at sudut matanya, dia juga bisa melihat kekagetan yang sama pada rau
ya Arya memecah keheningan, mukanya yang tampan nampak rikuh menahan
nggu kabar baiknya," pungkas Marion sera
upuk mata. Setelah Marion dan Arya tak terlihat lagi barulah manager toko menoleh pada Pu
lu bingung menceritakan kisah yang dia
hnya bilang senyumnya cantik, siapa yang bakal percaya? Lagipula segal
ungkin... mbak Putri cuma tak suka a
tap Putri lekat sebelum berkata, "saya mengerti permintaan ini mungkin agak keterlaluan, tapi pahamilah kita semua hanya p
utan perkataan ini. Di mana-mana, harga diri seseorang memang diukur dengan kekuasaan dan h
nya nama saya dipanggil Ran
belum akhirnya berucap tulus, "terimak
si singkat itu lalu kembali bekerja seperti biasa, mencoba
setara gajinya setahun, Putri mengenang nama yang diberikan sang nenek padanya, Pu
upnya selalu sukar sebab dipermainkan keadaan
irnya waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Waktunya
ingin disampaikan
tu-persatu hingga pada akhirnya tatapan mata itu berhenti pad
ak." Putri me
ak ada lagi kita ak
memastikan semua pramuniaga memasuk
ng-masing. Ada yang bergerak di bidang penjualan tas klasik, tas lim
maka setiap display punya kunci yang menja
egangnya, manajer toko menyerahkan sesuatu sambil berkasekilas seraya memegangulah dia mengamatinya dengan seksama. Nama Rani tanpa
membuatnya.' bati
, dia harus beradaptasi untuk dipanggil sebagai Rani. Rasanya sangat janggal. Ta
yang sudah dipesannya memastikan se
tiga puluh menit karena kemacetan yang parah. Kalau buka
aan jalan waktu lampu merah sedang menyala. Setelah turun, Putri ber
Sebuah mobil sedan yang muncul enta
bil ini me
ontrakannya sangat sepi. Rumah-rumah berpagar tinggi ter
ang untuk berlari sekencang yang dia mampu. Namun hajatnya
ittt
decit nyaring membelah jalanan membuat jantung Putri seketika jadi lemas. Kalau bukan ka
, membuat
kin Putri sontak menengadah dan menatap manusi
atakanlah melakukan hal cabul. Namun sosok yang berdiri di depannya sekara
am sembari buru-buru berdiri tegak. Tampak ketakutan di
wajah itu membuat kening Putri berkerut. Bukan lantaran parasnya
Bram. Pak Arya memi
un-ubun. "Cukup, saya tak mau dengar apapun soal Arya. Urusan kam
umur-umur dia belum pernah dengar ada wanita yang menolak beru
dilihatnya kalau gadis yang katanya berna
bak tung
ruannya diaba
gah berlari hingga dia berdiri tepat d
pa-apa dengan Arya!" sergah Putri emosi. Dia hanya mau
aan maaf dari pak Arya," ucap Bram susah payah
i, kan? Hmph, simpan saja uang busukmu. Aku tidak membutuhkannya," cetusnya lalu melanju
unggu du
tapan tajam lalu berkata, "Panggil nam
ng jangan b
taannya, suara Putri yang meleng
orang cabul