/0/18810/coverbig.jpg?v=c634d2692554f3b0b2d66a678ee886d0)
Naya Agustin, "aku mencintaimu, tapi cintamu untuknya. Aku istrimu, tapi kenapa yang memberi segalanya ayah mertuaku?" Kendra Darmawan, "kau Istriku, tapi ayahmu musuhku. Aku mencintamu, tapi sayang dosa ayahmu tak bisa kumaafkan." Rendi Darmawan, "Jangan pedulikan suamimu, agar aman dalam dekapanku."
"Aku sudah menyerahkan semua uang padamu. Lalu, kemana uang itu? Kamu tahu, bukan? Hubungan kita tidak direstui ibuku, sehingga aku harus banting tulang agar bisa menikah? Agar aku bisa buktikan kepada ibuku kalau kita bisa membuat pesta pernikahan tanpa bantuan darinya?"
Seorang pria tampak mencecar dan memaki seorang gadis, di sebuah gubuk yang ada di tepi sawah. Pria yang kerap disapa Kendra itu tidak sanggup menahan emosinya, ketika mengetahui uang yang selama ini dititipkan kepada sang kekasih habis tanpa sisa. Digunakan untuk bermain judi, oleh calon mertuanya sendiri.
"Ma-maksudmu aku, Mas. Aku sungguh tidak memiliki maksud untuk menyerahkan uang itu kepada ayah. Hanya saja aku tidak sanggup menolak keinginan ayah yang ingin meminjam uang itu." Gadis bertubuh mungil itu mulai terisak. "Kalau aku tidak mau, ibu yang akan menjadi sasarannya. Aku tidak mau itu terjadi, Mas."
"Ck, benar kata ibuku. Tidak seharusnya aku menikah denganmu!" Kendra memotong perkataan gadis yang telah dipacarinya selama dua tahun belakangan ini. Sungguh ia kecewa dan sakit hati pada gadis bernama Naya Agustin tersebut.
"Mas, tolong mengerti. Aku tidak bisa menolak keinginan ayah. Aku sangat menyayangi ibu."
"Bukan begitu caranya. Kamu tidak bisa menuruti keinginan ayahmu seperti ini. Kalau sudah habis begini, bagaimana caranya kita menikah? Semua yang yang aku titipkan padamu sudah habis tak bersisa. Sekarang apa? Pakai apa kamu mau bayar wedding organizer yang telah aku booking? Dengan apa? Tubuhmu?"
Kendra menatap tajam kepada Naya, yang tampak ketakutan karena suaranya yang begitu tinggi.
"Lebih baik batal saja. Daripada harus menanggung malu. Aku sudah terlanjur mengatakan kepada semua warga kampung akan mengadakan acara pernikahan besar-besaran. Tapi nyatanya ini yang kudapat," keluh Kendra, patah semangat. Ia tidak bisa membayangkan betapa malunya jika menikah tanpa pesta, pasca satu tahun lebih merantau ke negeri orang. Hanya demi sebuah pesta pernikahan.
Sekaligus membuktikan kepada sang ibu, ia sanggup menanggung hidup Naya tanpa bantuan dari harta kedua orang tuanya.
Bahkan Kendra sudah membuat sebuah tabungan untuk membuka toko kecil-kecilan setelah menikah nanti. Tapi nyatanya apa? Naya malah memberikan seluruh uang yang di kirim kepada ayahnya untuk berjudi.
Kini Kendra pulang hanya untuk mendengar kepahitan.
Tubuh Kendra terasa lemah. Ia bersandar pada tiang gubuk yang kini mereka tempati. Tatapannya begitu nanar menatap hamparan sawah yang terbentang luas.
"Maafkan aku, Mas. Aku mohon maafkan aku. Aku akan melakukan apa saja asalkan kita tidak batal menikah. Aku sangat mencintaimu. Maafkan kebodohanku yang tidak menjaga amanat darimu." Naya melompat turun dari gubuk dan bersimpuh di hadapan Kendra.
Gadis itu benar-benar takut sekarang. Kendra tidak lagi mau menikah dengannya, setelah uang yang ada di rekening habis tanpa sisa. Naya berani bersumpah demi apapun, dua minggu yang lalu masih cukup untuk menggelar pesta pernikahan. Akan tetapi, tadi pagi sudah habis tanpa sisa, setelah ATM nya hilang beberapa hari yang lalu.
