img KEPINCUT PAPA MUDA  /  Bab 1 KPM - 1 | 0.71%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
KEPINCUT PAPA MUDA

KEPINCUT PAPA MUDA

Penulis: LucioLucas
img img img

Bab 1 KPM - 1

Jumlah Kata:1650    |    Dirilis Pada: 12/07/2024

terlihat biru dengan gumpalan lembut berwarna putih yang menggantung serta sinar matahari yan

angsung dengan kawasan industry yang padat di kabupaten tetangganya. Komplek perumahan sederhana yang berada di ujung Barat kota, dengan fasili

ih. Pada pintu masuk terdapat papan nama besar yang menunjukkan nama sebuah Klinik Kesehatan. Sebuah klinik sosial

n Althea sejak kecil, tepatnya sejak Papanya meninggal tanpa mendapatkan perawatan karena keterbatasan biaya. Dan takdir berkata lain, setahun

njang yang disediakan untuk para pasien yang menunggu giliran diperiksa. Dilengkapi dengan me

an beberapa ruang periksa, dan beberapa yang lain di antaranya sedang melaku

ran. Mereka sudah berkawan karib sejak awal pendidikan kedokteran di Kota Pahlawan itu. Althea sendiri adalah seorang Dokter Spesialis Anak. Ia dan

a kisaran awal 20-an tahun. Tatapan kesal ia layangkan ke mereka bertiga bergantian. Saat ini prakteknya sedang ramai, dan ia kehilanga

ita itu berkata dingin dan angkuh. "Kamu pas

ngkat bahu.

adi Dokter begini itu karena uang Papaku. Kamu harusnya t

kter karena karena beasiswa, bukan karena uang Opa. Asal kalian tahu selama ini Mama aku yang telah

p sama sifat. Buktinya sekarang! Jelas-jelas kami cucu kandung Opa, tapi selalu kamu persulit kalau kami butuh sesuatu.

g meminta. Kini, ia sendirian dan tidak akan menyerah begitu saja. Tante dan para sepupunya ini memang tidak pernah bersikap baik, bahkan sejak dahulu ketika k

up kalian hanya berfoya-foya, nggak peduli pada kesehatan Opa! Mama aku yang telah merawat Opa, sejak kami dibawa kembali ke

kalian. Kalian hidup enak menggunakan uang Opa, dan baru datang setelah Opa mencabut hak waris kalian. Sekarang, a

enahi kera kaosnya dan maju. "Kak, tolong jangan emo

mu malah manggil dia, Kak sih." Si anak perempuan menarik leng

juang mengejar beasiswa dan menjadi mahasiswa berprestasi. Ia bangun karir Dokternya dengan keringat dan air matanya. la tidak akan melanggar sumpa

ergelangan tangan dan mengikat rambutnya. "Sebaiknya, k

ggak t

a! Taha

nnya dan berdiri berhadapan dengan A

nah diterima dalam keluarga besar kami! Kamu tidak tahu itu, 'kan? Mama kamu menikah dengan Papa kamu tanpa restu Opa, s

gipula itu adalah masa lalu, Opa bahkan sudah meminta maaf langsung kepadanya dan Mamanya di depan makam sang Papa. Dahulu memang Opa tidak se

i sini, atau aku p

ama kami!" Cal

u barengan, biar s

n terbuka, seorang pria berpotongan tegap dan berambut cep

k pasien. Dokter Althea, aku sudah panggil

tangan mamanya. "Jangan sampai di

dendam. "Aku akan datang lagi, sampai kamu m

akan kalah sama tukang ribu

menggumamkan sumpah serapah, mereka meninggalkan klinik itu. Clay memberikan senyu

memburuk setelah bersitegang dengan tante dan sepupunya. Bukan kali ini saja mere

h mau ditemuin Dok?" ucap si pria tadi yan

lan gini. Sial! Mereka ng

k percaya gi

nya emang Papa Mama aku menikah tanpa restu, tapi itu dulu. Sekarang bahk

kerjanya menuju jendela ruang kerjanya yang tidak tertutup. Ia membiarkan cairan dingin itu mengalir

bagaimana?" t

adapi orang-orang itu. Sejak kecil Mama sudah terbiasa menerima perlakuan k

an nada menghibur. "Jangan sedih lah, Dok. D

suatu. "Oya Dok, nanti malam ada jamuan makan malam para Dokter. Di Roof To

weekend selalu ada yang mengundan

, kami juga tadi dapat bingkisan syukuran Dok. Dokter nanti tinggal datang buat berseneng-s

