ulang kutempelkan p
r menyiapkan air dingin un
panasmu sedikit turun. Nanti, Bunda akan membelika
ngangguk pelan
laksanakan salat subuh dan membereskan ember serta ba
cananya membeli beras dan lauk tempe untuk di masak hari ini. Setelah berjalan beberapa menit
lo saja. Bayam seikat dan
mengkemas belanjaan yang aku minta.
lianya kasih obat penur
t, Ayi?" tanya B
alam ia demam,"
r atau puskesmas Ay. Biar
g hijab yang menutupi
ya berobat Bu. Dia' kan miskin," sela
terd
Kamu, sih tiap hari cuma pakai kerudung panjang dan gak modis, pante
h merona, bibir seksinya terlihat mengk
menggosip. Kasihan' kan Ayi baru ter
n Bu. Bisa-bisa nanti ng
ar ucapan Riri semuanya t
angkan, Ayi janda jangan sampai suami kita
dutkanku. Kalau bisa memilih sejujurnya aku juga tidak ingin menjadi janda. Ku
juga gak mau hidup miskin dan menjanda," sa
at dalam keadaan terdesak seperti ini. Beliau wanita separuh baya yan
ke rumah Ibu untuk men
angguk.
sip ria mengunjingkan pribadiku. Samar kudengar Riri masih men
ma Ayi. Nanti bisa-bisa Pak Kades m
warung dan mempercepat langkahku menuju ke rumah. Di depan rumah aku be
sesosok Habib. Biasa habib berangkat ke sekolah selalu di bonceng Ustaz Rahman menggunakan motor metic milik
Pak Ustaz,"
apa, Ay?" tany
hingga tidak bisa per
dokter, Ay?" ta
leng pelan
mudian merogoh saku celananya dan me
Habib!" Ustaz Rahman menyodo
Pak Ustaz
ya untuk pengobatan Habib, Ay. Ambil
an yang menjadi idaman gadis Desa. Tidak jarang para gadis akan menyapanya dengan seny
u. "Aku gak mau merepotkan," s
staz Rahman men
arah Ustaz Rahman yang mas
uka. Jadi kamu tidak perlu sungkan menerimanya
staz jika uang gajinya aku p
ng lain. Terimalah! Segera bawa Habib berobat biar cepat sembuh dan bisa sekolah lag
kuterima pember
h, Pak Usta
menganguk p
rjalanan menuju ke sekolah untuk mengajar. Ustad Rahman yang berfropesi
agama dunia dan akhirat. Mereka membayar Ustaz Rahman seratus ribu perbulan, ada banyak murid yang diajari mengaji o
ara yang baru b
Kugendong tubuh mungil Nara yang baru bangun
r," u
nda akan masak d
a di atas bala
gan pematik. Memasak dengan bahan yan
dan Nara. Meski kehidupan kami terbilang miskin, setidaknya aku
sam