hadiah ulang tahunnya yang ke sebelas. Bukan dari ayahnya, pria itu tidak pernah membe
mberikan buku i
kulit yang di cat dengan warna ungu dan halus ketik
mbuka sampul buku i
ak seusianya dan cantik. Mata lebar Shahira membesar meli
aku mau
ak b
g kerap iri dengan benda apapun yang dimiliki Fatima dan sering bersikap sem
Shahira bahkan tidak
id
gkah maju. "B
dengan gigi mengerat layaknya seekor
erdiri dan mendorong. Shahira yang lebih pen
" Shahira menjerit ke arah kakak tiriny
s, Fatima mel
enyum mengej
enakut," boca
padamu." Suara Fatima melengking
." Kata-kata Shahira yang penuh ejekan diucap
ti itu," Fatima menyangkal meski
ndekat dan
ku pembohong, Fatima
ia menyerang duluan. Fatima sudah bisa membayangkan apa yang d
aaf pada Shahira ata
bar buku di tangannya, Fatima kehilangan kesabaran. Ia mendorong Shahira sekeras mungkin
membelalak ketika melihat s
gorokan tercekik, Shahira berdiri dan
a, Fatima
rdengar suara teriakan
pelukan, Fatima menatap wajah ayahnya yang marah. Bibir pr
" Saheer bertanya dengan wajah merah pa
ahira merebut buku yang dibe
h air mata. Dahinya yang terbentur masih sudah
embuat suaranya menjadi terputus-putus. "T-tapi Fatima tidak
eluk ayahnya dan me
pada Shahira, Fatima
i, B
lakkan matanya
annya kepada Shahira dan ketakutannya aka
r tidak menangis, Fatima menyerahkan
melecut Fatima sepuluh kali karena sud
nas bekas lecutan dan wajah cemberut, Fatima
il seperti itu, Fatima," Hossein berko
ri Fatima, tapi wajah Hossein tidak lagi terlihat kekanak
ak apa-apa?" Ho
anya k
ngerti. "Akupun juga akan ke
uanya terlihat layaknya dua anak
setelah beberapa saat kesunyian. "Bagai
ak tahu
tahu. Aku akan me
in. Ia tidak ingin terlihat bodoh di depan temannya. Tapi waja
ikl
ng bisa ka
tah
atima dan berkata, "Leb
as milik Fatima dan mendadak detak jantung Fatima terasa semakin cepat. Kulit Hossei
a." Hossein meraih ke dalam tasnya dan mengeluarkan enam bola berlapis kul
satu padaku," Hossein berk
ntah. Tapi ketika Hossein yang mengatakannya, kata-kata temann
angannya seperti yang ia lakukan deng
," Hossei
ssein. Temannya itu menangkap dan dengan mulusnya dan
ima," Hoss
angannya dan seperti sebelumnya, berga
ngan sangat baik, Fa
apakah temannya itu mengejek. Tapi wajah Hos
ngk
layang kembali
a satu sama lain setiap Hossein meminta atau melemparkan bola ke arah Fatima. Setela
sebaiknya kita masuk sebelum
atima ikut berdiri dan be
idak ada kata sedih ket
*
*
sam