menjerit dar
ga perempuan yang mengganggu ketenangannya itu. Ada tiga orang. Dua di antaran
suk penciuman. Dia sebenarnya sangat mual. Namun, rasa itu m
s diperlakukan seperti ini. Rasakan!" ucap salah satu dari
ara laki-laki. Parahnya, suami orang juga di
. Tangannya lalu bergerak cepat merebut ponsel yang sedang merekam, lantas membantingnya
a sontak menjerit marah
i situ, kerudungnya dipaksa lepas. Rambutnya dijambak dari ber
!" Itu sua
lindunginya dengan kedua tangan yang terentang lebar. "Saya bi
u? Gigolo
ti itu!" pekik Sasi dengan suara bergetar. Gadis berusia
ku. Bau," ucap
Sasi me
lacur! Pelakor! Dia s
ya Sasi berteriak. "
amanya saat kami sedang bersama!" ucap perempuan y
ri lagi. Namun, Ranggi leb
Ranggi mengulangi
itu t
ebut nama Mbak Tari? Suami Anda, kan? Hal itu tid
yang justru memikirkan perempuan lain? Kenapa tidak bertanya k
las itu k
di mata suami Anda, karena bagi saya, Anda s
a kamu, ya!" Perem
bicara!" ujar Sasi di
segera mempering
i suami ibu lebih menyukai bunda saya. Ngaca, dong! Itu bedak
Bukannya tidak senang dibela anak. Mentari hanya
i jejak jadi pelakor," ucap perempuan yang ponselnya dibanti
suami Ibu nanti." Sasi j
Sasi ke dalam rumah. Mereka masih mencoba menyerang M
pai akhirnya mereka mau pergi. Pria itu kemudia
kali ke kita, Bun?" tan
hanya diisi orang
k pernah berbuat
dak adil. Tapi, segala ses
untuk pergi. Namun, pria itu bersikeras ingin tetap tinggal. Mentari tidak berni
h," ucap Sasi sambil mengeringkan r
i untuk semua masala
tuk masalah kita, Bundaku, Mat
dah itu," u
makai kerudung, keduanya segera keluar. Ranggi yang
rumah untuk kalian b
mengernyit. "Ap
. Kalian harus segera pergi. Mbak tidak memperhat
kenapa?" ta
bahkan ada yang tersenyum seolah puas melihat Mbak Tari
i alibi." Mentari menatap tida
enar, Bunda. Aku t
ga orang yang berada di dalam rumah itu menjengit kaget karena kaca je
ringis sambil mem
u berukuran sekepalan tangan orang dewasa t
lebar saat darah merembes
a sambil beranjak
luka Ranggi. Pria itu han
Sasi merengek dengan
pergi dari sini," ucap Ranggi lagi setelah
i, padahal dia biasanya pali
gangguk. Perempuan itu tidak punya pi
ukan nanti saja, yang terpenting mereka aman dulu dari sekumpulan emak-emak barb
a dia tidak tahu menahu soal petisi itu. Pak RW juga sempat menahan Mentar
pria itu saat di jalan, rumah ini baru selesai diperbaiki. Ranggi membelinya seca
n rumah Om?
ngga di luar yang menuju
seraya mengeluarkan k
kebanggaan dari na
ini seperti rumah sendiri,
ungkin sampai Sasi beres
pa-apa, Mbak. Aku justr
ilih bertanya hal lain. "Ranggi, apa yang kamu lakukan
senyum lebar. "Aku bilang kalau aku itu calon suami Mbak Tari, jadi me
tak terpera