img Hasrat Liar Darah Muda  /  Bab 10 Ketegangan Detik Terakhir | 34.48%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 10 Ketegangan Detik Terakhir

Jumlah Kata:1193    |    Dirilis Pada: 02/01/2025

utnya. Ia sedikit terkejut ketika penisku menyemprotkan cairan kenikmatan beberapa kali. Namun, alih-alih melepaskannya, ia justru sema

tanyanya, bibirnya sedi

biasa. Penisku berdenyut kencang, se

in penismu yang besar ini ke vaginaku,"

di dekat pintu lift dan membelakangiku. Bukannya memperbaiki pakaiannya, ia malah melepaskan celana dalamnya. Pemandangan di depanku membuatku k

begini sampai nanti pintu lift terbuka," anca

riak sekencang mungkin kalau kamu sudah mem

sebaliknya, dia yang "memperk

. aku dari tadi enggak

i atas bakal percaya sama kamu? Ka

yang baru mau masuk hari pertama kerja," tam

Apa aku harus menodai lembaran baru karierku? Apa aku harus menyetubuhinya? Tapi kal

ucapku akhi

g sayang," katanya sambil mendekatiku

pertama karyawan bar

kali sih kamu, makin gemas aku sama kamu

u harus nurut segala permintaan sen

nggap tua waktu kupanggil "Bu Keisha",

i permainannya," kata

lift kebuka... aku akan tetap teriak kalau kam

cara, bibirnya sudah membungkamku dengan ciuman panas dan dalam. Lidah

t itu..." tangannya menunjuk ke

play menunjukkan bahwa posisi ka

ktu," pikirku. T

iba lift ini menjadi sangat cepat? Mel

dasar li

aku. Getaran lift yang semakin terasa menjadi latar belakang dari adegan yang semakin panas ini. Wak

terbuka, seolah ingin protes namun kata-kata itu tertahan di tenggorokannya. Dengan sekali angkat, tubuhnya yang sintal terasa ringan dalam pelukanku. Kupindahk

ekat. Matanya yang tadinya terkejut k

kecil ini sudah cukup untuk mematik api dalam dirinya. Kutatap matanya

"Ayo, sayang... aduk vaginaku dengan penis besarmu ini." Kebe

sekali dorongan kuat, kepalaku menghantam sesuatu yang luar biasa sempit dan panas. "Jleb!" Desahan tertaha

inya. Vaginanya begitu ketat, mencengkeram erat setiap inci penisku. Namun, rasa sakit itu tampaknya bercampur dengan sensasi lain yang lebih kuat. Tanpa mempedulikan rasa saki

m menahan sakit, namun perlahan, desahan-desahan kecil mulai lolos dari bibirnya. Rasa sakit it

n keras seiring dengan seti

Suaranya kini terden

n..." Permintaannya membu

tor itu keluar begitu saja, mena

..." Tangannya kini beralih menjamba

u sungguh luar bias

tu seksi, begitu jujur. Tangannya mencengkeram rambutku semakin kuat, seolah menahan sesuatu yang akan meledak

kin menggeliat, pinggulnya bergerak liar menyambut setiap sentuhanku. Ia benar

sedikit lemas, namun ia masih mampu berdiri tegak. Kutatap mata

yaku, napasku m

nada marah dalam suaranya. "Sudah beberap

a kuraih pinggulnya, membalikkan tubuhnya hingga membelakangiku. Ia refleks meletakkan kedua tangannya di dinding

ang masih basah dari belakang. Kali

sha kembali mendesah, su

an... s

hhhh

hhh

kkkk

posisi ini, aku bisa melihat jelas lekuk tubuhnya. Pinggulnya ramping, berpadu sempurna dengan pantatnya yan

s payudaranya sendiri, menyentuh dirinya s

n angka 68. Tinggal satu lantai lagi. Desahan

, Sha..." bisik

..." pintanya, suaranya

g kuat akhirnya memuntahkan spermaku di dalam kehangatan vag

IN

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY