Laura telah melakukan kesalahan kekasihnya yang bernama Jack, sehingga dia hamil. Namun Laura sangat kecewa karena Jack tidak mau bertanggung jawab, dan tidak mau menikahinya. Ayah Laura mengetahui jika Laura hamil, dia marah besar dan telah salah paham kepada Liam-bos Laura sekaligus kakak laki-laki Jack. Karena kesalahpahaman itu, Liam terpaksa menikah dengan Laura dan bertanggung jawab atas apa yang adik laki-lakinya perbuat. Setelah mereka menikah, fakta dan rahasia mulai terungkap. Jack pun sudah mulai menyesali keputusannya. Apakah Laura akan terus mempertahankan pernikahannya dengan Liam? Atau justru memilih kembali pada Jack?
Seorang wanita cantik berbalut dress selutut sedang berdiri di sebuah unit apartemen, terlihat dari wajahnya dia sedang menahan kesal. Wanita itu adalah Laura, dia sedang berada di depan apartemen sang kekasih. Sudah lama dia berdiri di sana, namun tidak ada tanda-tanda dari sang pemilik apartemen membuka pintunya.
Wanita berumur 24 tahun itu berdecak kesal lalu merogoh tasnya, mencari ponsel miliknya. Berusaha menghubungi sang kekasih.
"Ck, Jack kemana sih? Apa dia tidak ada di apartemen? Apa aku pergi saja?" Wanita dengan rambut sebahu itu berbicara sendiri.
Ceklek...
Baru saja Laura hendak melangkah pergi, pintu apartemen terbuka. Memunculkan seorang pria tinggi yang memiliki paras paripurna, pria itu tersenyum simpul dengan tatapan sayu.
Jack Bragantara, kekasih dari Laura Auristela. Mereka sudah menjalin hubungan hampir satu tahun, keduanya saling mencintai satu sama lain. Mereka juga sering menghabiskan waktu berdua jika sedang libur kerja.
"Astaga Jack! Kamu mabuk lagi? Ayo masuk," pekik Laura terkejut melihat kondisi Jack yang berantakan.
Laura menggiring Jack masuk kedalam, mengajaknya duduk di sofa depan TV. Wanita itu sedikit kesal karena Jack tidak mendengarkannya untuk tidak meminum alkohol sampai mabuk, tapi melihat Jack yang mabuk dan terus meracau. Laura mengurungkan niatnya untuk marah.
"Jack! Kamu masih sadar tidak? Aku mau tanya, kenapa kamu mabuk seperti ini? Aku sudah pernah bilang, jangan mabuk lagi," ucap Laura tanpa henti.
Jack yang setengah sadar pun tersenyum, membelai lembut pucuk kepala Laura. "Kamu tau kan, masalah di kantor semakin rumit. Liam menyuruh aku bertanggung jawab sendirian," ucapnya seperti orang mabuk pada umumnya.
Laura menghela napasnya, memang sudah seharusnya Liam bertanggung jawab dengan perusahaannya sendiri. Tidak bisa terus mengandalkan Liam sang kakak laki-lakinya. Kakak beradik itu memang seorang pengusaha dan miliader muda, namun Liam lebih unggul jika tentang perusahaan. Karena selama ini hidup Liam hanya di habiskan dengan kerja dan mengurus perusahaannya.
"Iya aku tau, tapi tidak seperti ini juga. Memang seharusnya kamu bisa mandiri tanpa Liam," ujar Laura lembut, takut emosi Jack meledak kapan saja.
"Kamu membela Liam?" sentak Jack mulai emosi, mendorong tubuh Laura kasar.
Laura menggelengkan kepalanya, tertunduk diam tidak berani menatap Jack. Hampir dua tahun mereka menjalin hubungan, Laura masih saja takut dengan sikap tempramen Jack yang tidak bisa hilang. Tak jarang Laura mendapatkan perlakuan buruk ketika Jack sedang emosi, Laura pun tidak tau kenapa dirinya bisa bertahan dengan Jack sampai saat itu. Jawabannya hanyalah karena cinta.
