, jam menunjukkan pukul 22.00. Semua tamu undangan sudah pula
yelimuti mereka berdua. Laura memilih untuk duduk di tepi ranjang, hanya diam tanpa mengeluarkan s
ndi
kata yang terucap dari mulut Liam. Laura menoleh
mandi?" ta
al ditempatnya, "Ka
an apa yang diucapkan Liam, mengg
aa
asa kesal dengan gadis yang sudah
ntah Liam dengan nada tinggi dan
lut Laura. Laura masih belum menerima jika Liam yang
i? Cepat mandi!" sentak
a tangannya, lalu dengan segera dia melompat dari r
uka bumi," gerutu Liam menggelengkan kepal
ar mandi, entah apa yang dia lakukan
istri belum juga keluar dari kamar mandi. Liam memilih mengedikkan tak pe
lek
a. Memunculkan Laura yang masih memakai gau
namun ragu. Sedangkan Liam menatap Laura tajam, apa yang dia lakukan
Apa tidak puas mandi hampir
ta, "Bagaimana bisa puas, aku ka
nya barusan. Sungguh Liam tidak habis pikir, lalu ap
yang kamu lakukan dikamar mandi
menyatukan kedua telapak tangannya d
u, tanganku tidak sampai. Maka dari itu aku ingin memanggil salah satu pelaya
istri. Dari sekian banyak wanita pintar diluar
ya dan perlahan melangkah menghampiri sang istri. Sedangkan La
mau ng
rut k
jarak diantara keduanya, tanp
Liam, seperti perintah y
sedang tidak bekerja atau bagaimana. Sehingga
aa
s. Tanpa basa basi langsung mendorong bahu
hh
kkk
ubah menjadi merah, menahan malu dan gugup. Refleks Laura berbalik kembali, bertujuan menutupi punggungnya dari
k kemudian dia dia mendongak menatap Liam yang kini juga sedang
Liam menyunggingkan senyum miringnya. Mendekatkan bibir
minat dengan tubuhmu," bisik Liam lalu
awa panas tiba tiba menjalar di pipinya, Laura mendengus kesal ditempatnya. Ta
entunya dalam hati, mana berani dia berbicara seperti itu di depan Liam. Justru Laura seharusnya ber
tikan langkahnya, tepa
a diruang kerja saya!" perintah Liam tanpa menoleh sediki
aaa
imana dia bisa membuatkan kopi hanya dalam waktu lima be
uaminya itu. Dia beranjak menuju kamar mandi untuk melakukan akti
nuju meja rias yang ada di dalam kamar. Laura hanya mengambil sisir untuk merapikan rambutnya, memilih mengikat rambut hita
kan kopi untuk pak Liam.
ng di sana. Tidak jarang juga dari mereka membungkukkan bada
ifat dan sikapnya. Berusaha tersenyu
iar saya buatkan," tanya s
lan, tangannya meraih bubuk kopi
ada pelayan itu, dia tidak mengenal para pelayan di rumah it
lu beranjak mengerj
Liam. Laura menepuk nepuk telapak tangannya, pertanda dia selesai dengan peker
sudah mempersiapkan hatinya jika bertemu dengan Jack, pasalnya Jack merupakan adik laki-laki Liam. Laura mungkin akan
ngatakan sesuatu," ucap Jac