tur seperti dahulu. "Mau sampai kapan kamu menolak perjodohan yang ayah
sudah cukup aku menuruti segala kehendak ayah. Aku rela mengubur cita-citaku demi memba
baik untuk kamu dan tidak. Kamu mau yang s
amun setelahnya mata Yasnina berkaca-kaca, sungguh bukan pertengkaran seperti ini yang dia harapkan. "A
ama ini apa yang ayah lak
anya untuk memenuhi ambisi Handoko. Bagaimana dahulu keinginan dan pendapat Yasnina tidak pernah didengar, karena Handoko sudah me
t lagi dengan ayahnya, maka Yas
berbunyi ketika kulit tangan Handoko beradu dengan kulit pipinya. "Berani kamu sekarang! Menat
asar padanya pun, Yasnina masih tetap berusaha menjadi anak yang baik. Masih menghormati Handoko menjaga citra ayahnya itu di
rlakuan ayah. Sekali saja apa pernah ayah bertanya tentang kebahagianku?" mata Yasnina kian memburam karena ge
ta-kata saat melihat putrinya bersedih karena dirinya. Ada setitik rasa bersalah menggelayuti hatin
alu menyeka air matanya dengan bahu gemetar. Perih rasanya, tapi tetap dia menyambung kalimatnya. "Maaf kalau aku jadi anak dur
ndoko melihat Yasnina ya
*
ina bahagia dengan segala fasilitas yang diberikan orang tuanya. Sejak sekolah Yasnina sudah diatur harus masuk sekolah mana, harus ikut kegiatan ap
n Yasnina lengser dari juara pertama di kelas, bahkan menyabet juara umum di sekolah. Banyak yang memuji tak lantas membuat Yasnina besar kepala. Di
turnya. Walaupun sekarang dirinya harus berakhir patah hati karena pujaannya memilih menikahi wanita lain. Yasnina dari tempat
as-jelas menjadi tempat favorit Devan dan dirinya. Mengingat hal itu, Yasnina
duk. Devan dan Saskia melihat sekeliling dan m
ke sini?" tan
kan biasanya juga
skia bertanya pada suaminya. "Em
yang langsung masam raut wajahnya. "Enggak usah cemburu gitu. Lagian aku sama Devan
a melihat satu meja kosong karena pengunjung la
kedai datang memberikan pesanan Yasnina, maka wanita itu bertanya pad
au penuh yang nunggu kosong," pak Mus melihat pada Sask
nina enteng. Tangannya sibu
ah Yasnin dan Devan. Kalau pun ada orang lain yang mereka ajak itu biasanya Jeffano
-ngundang, padahalkan saya bisa sia
palinya kemudian. "Judulnya juga pernikahan rahasia. Eng
egitu semoga bahagia. Saya kemba
ng menahan geram. Pandangannya pada Yasnina masih berupa kesal, namun sedikit melunak ketika melihat jejak merah yang memudar di pipi Yasnina. Devan sering men
a, Devan kembali menatap Saskia. "Ud
merangkul lengan Devan menunjukkan bahwa dirinya
ol
dia tetap makan dengan tenang. Lebih dar