ve
cabang ke cabang yang lain. Aku pergi bersama Hardt dan Timoth
ebat. Kemampuannya di atas rata-rata. Dia bisa menemukan jejak tiga bandit itu
nguntungkan dalam tugas yang tepat. Kebencian. Ke
reka tak lagi bisa dikenali. Akan kubungkus
pulsif dan semua momen yang kuserap dalam kepalaku. Adrenali
n jubahku berkibar setiap kali aku melompat dan berayun. Angin menampar wa
terdeteksi olehku dari halaman. Bercampur busuk
ng ... berbeda." Timothy
Hardt memamer
sini," kata Timothy lagi, m
bali menyerang indra penciumanku yang sensitif keti
tersentak saat aroma manis yang tajam meninju hidung mereka. Timothy membeku
gila pada wanita ini." Ha
kecanduan,"
lalu." Timothy mengalihkan perhatia
ang sulit saat pikiranku sedang jernih. Namun, hanya ada Anna yang tertin
unya setengah terbuka. Aku melihat dua kaki telanj
tampak akrab. Masih sama seperti lima belas tahun yang lalu,
an tahun lamanya, tapi tak akan ada perubahan yang mencolok pada fisik kami sepe
nakas. Jemariku meraba cangkang kerang yang m
yang terbenam di pojok kiri. Anna remaja tersenyum lebar ber
lalu di Pantai Ayr. Ada aroma Anna pada bingkainya, berpadu dengan aroma cat minyak dan tem
indraku bekerja lebih keras dari biasany
. Ada bau lain dari radius empat meter jauhnya. Ak
an langkah baru yang menyusul di belakangnya, tiga orang, tik
engan kecepatan luar biasa, matanya be
ya sebagai hiasan dinding." Hardt menyer
endengarkan langkah yang hampir tiba di depa
kehancuran yang segera datang, aku belum
ku memandan
r." Timothy melemparkan benda be
langsung mengantonginya ke dalam saku celana panjang
pria berjaket kulit yang sedang mabuk itu. Dia menen
wanita cantik yang tinggal di rumah ini dan karena aku yang menemukannya, kalungnya jadi milikku sek
nya ke atas. Tubuhnya terangkat tinggi, sementara kedua kakinya
kukatakan tepat sebelum aku melemparkan tubuhnya seperti boneka
sudah gatal ingin melancarkan tinjunya. Salah satunya bagian Hardt. Yang
eramku menyusul menghentikan Tim
ng merangkak kabur itu dengan mudah, dan menyudutkannya seperti kelinci sebelum
encekiknya, sementara kukunya menggores kulit lenganku yang seperti ba
tatkan cengkeramanku di lehernya, matanya
liurnya menyembur. "Pa-pada s
tenggorokannya, dia meraung seperti hewan yang baru disemb
dahkan nada. "Aku bilang, aku akan menidurinya
u refleks terpejam dan saat terbuka lagi, aku tak peduli dia memang sengaja menambahkan im
gembang. Aku mematahkan tulang lehernya sebelum dia dapat menemukan napasnya lagi, mencabut kepalanya dengan diikuti bunyi k
*