enyesuaikan diri. Soal kebutuhan sex aku cukup terpuaskan. Sebetulnya mau cari yang model apa pun ak
erja aku juga sudah bisa mengikuti irama kerja di perkebunan ini. Afdeling yang menjadi tanggung jawabku hasil tandan buah segar ali
r. Di perkebunan, seorang manager berkuasa bagaikan raja, karena dialah orang yang paling tinggi pan
hatannya juga beda jauh usianya. Kutaksir usia bu Haryadi sekitar 35 tahun. Mereka juga belum punya anak. Aku memb
da yang menggoda adalah sorot matanya yang mengesankan menggoda. Tapi
menguasai soal kelapa sawit, tetapi Pak Haryadi pengalamannya soal kelapa
ertanya kepadaku, "Dik
abnya dengan nada gurauan. "Kalau nggak keduluan Bapak pasti sudah
g kamu juga ganteng l
ngsung te
beliau sampai ngomong ka
a, nanti kalau saya benar naksir istri bapak, kan bapak bisa
mong beneran kan?
tri orang saya taksir," kata
k keberatan istri saya ditaksir
arena bingung menebak
u berteriak mem
gak rikuh karena dia mengenakan baju dengan dada rendah, sehingga lipatan payudaranya te
berarti berhadapan denganku. Mataku jadi sulit dia
anya naksir kowe."
bikin saya malu," kataku m
nar juga ya gak apa-apa to," kata bu H
iku galau, karena sulit menebak-neb
apat dengan direksi di kantor pusat di Medan. Rapatnya cuma sehari, tetapi ak
belanja katanya. Rikuh sekali selama 10 jam
u kamar sendiri dan pak manager menempati kamar lain yang masih satu lantai. Rapatnya cuma berjalan 2 jam
adi mengaku sudah lama berfantasi ingin menikmati istrinya disetubuhi orang. Pak Haryadi mengatakan h
ada kesepakatan antara suami istri untuk menentukan lelaki yang diajak bergabung. Kehadiran ku di perkebunan itu mem
karena kalau aku menolak mereka tidak menemukan orang lain dan perset
. Selanjutnya Pak Haryadi yang akan mengatur strategi. Dia berterus terang ba
asing-masing. Aku berdebar-debar menunggu saatnya tiba. Sesuai dengan permin
ang mengenakan kimono. Kamarnya gelap sekali, Aku dituntun pak Haryadi masuk ke kamarnya. Aku seperti orang buta, karena tidak bisa meli
empuk. Aku mendapat gambaran bahwa kedua kaki itu adalah kaki Bu Haryadi yang tidur telentang dan menga
bir vaginau yang mentul. Di celah vaginanya terasa ada tonjolan. Aku
bahwa memek ini bibir dalam nya menjuntai keluar. Lidahku menari-nari di celah vagina mencari posisi kelentit. Lipatan kulit yang menututp
lolong-lolong seperti disiksa. Aku terus berkosentrasi menjilati ujung itil itu sampai dia benar-benar menonjol dan
etak g spotnya. Tak sulit mencari jaringan lembut yang jika tersentuh pemiliknya mengelinjang. Aku rangsang titik itu dengan
cos. Aku langsung melahap mulutnya dan menciuminya secara ganas yang disambut dengan rada gelagapan. S
ri mulutnya. "Dik pelan-pelan dik
gku masuk seluruhnya. "Aduh dik mentok bang