Anehnya, sang ayah tiba-tiba saja datang dan menyerahkan kartu tersebut. Dengan dalih, ditemukan di dekat kamar mandi. Padahal Naya tidak pernah mengotak-atik kalau bukan untuk mengambil uang.
Naya tidak pernah menyangka bisa menjadi seperti ini. Andai saja hari itu ia mendengarkan kata hatinya, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi. Andai saja hari itu ia pergi ke mesin ATM untuk memeriksa saldo, tentu saja ini tidak akan pernah terjadi. Ia dan Kendra sudah pergi ke wedding organizer untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Bukannya duduk di sebuah gubuk yang ada di tepi sawah, membicarakan pembatalan rencana pernikahan mereka.
"Tidak. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini. Kita cukup sampai disini." Kendra mencengkram kuat lengan Naya dan menuntunnya untuk berdiri. "Tapi, aku tidak akan melepaskan kamu begitu saja. Kamu harus tetap tanggung jawab dan mengganti uang itu!" Menyergah tepat di hadapan wajah cantik Naya.
Naya menggeleng cepat. "Aku mohon, Mas. Jangan begini, ayah sudah janji akan mengganti uang itu. Katanya dia menang judi."
"Tidak, aku tidak lagi ingin menikah denganmu. Aku tidak sudi memiliki istri pembohong dan mertua tukang judi seperti ayahmu!"
Kendra mendorong Naya, hingga terduduk di atas lantai papan gubuk. Sebelum gadis itu sempat bangkit, Kendra segera beringsut naik dan menindih tubuh mungilnya.
"Apa yang kamu lakukan, Mas?"
Naya tersentak. Ketika Kendra menyilangkan kedua tangannya di atas kepala. Tanpa belas kasih Kendra menahan kedua tangan Naya, agar tidak bisa melawan apa yang akan dilakukannya.
"Jangan banyak tanya.. Cukup diam dan nikmati saja." Kendra mengusap salah satu dada Naya, yang masih tertutupi baju kaos lengan panjang. "Aku akan mengambil bayaran atas uang yang telah dihabiskan oleh ayahmu." Meremas kuat benda bulat dan kenyal milik Naya.
Kendra yang telah dikuasai emosi, akan mengambil kegadisan Naya sebagai ganti rugi agar sakit hatinya terbalaskan. Setelah ini ia akan kembali ke Malaysia dan menghapus seluruh mimpinya untuk menikah dengan Naya.
"Ampun, Mas. Aku mohon jangan," lirih Naya. Disaat Kendra menaikan rok panjang yang ia kenakan dan melepaskan celana dalam yang dikenakannya.
Naya memberontak. Tapi tak memiliki efek apapun, karena tubuhnya yang mungil tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Kendra yang tinggi. Bahkan pergerakan Naya malah menjadi kesempatan emas bagi Kendra untuk melucuti seluruh pakaiannya.
Sehingga tubuh mungil nan putih mulus itu terpampang nyata di hadapannya. Dua gundukan kenyal yang begitu padat dengan ujung merah muda langsung menyapa. Seonggok daging yang ada diantara
dua paha Naya pun tak kalah menggiurkan. Semakin membakar hasrat Kendra untuk menikmatinya.
"Mas, jangan!?" sergah Naya, dengan nafas yang memburu. Ketika Kendra mulai mengulum salah satu ujung dadanya, seraya mengeluarkan senjatanya yang telah mengeras sempurna. Menggesekkan kepada Naya, yang masih utuh tersebut.
"Mas, aku mohon ... jangan begini!!"
Naya menangis. Terisak, dan terus saja meronta di bawah kuasa Kendra. Ia benar-benar takut Kendra masuk dan merenggut kegadisannya. Terlebih lagi kini pria itu sudah berada di depan pintu. Sekali mengentak, usai sudah semuanya.
"Ma-mas ...."
Naya pasrah. Ketika Kendra mulai mencoba masuk. Mendorong miliknya yang besar dan panjang masuk ke dalam liang kenikmatannya. Tubuh Naya menegang saat Kendra berkali kali gagal karena ukurannya yang sangat sempit.
Namun ...,
"Apa yang kalian lakukan di gubukku?"
