n kita meni
-nya berhasil mendapatkan kembali kewarasannya yan
a? Ini masih pagi loh, sarapan
kir aku
ang waras yang baru pertama k
gnya s
pokoknya. Ng
Bukannya kamu sudah j
a belas dengan pasiennya, sama-sama rewel. Ia mencoba menelan bubur di bawah tatapan Evander yang tajam.
enunjuk pada Omelet yang te
uga ma
ian-bagian kecil. Dengan sendok ia pindahkan ke piring masi
guk kompak. "Enak, Mama."
i mendingin. "Sayang sekali, kamu menolakku
pelahan namun masih dapa
ggak mau jadi M
, Pak. Tapi" Waj
erhasil menggoda wanita manis di depa
yang terus menatapnya. Wanita mana yang tidak tergoda saat ada pria tampan, dengan senyum menawan, menatap dengan pand
mendekat. Marni menga
pir suda
mereka ke depan. Ay
g. "Nggak mau, p
s pulang. Harus s
o i
g. Sekarang s
sap rambutnya dengan lembut. "Lio, saying sekarang nurut dulu ya
t dirinya mama, karen
anteli
arang berangkat sendir
ereka pamit dengan sang papa, dan kemudian mengecup pipi Althea. Keduanya berlari-
u. la adalah seorang Dokter anak, sudah tentu ia sangat menyukai anak-anak. Namun dengan kedua bocah kembar ini berbeda. Tingkah mere
pergi, sekarang waktun
h Evander dengan kage
kelewat tenang malahan. Ada segaris senyum
ta berdua ad
embahas perni
ngga tidak dapat memahami ucapan Evander. Melihat waj
yang belum siap untuk diajak menikah. Duduklah
nya yang mendadak perih. la melihat warna keunguan yang sangat kontras dengan kulitnya, pun beber
pemilik rumah ini. Tampan, kaya, tapi s
lu bersikap seperti itu pad
kotak kecil berwarna putih di tangan. Pria itu berlutut di
ea berusaha berdiri, tapi
g benar Althea. Aku cum
a sendir
, karena kamu sudah menolong Lia semalam. Dan juga
santai, Pak. Itu tangan ngelus-ngelus deng
ya, bahan dress itu selalu membuatnya terangkat lebih tinggi ketika sedang duduk. Baru kali
anya Evander, kali ini mengoles o
bagaiman
lompati pagar itu berbahaya? Apalagi pagar rumah ini kan cukup tingg
ngkah. Mereka berpandangan sesaat sebelum Althea mengalihkan t
a sakit. Aku ya ikut panik, Pak. Takutnya mereka berdua kenapa-kenapa di
ereka? Padahal kamu baru bebe
engan seseorang yang sangat mengkhawatirkan anak-anaknya dengan tulus. Bi Marni tidak ma
a itu basic instinct manusia ya, Pak? Apalagi untuk wanita dewasa, kami secara naluriah akan berusaha m
tik dengan sisa-sisa make up yang masih tercetak jelas di sana.
na setiap wanita pasti punya hati nurani untuk melindungi anak-anak. Evan
lthea. Sudah bai
erhadapan dengan jarak yang cukup dekat, dan Althea menyadari betapa tinggi pria it
embali, Pak. Ak
ntar?" tan
belah saja." Althea melangkah perla
untuk pulang, Althea."
amping menatap wajah tampan di sebela
barangkali saja akhirnya kamu beruba
ke teras. la tidak habis pikir bagaimana pria itu selalu bicara tentang pernikahan, s
b!" gumam Althea keluar dari pintu dengan mat
alahnya juga, tertidur di ranjang orang lain. Padahal niatnya hari ini adalah b
tanaman bonsainya. Sang asisten terheran-heran melihat penampilan Nona majikannya yan
Mbok pikir tadi si
bangun tadi pagi, dan kilasan kejadian pagi tadi
a Non?" Tanya, Mbok Mar
, tadi wis sarap
itu Lio atau Lia, mungkin terlihat menggemaskan. Namun ini Mbok Mar, wanita yang memasuki
belah, Non? Ngga
itanya panjang, Mbok. Pokoknya intinya itu kemarin malam aku bantuin anak-anak sebelah. Si Lia dema
akkan diri di kursi kayu teras rumahnya, dilepasnya sepatu yang
dengan Mbok Mar merawat koleksi bonsainya. "Gara-gara merawat Lia
tawa terpingkal-pingkal. Seluruh lemak dalam tubuhnya hingga ikut ber
ma ketemu Papa' ya, Non. Kayak sing ndek TikT
kenal sama pemil
pernah lihat beberapa kali. Bapak sebelah iku DuRen loch, Non. Nyonyane meninggal pas lahiran Si
el. la tidak habis pikir, Evander meskipun berstatus duda tapi kaya raya. Bukankah harusnya banyak wanita yang bersedia menjadi pendampingnya?
sering jajan?' P