Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?
"Hei, lakukan dengan lembut ... kamu mungkin akan membangunkannya ...."
Di sebuah kamar di Hotel Harmoni, Lena Sergius sedang berbaring di tempat tidur dengan sakit kepala yang hebat, dan tubuhnya panas seolah terbakar api. Tugas sederhana seperti hanya membuka matanya terasa seperti sebuah tantangan, dan ketika dia akhirnya berhasil membuka sedikit matanya, pemandangan di depannya hampir menghancurkannya!
Choki Burhan, pacarnya sendiri sedang memeluk seorang wanita di dekat jendela dan wanita itu tidak lain adalah ibu tirinya, Kiara Sergius!
"Tidak perlu cemas. Dia tidak akan sadar. Obat yang aku gunakan cukup kuat untuk membuat pingsan hewan liar," ucap Choki pada Kiara tanpa melirik ke arah Lena yang terbaring di tempat tidur.
Di detik berikutnya, Choki menggendong Kiara dengan mendorong pinggangnya ke atas dan berulang kali melakukan gerakan cepat, menyebabkan Kiara mengerang dengan kencang.
Lena menggertakkan gigi dan mengepalkan tangannya, berusaha keras menjernihkan pikirannya. Kiara-lah yang memperkenalkan Choki padanya, jadi dalam mimpi terliarnya, dia tidak pernah menyangka ibu tirinya akan tidur dengan pacarnya di belakang punggungnya!
Malam ini, Choki mengundangnya makan malam. Dia jatuh pingsan setelah meminum segelas anggur yang diberikan padanya.
Ternyata sepanjang malam ini tidak lebih dari sebuah jebakan rumit yang dirancang oleh pasangan tak tahu malu ini!
"Jika Lena mengetahui dia tidur dengan seorang pengemis malam ini, menurutmu bagaimana reaksinya?" tanya Kiara di sela-sela erangannya.
"Dia tidak akan pernah mengetahuinya. Selama dia mengira akulah yang tidur dengannya malam ini, dia pasti akan menikah denganku! Cepat atau lambat, tidak hanya harta Keluarga Sergius yang menjadi milik kita, tapi juga harta milik ibunya!"
Kata-kata kejam Choki membuat Lena merinding.
"Bagaimana rencanamu menangani kakaknya?" tanya Kiara.
"Itu urusan sepele," jawab Choki sambil menyeringai kejam. "Setelah aku mengambil kendali penuh atas Keluarga Sergius, aku akan menemukan kesempatan untuk memenjarakannya."
Kiara terkekeh nakal dan melengkungkan punggungnya untuk mengikuti gerakan Choki, matanya berbinar seolah dia sedang merayakan kemenangan yang akan segera datang ke dalam genggamannya.
Tiba-tiba, sebuah pikiran muncul di benaknya, dan ekspresinya sedikit muram. "Aku menolak membiarkan dia menjalani kehidupan yang nyaman! Setelah kalian menjadi suami istri, sebaiknya kamu tidak tidur dengannya walaupun kalian tidur di kamar yang sama!"
Choki meletakkan tangannya dengan mantap di pinggang Kiara, lalu masuk dan keluar dari wanita itu dengan lebih keras. "Menurutmu apa yang harus aku lakukan?" tanyanya, napasnya terengah-engah.
"Hmm ... tabrak mobilnya. Buat itu seolah-olah kecelakaan. Tidak peduli apakah dia meninggal atau cacat seumur hidup, aku serahkan padamu!" Di tengah aksi panas mereka, Kiara tidak lupa membuat rencana terhadap putri tirinya. Wajah cantiknya menunjukkan raut keganasan saat membayangkan melenyapkan wanita yang dibencinya.
Bermandikan keringat, Choki tersenyum padanya dan berkata, "Oke, sesuai dengan kemauanmu."
Melihat keduanya akan mencapai puncak, Lena segera menutup matanya, berharap dia bisa lenyap ditelan bumi.
Choki dan Kiara segera berpakaian lalu melirik ke arah Lena yang masih terbaring di tempat tidur. Merasa begitu puas, keduanya meninggalkan kamar sambil terkekeh.
Hanya ketika pintu ditutup di belakang mereka barulah Lena membuka matanya lagi, air mata mengalir di wajahnya dan membasahi seprei.
"Aku benar-benar buta, Choki Burhan! Aku dulu begitu memercayaimu, tapi ternyata kamu hanya pria tidak berhati yang berkomplot untuk menjatuhkan keluargaku!"
Lena hanya bisa bergetar karena marah.
Dia mencoba turun dari tempat tidur, ingin sekali melarikan diri, tetapi kakinya terasa begitu berat seperti besi.