"M-maaf Jack, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya--"
"Sssttt diam, sini." Jack memotong perkataan Laura, tangannya menepuk-nepuk di atas paha.
Laura yang mengerti isyarat Jack pun segera duduk dipangkuan sang pacar. Posisinya membelakangi Jack. "Kenapa?" tanyanya mengedipkan mata polos.
Alih-alih menjawab, Jack justru hanya diam sambil melingkarkan tangannya pada pinggang lau. Tak lupa hidungnya mengendus bagian leher sang kekasih. Sementara Laura hanya mematung ditempatnya, tidak berani menolak ataupun memberontak walaupun Laura merasa tidak nyaman.
"Laura," panggil Jack dengan suara seraknya.
"Hmm?"
"Aku pengen bermain denganmu, boleh tidak?" tanya Jack tepat di samping telinga Laura, karena posisinya masih tenggelam pada leher Laura.
Bulu kuduk Laura seketika merinding saat merasakan hembusan napas Jack yang menerpa lehernya, Laura menengguk ludahnya susah payah. Merasakan tangan Jack yang mulai menelusup dalam dress-nya.
Laura menghentikan pergerakan tangan Jack, memutar kepalanya 45°. Matanya melihat raut muka Jack yang sulit diartikan. "Jack, tapi kita baru melakukannya kemarin. Aku takut hamil kalau terus menerus melakukannya." Laura tidak berbohong, walaupun Laura polos tapi dia dan Jack memang sering melakukan hubungan sex. Itupun awalnya karena paksaan Jack.
Jack seolah menutup pendengarannya, tangannya terus meraba raba paha Laura yang berbalut dress. "Nggak akan Laura, kamu tinggal minum pil pencegah kehamilan yang aku kasih aja nanti. Aku mohon sayang," balasnya dengan enteng seolah tidak melakukan dosa besar.
Laura masih membeku, entah kenapa mendengar ucapan Jack barusan membuat hatinya terasa sesak. Namun apalah daya Laura, dia tidak akan pernah bisa menolak kekasihnya hanya karena landasan kata cinta. Laura pun mengangguk, entah itu cinta atau hanya kebodohan semata.
Melihat persetujuan Laura, Jack pun langsung melancarkan aksinya dengan melumat bibir sang kekasih dengan brutal. Laura hampir kehabisan napas dibuatnya. Tak sampai disitu, tangannya juga terus menjamah bagian tubuh intim Laura.
Jack yang mulai dikuasai oleh nafsu, langsung menggendong Laura tanpa melepaskan tautan bibirnya. Melangkah perlahan sampai di kamarnya, setelah menginjakkan kakinya di kamar. Jack merebahkan Laura di atas ranjang, Laura terlihat sangat menggemaskan ketika wajahnya mulai memerah. Membuat Jack tidak sabar untuk melahapnya.
Tanpa basa basi lagi, Jack melumat mulut Laura dengan mulutnya. Yang awalnya hanya menempel, tapi sedetik kemudian menjadi penuh nafsu.
Sementara Laura hanya bisa pasrah, berusaha memberontak pun tidak ada gunanya, karena tangannya sudah terkunci oleh Jack. Tidak sampai disitu, Jack mulai turun ke leher jenjang milik Laura. Bibirnya mulai menjamah tubuh kekasihnya dengan sensual.
"Ahhhmm, J-jack tapi pelan pelan ya." Desahan mulus terdengar dari mulut mungil Laura, dia tidak bisa menahan suara desahan itu. Tubuhnya mulai terlena dengan sentuhan Jack.
Jack menghentikan aktivitasnya sejenak. "Kita kan sudah melakukannya beberapa kali, pasti tidak akan sakit lagi. Ingatlah kamu bukan perawan."
