sadari Putri ketika terjaga keesokan harinya. Setelah itu, kepa
enghantam dirin
ertumbuk pada sosok tampan yang duduk tak jauh
sapa Arya pada gadis
taan mereka semalam. Sambil menatap gadis itu penuh minat,
ereka akan
memunguti bajunya yang terlempar menyedihkan. Setelah itu di
an minta perta
ian malah duduk angkuh di depannya seperti seorang ratu.
dah, berucap dingin, "Silakan bayar jasaku sema
apkan sejak tadi mendadak lenyap. Reaksi Putri yan
alam dunia bisnis, situasi di luar duga
. Apa in
g semalam sempat membuatnya terpesona. Angka seratus
ersenyu
usah payah dia jaga sejak dulu. Dan itu p
natap Arya dengan ketenangan luar biasa. Kertas
etara dengan artis kelas B
angi kepergiannya sambil mendengus, "Hm
i, barulah Arya berdiri dan melangkah me
il membuatnya tak suka meli
menutupi ranjang, hingga noda merah darah yang
akinya ta
anya pelacur berpengalaman itu
i sulitnya gadis itu dimasuki, ciumannya yang kak
ah berpengalaman a
mukul tepian ranj
wan itu merepotkan. Ada rasa yang terlibat. B
inta dengan banyak wanita, tapi bukan perawan. Mereka mel
lnya, memindai wajah Putri, lalu menelepon seseorang. "Tolong cari informas
khirnya tiba di unit kumuhnya. Sejujurnya, dia bahkan
ingga Sophia yang masih tidur kel
sepertiga, tapi masih belagu," serg
m, iya kan?" Putri meraung tak kalah marah.
memandang muka Putri dengan ekspresi geli. "Menurutmu bagaimana lagi kau harus dap
bicara." Putri sekuat tenaga menahan d
ranya saja yang terdengar. Setelah dia tertawa sampai kehabisan nafas, barulah Sophia meny
san. Dalam sekejap, penguasaan diri tadi pun lenyap. Di bawah kendali emosi, dia mengambil barbel yang
i? Dasar perempuan barbar!" seru Sophia namun tak urung dia langsung melipir
amm
. Ucapan Sophia soal penjara dan ganti rugi membuatnya sadar s
ar bunyi pintu yang terkunci dari luar hingga kalimat pengusiran dari mulut rekan
kosong. Hatinya sakit memikirkan se
sebelum memutuskan menyucikan diri dar
byur, b
ng, Putri menyalakan shower lalu dia terduduk lemas dibawah guyuran a
ia merasa s
ui
mbil menggosoknya sekeras yang dia bisa. Sementar
ncur?" ratapnya pilu. Sayangnya, hanya bunyi
bertanya pada ibunya. Mengapa wanita yang sudah m
lau saja dia punya pendidikan yang tinggi,
akhiri saja hidup
kasih sayang sang ibu selalu jadi luka yang menganga dalam bat
a nyawaku... ." gumamnya lirihi namun lagi-l
iskan sisa hari dalam genangan a