wajah tertunduk mereka masing-masing menyebutkan namanya masing masing. Santi,
gai staf yang berwenang di afdeling ini, mandor mengatakan, apa yang sedang d
uan itu kembali bekerja. Agar tidak kelihatan aneh aku menanyakan perkembangan kepada mandor di wilayah ini. De
epadaku, kalau aku berminat dia bisa mengatur 3 karyawati, aku pura-pura tidak berminat. Ak
Mandor menjelaskan soal cewek-cewek di perkebunan, Sebenarnya banyak ju
h pandai nyepong dia juga makin bagus pijatannya. Setiap malam sebelum tidur aku dipij
. Suatu hari dia berterus terang kepadaku bahwa badannya lemes kali tidak kuat setiap malam mens
akan kamu aj
n mungkin, nanti sa
na baru berhenti sekolah, dia kerjanya mocok-mocok bantu emakn
cantik enggak?"
au di jakarta sudah jadi artis d
awah mandor Paeran, kerjanya
5 tetangga saya, kalau bapak tarik kerja disi
isa diembat," t
nya lobang juga," kata Y
uma kerja di sini malah ja
ti saya tanya dulu sebelum
lah aku pulang kerja, Yanti me
nalkan sama Mandor Paeran di Afdeling. Lastri
u pacaran gak menentu lebih baik kau kerja di tempat bapak, malah nanti dia
n di kebon sawit, banyak kali yang bunting tak menentu, tak jelas sapa la
astri,"
jebol apa belum gak tau lah pak, anak-anak tanggung itu kan tak tau kali cara main, tiba-tiba
" tanyaku p
a Lastri yang
n pekerjaan di rumahku. Mereka aku tempatkan di kamar di sebelah kamarku.
u dengan gestur ragu-ragu dan takut. Aku langsung duduk, lalu kutarik tangannya dan kududukkan disampingku. Kupeluk badann
h dia duduk dipangkuanku. Mulanya dia diam saja tidak bergerak, setelah tanganku meraih pinggangnya mengarahkan duduk dggelengkan
erusaha menghindar remasanku. Aku berhenti berusaha lalu mengajaknya berdir
ang-orang kebon memandang pejabat staf itu adalah orang terhorma
rpikir Lastri masih terlalu polos, kasihan kalau buru-buru diembat. Kayaknya dia perlu waktu untuk penyesuai
ur di kamar bapak ya, saya takut di kamar saya suka ada suara yang aneh-aneh, kadang-kadang pintu sering terbuka se
aku tidur sama kakak
tidur sama-sama bapak, ka
k aku takut kali sa
ganggu kami nanti
mengang
ri. Lampu sudah diredupkan. Awalnya suasana tenang. Tapi selang 15 menit kemudian Yanti m
tri yang belum tidur berusaha mengalihkan pandangan dengan tidur membelak
pula. Yanti merintih nikmat sampai akhirnya orgasme. Ronde pertama Yanti memulai menaiki tubuhku d
embali merintih sampai akhirnya meraung pelan karena merasa orgasme. Aku masih belum mencapai pun
Mungkin dia takut, kenapa Yanti minta-minta ampun. Akhirnya Lastri melihat permain
enyesuaikan maka semuanya bisa terlihat dengan jelas. Aku akhirnya
gigil. Ku cium pipinya lalu keningnya dan terakhir mulutnya aku sergap. Lastri masih pasif diam saja, meski tidak menolak.
a percumbuanku dengan Lastri. Aku rasa t
ama Lastri membuang muka. Setelah lebih dari seminggu dia berani duduk menonton pe