Hati Laura seketika sakit ketika mendengar perkataan yang cukup menyakitkan keluar dari mulut Jack, Laura pun hanya diam tak berdaya. Sedangkan Jack semakin dikuasai nafsu saat melihat dress Laura yang sedikit terangkat memperlihatkan kaki jenjang miliknya.
"Tapi Jack."
"Apalagi?"
"Kamu janji akan nikahin aku kan?" tanya Laura ragu. Dia tidak mau kehilangan Jack karena keperawanannya sudah direnggut oleh pria itu.
"Iya sayang, aku janji."
"Kamu--"
Tidak mau mendengar ocehan kekasihnya lagi, Jack segera melumat bibir Laura. Tangannya tidak tinggal diam, sibuk menjamah semua anggota tubuh Laura, satu persatu pakaian yang menempel di badan wanita itu dilepaskan. Nafsu Jack semakin menggebu ketika melihat tubuh kekasihnya yang tak tertutupi sehelai kain.
Laura hanya bisa pasrah dan memejamkan matanya, mengikuti alur permainan sang kekasih. Sesekali menahan suara desahan keluar dari mulutnya, saat Jack mulai menjamah kedua gundukan miliknya. Setelah puas dengan tubuh Laura, Jack mulai memasukkan benda miliknya kedalam milik Laura.
"Ahhhh sayang." Desahan lolos dari mulut Jack.
Jack menikmati permainannya, sementara Laura masih bergelut dengan pikirannya. Laura hanya takut jika Jack bukan jodohnya, padahal keperawanannya sudah dia berikan pada pria itu.
"A-aku sayang kamu Jack, ahhh."
Di hari pernikahannya, Aletta seharusnya menikah dengan Aldo-kekasihnya. Namun Aldo tiba-tiba menghilang tanpa kabar, dan pada akhirnya keluarga mereka memutuskan agar Bian yang menggantikan Aldo dan menikah dengan Aletta. Mereka memutuskan itu karena tidak mau menanggung malu kepada para tamu undangan yang sudah hadir. Kehidupan Aletta setelah menikah tidaklah mudah, walaupun Bian sangat baik padanya. Namun beberapa fakta terungkap yang membuat hidup Aletta semakin hancur dan sulit. Satu persatu rahasia terbongkar, yang membuat keadaan semakin rumit. Aldo yang sudah lama menghilang tiba-tiba muncul, membuat keadaan semakin buruk. Bisakah pernikahan Aletta dan Bian bertahan sampai akhir? Atau Aletta akan memilih kembali bersama Aldo? Semua tidak semudah itu, terus baca 'Permainan Cinta Billionaire's' untuk mengetahui kisah Aletta selanjutnya.
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Banyak orang sering mengatakan bahwa level mencintai paling tertinggi adalah merelakan, mengikhlaskan, dan membuat sosok yang menempati hati ini supaya mendapatkan kebahagiaan selalu-meskipun sumber kebahagiaan itu bukanlah kita, melainkan orang lain. Sallyana berpikir kisah cintanya akan selalu mulus dan damai, namun takdir berkata lain. Veen-pemuda itu memaksanya untuk mundur membawa perasaan yang perlahan mulai terkikis oleh rasa perih dari sebuah penolakan. Ketika Sallyana mulai berhasil mengikhlaskan dan merelakan sosok itu menghilang dari hidup maupun hatinya, takdir justru memutuskan untuk kembali mempertemukan mereka berdua dengan status dan hubungan yang sudah tidak lagi sama seperti dulu kala. Akankah Sallyana kembali mencintai Veen? Apakah takdir akhirnya mengambil keputusan untuk mempersatukan mereka berdua setelah sempat terpisah? Atau takdir justru menyandingkan Sallyana dengan pemuda yang pernah mampir dalam hatinya saat sedang menjalani proses melupakan sosok Veen?