k ada sahut
kalau yang tinggal di ruang
dan berkata penuh kelembutan, "Sayang, mereka s
a maksu
kekeh geli, "Hahaha, kau begitu lug
i pun terlepas, menampakkan perut yang bunci
Putri hampir muntah. "Pergi... M
Soni yang mendekatinya seraya menyeringai nakal. Tingkah pr
ubilang!
namun tindakannya justru b
tis muda yang selalu memberikan segalanya dengan sukacita.
u dalam diriny
yang lebih dahsyat," ujarnya
kalimat Soni yang ambigu na
panas di dalam sana mulai menjalar hingga dia hampir tak bisa mena
i. Jauhi aku... ." pint
ni sudah tumpul lantar
aak
bahu Putri terkoyak begitu saja. Menampakk
ngguh indah, Sayang.
mulai menyentuh kulit yang terbu
-hentikan," isa
sampai hilang. Dalam benaknya dia bersumpah akan
Dulu waktu masih di desa, dia sempat ikut pencak si
has bela diri yang satu ini, Putri mengarahka
rrgg
ai hewan sekarat sonta
tas meja lalu memecahkan ujungnya, hingga beling berserakan
kan ancamannya, "Awas! Jangan mendeka
acur kecil. Mau
esa dia mengambil kartu pembuka pintu di ata
bat dalam minuman itu akan merampas
sialan!" teriak Soni s
alagi saat dia berhasil berdiri, badannya malah terpeleset
u pun jatuh kembali menimpa beling
uuu
longan Soni me
tri sudah berhasil membuka pintu kamar
ng, karena malam
i, Putri yang ketakutan itu akhirnya berhasil menemukan lift.
ng tersisa seolah habis waktu m
ing
pegangan pada dinding, Putri keluar lal
a melihat sebuah pintu dan tanpa berpikir
ophia,
i makin putus asa. Takut kalau-kala
cepat! Ada
k-teriak bagai kesurupan, namu
terkuak. Bersamaan dengan itu tubuhnya pun lungla
arnya lalu memeluk tubuh ya
ru selesai m
sangka, begitu daun pintu terkuak yang menyambutnya malah s
. Kau sala
ergeming, mulutnya ma
gadis belia itu mulai menarik le
henti! Ja
ang merah dan sensual, justru berbisik
berisi ini membelitnya erat seperti gurita. Banyak wanita yang m
dan merebahkan tubuh Putri di atas
tali gaun backless satinnya. Praktis, tubuh inda
pelan sambil cepat
leh lagi. Sekarang gadis nekat itu bahkan
ekspresi wanita saat mencapai klimaks mere
lelakiannya di bawah sana sudah berdiri teg
lalu mengangkat tubuh ga
ri yang tersisa dan nyatalah kalau tubuh
melenguh. Tentu saja, desahan dan ekspresinya y
at, kau yang meminta
h Putri. Anehnya, senjatanya yang sudah siap sempurna it
tantang. Dengan bersemangat dia menancapkan kelaminn
rit Putri
di wajahnya digantika
h Putri bisa beradaptasi. Setelah itu, ritmenya makin cepat dan intens