Sergah seorang pria paruh baya, yang tiba-tiba saja sudah berada di depan gubuk. Tubuhnya menegang melihat sepasang anak manusia yang ingin melakukan hubungan suami istri, padahal mereka berdua belum sah sama sekali.
"Pak Yatno!"
Kendra tersentak melihat pria yang kerap disapa Yatno, yang tidak lain adalah ketua pengurus masjid di kampung mereka.
"Ini tidak seperti yang Bapak lihat," sambung Kendra seraya memasang celananya dengan benar. Beruntung ia hanya menurunkan celananya hingga lutut, sehingga bisa secepat kilat bisa berkemas. Tapi tidak bagi Naya. Ia harus menebalkan muka untuk meraih roknya yang mengenakannya hingga dada.
"Kalian belum menikah. Tapi sudah melakukan ini? Tidak bisa dibiarkan!" sergah Yatno. Mengacungkan sabitnya kepada Naya dan Kendra secara bergantian.
"Ini tidak seperti yang Bapak lihat." Kendra mengangkat kedua tangannya. "Naya tidak terima saya putuskan, makanya dia goda saya dengan bertelanjang di depan saya, Pak. Siapa yang tidak tergoda? Saya rasa jika Bapak di posisi saya juga mau."
"Bohong! Dia ingin perkosa saya, Pak. Sebagai balasan atas kelakuan ayah saya yang menggunakan tabungannya untuk main judi." Naya membela diri.
"Ck, jangan lagi berbohong kamu. Lihat, tubuhmu polos. Aku tidak!"
Kendra tidak mau kalah.
"Itu karena kamu yang memaksa. Lihat, ada luka lebam di tubuhku!" memperlihatkan tangannya yang biru karena cengkraman Kendra.
"Tidak peduli siapa yang salah, yang jelas kalian harus dinikahkan saat ini juga!"
Yatno mengambil keputusan. Dengan ancaman sabit di tangannya, pria paruh baya itu menggiring Kendra dan Naya keluar dari area sawah menuju ke balai desa. Mereka akan dipaksa menikah saat ini juga.
Riani sangat menyayangi pacarnya. Meskipun pacarnya telah tidak bekerja selama beberapa tahun, dia tidak ragu-ragu untuk mendukungnya secara finansial. Dia bahkan memanjakannya, agar dia tidak merasa tertekan. Namun, apa yang pacarnya lakukan untuk membalas cintanya? Dia berselingkuh dengan sahabatnya! Karena patah hati, Riani memutuskan untuk putus dan menikah dengan seorang pria yang belum pernah dia temui. Rizky, suaminya, adalah seorang pria tradisional. Dia berjanji bahwa dia akan bertanggung jawab atas semua tagihan rumah tangga dan Riani tidak perlu khawatir tentang apa pun. Pada awalnya, Riani mengira suaminya hanya membual dan hidupnya akan seperti di neraka. Namun, dia menemukan bahwa Rizky adalah suami yang baik, pengertian, dan bahkan sedikit lengket. Dia membantunya tidak hanya dalam pekerjaan rumah tangga, tetapi juga dalam kariernya. Tidak lama kemudian, mereka mulai saling mendukung satu sama lain sebagai pasangan yang sedang jatuh cinta. Rizky mengatakan dia hanyalah seorang pria biasa, tetapi setiap kali Riani berada dalam masalah, dia selalu tahu bagaimana menyelesaikan masalahnya dengan sempurna. Oleh karena itu, Riani telah beberapa kali bertanya pada Rizky bagaimana dia bisa memiliki begitu banyak pengetahuan tentang berbagai bidang, tetapi Rizky selalu menghindar untuk menjawabnya. Dalam waktu singkat, Riani mencapai puncak kariernya dengan bantuannya. Hidup mereka berjalan dengan lancar hingga suatu hari Riani membaca sebuah majalah bisnis global. Pria di sampulnya sangat mirip dengan suaminya! Apa-apaan ini! Apakah mereka kembar? Atau apakah suaminya menyembunyikan sebuah rahasia besar darinya selama ini?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Adult content 21+ Farida Istri yang terluka, suaminya berselingkuh dengan adiknya sendiri. Perasaan tersakiti membuatnya terjebak kedalam peristiwa yang membuat Farida terhanyut dalam nafsu dan hasrat. Ini hanya cerita fiktif. Kalau ada kesamaan nama, jabatan dan tempat itu hanya kebetulan belaka
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"