tubuhnya. Ia membelakangi Melvin yang duduk di ujung ranjang. Me
sebutny
Dari pada harus menghadapi kesedihan Cindy, Melvin pun kembali keluar dari kamar. Sedangkan Cindy tidak sanggup bangun untuk mengh
angis. Sementara Melvin pergi menghabiskan waktu di kamar lain. Ia tahu apa y
inya. Di depan pintu, ia sempat berdiri untuk berpikir. Setelah be
enatap dirinya di depan cermin, Cindy kembali menangis. Terdapat bekas membiru akibat perbuatan pria yang tidak dikenal oleh Cindy. Tak lama pint
hotel dengan senyuman ramah. Di belakangnya, ada sebuah kereta dorong berisi makanan. Cindy tidak menan
merah dengan secarik kartu. Pelayan itu pun keluar setelah membungkuk memberikan salam. Cindy kemudian mendekat dan duduk
sarapan kamu, Sayan
eolah tidak ada yang terjadi semalam. Kedua bahu Cindy turun karena kecewa se
engapa, Cindy mau memakannya. Saat sedang menyuapi makanan dengan pelan tanpa selera
am saja. Melvin lalu pindah ke sisi kanan dan duduk di samping Cindy. Kedua tangannya memegang sebelah tangan Ci
Cindy dengan cepat berbalik menoleh pada Melvin dengan mata ber
engan suara bergetar. Melvin sedikit tertunduk ma
ku akan membayarnya." Melvin men
ami dan pelindungku, Mas!" Cindy kembali terisak sampai menutup mulut dengan sebelah
nggap saja itu tidak pernah terjadi. Oke?" Melvin membujuk Cindy agar melupakan kejadian mengerikan semalam. Cindy mak
ya untuk check out dari hotel. Sebelum keluar kamar, ia kembali memi
amu menyalahkan aku dan mungkin melaporkan aku ke polisi. Kamu gak mau aku dipenjara, kan?
emalam tidak pernah terjadi. Cindy pun mengangguk tanpa menjawab. Melvin tersenyum melihat sifat penurut Cindy. Ia merangkul ist
suami yang hampir bangkrut. Melvin adalah seorang CEO dari perusahaan makanan serta minuman terkenal dulunya. Kini
u mendarat di depan kaki Cindy yang masuk ke ruang kerja suaminya untuk mengantarkan kopi. Cindy sempat memandangi ker
ini
bangkrut!" seru Melvin mulai marah
edua tangannya meremas rambut. Cindy meletakkan kembali kertas-kertas yang dilemparkan oleh Melvin di atas meja. Cindy mulai cemas jika
mau liat!" bentak Melvin pada Cindy. Cindy menghela n
nggur terus!" Melvin kini mengalihkan rasa kesalny
sa mengurus
k kebutuhan hidup. Banyak wanita di luar sana yang bisa mencari uang sendiri dan menjadi wanit
ntu aku sedikit. Setidaknya aku gak perlu mencari untuk biaya rumah dan lain-lain sehingga uangnya bisa buat modal perusahaan. Nanti kalau semua
pat! Aku mau keluar, gak usah nungguin aku!" Melvin berdiri dan