knya saat ini sedang ramai, polusi udara sangat buruk sehingga banyak anak yang terserang ISPA. la tidak akan membiarka

benar membuatnya sakit hati dan sedih secara bersamaan. Ia tidak perlu mencari pembenaran, karena baginya sejak Opa menemukan mereka d

nang-senang dan menambah kolega Dokternya. Mungkin itu adalah cara terbaik untuk melupakan tentang kekesalan da

engobrol dan bersenda gurau dengan teman-temannya. Semakin banyak topik obrolan

img

Konten

Bab 1 KPM - 1 Bab 2 KPM - 2 Bab 3 KPM - 3 Bab 4 KPM - 4 Bab 5 KPM - 5 Bab 6 KPM - 6
Bab 7 KPM - 7
Bab 8 KPM - 8
Bab 9 KPM - 9
Bab 10 KPM - 10
Bab 11 KPM - 11
Bab 12 KPM - 12
Bab 13 KPM - 13
Bab 14 KPM - 14
Bab 15 KPM - 15
Bab 16 KPM - 16
Bab 17 KPM - 17
Bab 18 KPM - 18
Bab 19 KPM - 19
Bab 20 KPM - 20
Bab 21 KPM - 21
Bab 22 KPM - 22
Bab 23 KPM - 23
Bab 24 KPM - 24
Bab 25 KPM - 25
Bab 26 KPM - 26
Bab 27 KPM -27
Bab 28 KPM - 28
Bab 29 KPM - 29
Bab 30 KPM - 30
Bab 31 KPM - 31
Bab 32 KPM - 32
Bab 33 KPM - 33
Bab 34 KPM - 34
Bab 35 KPM - 35
Bab 36 KPM - 36
Bab 37 KPM - 37
Bab 38 KPM - 38
Bab 39 KPM - 39
Bab 40 KPM - 40
Bab 41 KPM - 41
Bab 42 KPM - 42
Bab 43 KPM - 43
Bab 44 KPM - 44
Bab 45 KPM - 45
Bab 46 KPM - 46
Bab 47 KPM - 47
Bab 48 KPM - 48
Bab 49 KPM - 49
Bab 50 KPM - 50
Bab 51 KPM - 51
Bab 52 KPM - 52
Bab 53 KPM - 53
Bab 54 KPM - 54
Bab 55 KPM - 55
Bab 56 KPM - 56
Bab 57 KPM - 57
Bab 58 KPM - 58
Bab 59 KPM - 59
Bab 60 KPM - 60
Bab 61 KPM - 61
Bab 62 KPM - 62
Bab 63 KPM - 63
Bab 64 KPM - 64
Bab 65 KPM - 65
Bab 66 KPM - 66
Bab 67 KPM - 67
Bab 68 KPM - 68
Bab 69 KPM - 69
Bab 70 KPM - 70
Bab 71 KPM - 71 Side Story - Bobby & Tamara
Bab 72 KPM - 72 Side Story - Bobby & Tamara
Bab 73 KPM - 73 Side Story - Martha
Bab 74 KPM - 74 Side Story - Martha
Bab 75 KPM - 75
Bab 76 KPM - 76
Bab 77 KPM - 77 Side Story Althea
Bab 78 KPM - 78 Side Story Althea
Bab 79 KPM - 79 Side Story Althea
Bab 80 KPM - 80 Side Story Althea
Bab 81 KPM - 81 Side Story Althea
Bab 82 KPM - 82 Side Story Althea
Bab 83 KPM - 83 Side Story Althea
Bab 84 KPM - 84 Side Story Althea
Bab 85 KPM - 85 Side Story Althea
Bab 86 KPM - 86 Session 2
Bab 87 KPM - 87 Session 2
Bab 88 KPM - 88 Session 2
Bab 89 KPM - 89 Session 2
Bab 90 KPM - 90 Session 2
Bab 91 KPM - 91 Session 2
Bab 92 KPM - 92 Session 2
Bab 93 KPM - 93 Session 2
Bab 94 KPM - 94 Session 2
Bab 95 KPM - 95 Session 2
Bab 96 KPM - 96 Session 2
Bab 97 KPM - 97 Session 2
Bab 98 KPM - 98 Session 2
Bab 99 KPM - 99 Session 2
Bab 100 KPM - 100 Session 2
img
  /  2
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY