ngar teriakan seorang wanita, mengg
i-laki berusia empat puluh tahun yang sedang duduk di ruang tamu bersama w
a kamu tidak kasihan dengan mereka? Mereka itu anak-anak kamu, Ronald?" sahut wanita
a aku merasa tertarik dengan Evelyn. Lagi pula Evelyn memang cukup akrab dengan anak-anak kita kan?
ia itu ipar angkatmu. Teganya kalian sama diriku!" Elisa
lengkap. Bukannya kalian juga sudah bersama-sama sejak dari dulu? Seharusnya kamu mendukung p
ejak kita menikah! Dari saat kamu masih bekerja sebagai pegawai rendahan sampai jadi manager seperti sekara
ta yang aku pilih bukan orang asing. Kamu dan anak-anak sudah mengenal Evelyn dari dulu. Evelyn itu wanita baik-baik, kam
apa, Ronald?" Amara
inya seperti kamu!" bentak Ronald dengan nada penuh amarah karena kehilangan kesabarann
ah tangganya dengan Ronald. Bagaimana tidak? Setelah 15 tahun membina rumah tangga
etap tidak menaruh curiga serta mengabaikan rumor itu karena di kantor suaminya Elisa menyimpan pengawas. Namun se
endak dinikahi oleh suaminya itu adalah adik angkatnya sendiri, kian membuat hati Elisa hancur berkeping-keping. Elisa
lisa. Namun jauh di lubuk hatinya yang terdalam, dia berharap ancamannya itu dapat mengurungkan niat suaminya untuk menikah
eluar dari rumah ini. Aku tidak akan berhubungan lagi dengan kamu. Lagi pula Jeany anak kita pun lebih dekat dan lebih suka den
erkeping-keping, dan pikirannya sangat kacau balau berkecamuk. Memang ucapan Ronald benar, Elis
g baru berusia 23 tahun, sangat berbeda jauh. Bukan hanya perbedaan umur saja, namun Evelyn yang berparas amat cantik itu bisa
y, kedua anaknya. Terlebih lagi, dengan sikap Evelyn yang feminin, perhatian, baik hati, dan keibuan, terkadang membuatnya lebih disukai anak-anak Elisa dibandingkan d
Elisa kadang juga tidak terlalu peduli. Mengingat Evelyn memang adik angkat yang sudah dianggap
g kakak dan adik-adiknya. Elisa turut menyaksikan pertumbuhan Evelyn dari seorang bayi kurang gizi, menjadi seorang wanita muda yang sangat intel
lan kedepan. Tapi ingat, aku tidak akan merubah pikiran. Keputusanku sudah bulat dan aku akan tetap m
cinta suaminya, namun itu dulu dan Elisa sudah bertobat sebelum suaminya tahu. Untunglah Ravatar anak sulungnya sedang menginap di rumah Evelyn, sehingga dia
ri pengibaran bendera kekalahannya dalam mempertahankan rumah tangganya. Elisa berusaha tegar, dia tidak akan menyerah semudah itu. Elisa memikirkan masa de
adu dalam seumur hidupnya oleh Ronald. Sesuatu yang tentu
adik angkatnya sendiri. Bagaimana nasib anak-anaknya kelak dan bagaimana dia harus melewati hari-harinya jika Ronald bena
AAH...
AA
ng. Kembali Elisa terlarut dalam kesedihannya, saat terbayang masa-masanya bersama Ronald dan jalinan persaudaraannya denga
ku, KALAU SAJA AKU BISA MEMBUAT KAMU MENDERITA, EVELYN!' Demikian geram h
hanyalah dendam yang mendalam sebagai seorang istri yang disakiti suaminya, sek
*