Efek obatnya terlalu kuat, bahkan dia sampai tidak mampu berdiri!
Sambil menggertakkan gigi, dia berusaha meraih pisau buah di meja samping tempat tidur dan kemudian menyayat lengannya. Darah langsung mengucur, tetapi rasa sakitnya sedikit mengembalikan kesadarannya.
Begitu dia berdiri, dia mendengar suara keributan di luar pintu. Tanpa pikir panjang, dia terhuyung-huyung ke jendela dan memanjat keluar.
Pada detik berikutnya, dia mendengar suara Kiara dan Choki datang dari kamar yang baru saja dia tinggalkan.
"Apa-apaan? Ke mana dia pergi? Apakah dia melarikan diri?"
"Dia pasti tidak bisa pergi jauh! Jika dia tidak tidur dengan seseorang malam ini, obat yang dia minum akan mengambil nyawanya!"
Dengan tekad bulat, Lena memaksa dirinya untuk tidak melirik ke bawah, menggertakkan gigi saat dia dengan hati-hati berpindah dari satu ambang jendela ke ambang jendela yang lain. Saat dia berhasil mendapatkan pijakan yang kokoh, sebuah tangan tiba-tiba terulur dari jendela kamar sebelah, menutupi mulutnya dan dengan cepat menariknya ke dalam.
Kehilangan keseimbangan, tanpa sadar Lena meraih kerah baju pria itu dan mereka berdua sama-sama jatuh ke lantai.
Pria itu berakhir mendarat di atas tubuhnya.
Wangi feromonnya yang memikat memenuhi lubang hidung Lena, menyebabkan bulu kuduk di lengannya berdiri.
Sisi rasionalnya ingin menyuruh pria itu berdiri, tetapi suara yang keluar dari bibirnya lebih terdengar seperti erangan.
"Apakah Edi mengirimmu ke sini?"
Di tengah kegelapan, pria itu berbicara padanya dengan nada lembut dan tidak tergesa-gesa, suaranya terdengar sangat menyenangkan di telinganya.
Merasa gelisah, Lena meletakkan tangannya di dadanya, di mana dia merasakan otot-otot menonjolnya melalui kain tipis yang memisahkan tubuh mereka. Darah memompa melalui pembuluh darahnya dengan cepat, dan sensasi panas di tubuhnya semakin tidak tertahankan.
Lena tidak tahu siapa Edi ini, dia juga tidak peduli.
Yang paling penting sekarang adalah dia harus bertahan hidup.
"Apakah ... apakah kamu tampan?" tanyanya dengan suara lemah dan serak.
Tidak senang dengan pertanyaannya, Delon Winata mengernyit.
Meski begitu, dia tetap memberi jawaban. "Kurasa bisa dibilang aku lumayan."
"Baiklah, setidaknya, kamu tidak jelek."
Lebih baik tidur dengan orang asing yang tampan daripada dengan pengemis!
Lena mengulurkan tangan dan menangkup pipinya, berbisik, "Terima kasih."
Di detik berikutnya, dia mengangkat kepalanya dan menempelkan bibir hangatnya ke bibir pria itu.
warning 21++ Yang belum cukup usia dilarang masuk. Bijaklah dalam membaca. ** Yenka Linggarwarna, wanita berumur 30 tahun yang sudah menikah selama 4 tahun dengan Taran Hariksana, dia akhirnya memilih jalan yang sama dengan Taran karena Taran yang berulang kali berselingkuh dengan banyak wanita. Perkataan Taran yang mengatakan Yenka adalah wanita bodoh karena tak pernah mencicipi pria lain membuat Yenka memutuskan melakukan hal yang sama agar Taran juga merasakan apa yang pernah dia rasakan. Dengan bantuan temannya, Ian Samudra Biru, Yenka masuk ke dalam pesta topeng yang dilakukan setiap malam kamis. Di pesta tersebut aktivitas seks adalah hal yang biasa dan identitas mereka terjamin. Yenka menikmati permainanya dan membuat Taran berikap berbeda padanya, karena semua pria yang pernah tidur dengan Yenka menjadi terobsesi dengannya. Akankah Yenka kembali pada Taran, atau meneruskan permaianan gilanya? Dan bagaiamana dengan Ian, sahabatnya dari kecil yang memiliki kecemburuan tinggi pada Yenka? Tentang balas dendam yang dilakukan dengan sex, semata-mata berlandasan dengan satu kata, yaitu cinta.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Cerita ini khusus 21+, karena terdapat adegan panas. Cerita ini di mulai ketika Fahrizal masih berumur 13 tahun, tapi dia sudah bisa menunjukkan kelebihannya di atas ranjang.
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.