kembali ke ke
ya mengangguk dan mengikuti Hossein berjalan keluar dari gudang
a masuk. Mengabaikan pandangan murid di dalam kelas, Hossein
perlu memint
menaikkan alisn
ria itu terlihat dingin dan tegas.
embuat Fatim
e arah Fatima. "Ah,
Aku lupa memberitahumu bahwa aku memi
marahan dari Sang Guru. Tapi pria itu hanya menatap wajah putranya dengan
hendak membuat seseorang terlambat, Hossein. Sekarang
Maw
kan diri di antara murid yang lain
mendengarkan apa saja yang diajarkan oleh Ibn Sani hari itu, benaknya tidak bisa berhenti memikirk
a berbaris bersama murid yang la
tuk menampung puluhan murid yang ada di sana. Menu hari itu simpel tapi
angan, mulai dari anak saudagar kaya hingga anak pedagang
aih roti yang ada di piring. Remahannya yang terasa
Ia melihat Hossein dan beberapa temannya bercakap-cakap tentan
ada di atas meja. Bocah itu meraih beberapa dan dengan lemparan tangannya, Hos
satu lagi, hingga kini ada empat b
a Hossein bersorak dan be
ingga terlihat seakan tidak menyentuh tangan terampil bocah itu.
h ara mendadak beralih ke arah Fatima. Gadis itu tidak sempa
an terlempar ke arah Fatima. Buah itu terjatuh tepat ke dalam telapak
imainkannya dan mengembalikannya ke mangkuk kec
Hossein kepadanya. Jusnya yang manis menyembur ke dalam mulut Fatima, memenuhi
*
*
Hossein datang layakny
an kaku. Tapi Kini Fatima sadar bahwa dibalik penampilan Hoss
enda dengan mata tertutup saat istirahat, atau bertaruh bisa melompati meja dan kursi dengan teman-temannya. Dan
dang pasir, memanggil semua ngeng
makan. Hossein akan menceritakan kebiasaan-kebiasaannya di rumah. Kedua adik laki-lakinya yang nak
ria itu. Ia bercerita tentang kedua adiknya, Shahira yang sering iri dan Khallid yang mengikutinya ke mana-mana. Ia bercerita tentang ibu kandung dan ibu tirinya. Ia bahka
i yang dilakukan ayahnya. Tapi Hossein tidak melakukannya. Hingga suatu kal
memilih berte
n balik bertanya de
sedia menjadi temanmu. Mengapa kau memili
ikkan bahu. "Kau tidak sep
nar
njelaskan lebih jauh m
da orang yang menganggap ia menarik
tidak tertinggal semakin jauh. Penampilannya tentunya juga tidak bisa dibilang menarik. Di antara teman sebayanya ia paling tinggi. Kadang ia membungkukkan pu
oh, Hossein. Berteman denganku han
"Dan reputasiku tidak akan terpengaru
g. Hanya jujur. Perlahan, Fatima akhirnya berhenti bertanya-t
lakukan kebalikannya. Orang kadang menyamakan kepolosan bocah itu dengan k
Kadang mereka jalan-jalan ke pasar yang ramai, kadang mereka duduk-
akan permainan untu
aku lihat," ia
ng sedang lewat
ngga mereka yan
kanan yang
n ketika Fatima ber
*