gsi berada di dalam gedung. Tak terkecuali para relawan yang sedang berada
telah mengganjal perutnya dengan roti yang di berikan oleh mamah Akbar. Mamah Akbar
ari watak mamah Akbar yang berubah menjadi lebih baik. Bahkan ketika shol
ung gini jadi enak deh. Terlindungi dari h
" Kata tante dengan melihat kepada Riri dan Cahaya. Dua gadis
k percaya. Namun ia senang me
dung. Karena selama ini tante merasa banyak
get denger tante mau pakai kerud
lihat sama yang bukan mukhrim. Kalo udah di lihat kan. Kita dapet dosa setiap hari." Je
tanya tante yang masih ragu-ragu. Rambut panjang bergelombang yang di sanggul de
a Cahaya dengan senyumnya yang canti
te dan sekeluarga udah pindah ke rumah. Insya Allah tante akan segera membeli baju d
Bintang bangun dengan menangis. M
alaupun mungkin saja hatinya saat ini sedang terluka. Seorang ibu memang ha
antusias. Ia melihat gerimis kecil
Riri mengeru
mis di pagi hari." Jawab
ah bisa
keluar. Mata mereka melihat gerimis ya
anya. Dingin-dingin gimana gitu." Kata
h ciptaan Allah." Kata
ik sanggar menawarkan aku. Supaya aku bisa menginap disana."
at kabar bahagia dari Cahaya. Namun rasa sedih hinggap di da
n secepat ini. Ternyata sanggar anak itu but
k kamu udah siap-siap nih buat ke tempat
merengek di d
ya. Merekapun berpelukan dengan h
h sampe sana." Kata Riri menyeka air
ti kabarin kamu." Kata Cahaya den
saki
r. Ia bisa mendapat teman yang asik untuk mengobrol dan satu lagi yang membuat dirinya sangat b
ng berlari dari gerimis. Meski buramnya pa
membuat Cahaya melihat
tanya Cahaya dengan merin
injem payung. Daripada kehujanan kaya gitu. Pinjem payung sama siapa kek." Kata
sindir Cahaya. Ia jadi ingat kalo Iyan menyimpan rasa dengan Riri. Rasanya Cahaya ingin memberi tahu kep
jarak pengungsian ini dengan jalan bes
e perhatian banget sih." Riri melede
kolah. Ya bisa juga di bilang sahabat dekat. Jadi ia mempunyai perasaan sayang kepada Iyan. Sayang untuk sahabatnya. Riri me
a perhatian banget." Kata Cah
Iyan Cuma sebatas teman. Udah itu aja." Teg
ya dengan spontan. Hingga membuat Riri kaget dan
penasaran. Kini wajahnya memerah.
ang sendiri ke aku." Jawab Ca
a ia tidak sadar sama sekali jika Iyan menyukainya. Sikap yang
apa." Kata Cahaya dengan santai. Uca