mi juga, Tsan." Bimo terharu dan bersyuku
injakkan kaki di rumahku!" D
ambang pintu, Bimo melakukan tindakan yang tak di
isa membuat kamu memaafkan dosa-dosaku, ak
s, mengguyur permukaan pipi d
Bimo lebih menyala-nyala di hati Tsani saat ini. Bukan karena egois, Tsani ingin Bimo merasakan
melihat wajah sang bayi yang begitu mirip
Semua sudah selesai! Semenjak kau beranjak pergi sa
SI-mu untuk dia. Dini sudah membuang kami, to---long--- , Tsan ...," tangis Bimo kini lebih keras dari tangisan bayinya, sedangk
n. Dan sekarang kau datang dengan membawa bayi gundikmu
ruh tubuhnya memanas, jantungnya tak bekerja lagi dengan nor
sudi menerima dia dalam hidupku. Apalagi harus merawatnya sep
utup pintu, kedua kaki
apa kamu k
ni menangis, Tsani menyeka air mata
an jelas mata basah lelaki di masa lalunya. Lelaki yang dulu sangat beringas, kas
t campur." Pak Noto selaku RT setempat bersama tig
." Tsani langsung bangkit,
n perkara ini." Pak Noto membantu Bimo yang sudah ter
ngin menampakkan wajahnya di
u," titah Tsani singka
Rosi yang duduk di ruang tamu. Dua Ibu lainn
kebetulan lewat di depan rumah Mbak Tsani. Katanya ada keributan di rumah Mbak Tsani. Saya selaku RT di sini berhak ta
kesalahan di sini
menampakkan wajah yan
Bimo. Ini benar Mas
mpilan Bimo yang jauh berbeda
usli, Bu?" tanya Pak
ntan suaminya
... Mas
pi masih menyandang status sebagai suami Tsani kare
Setelah apa yang telah kau perbuat!" Tsani spontan bangkit dari dudukny
elah Tsani berusaha menenangkannya.Seorang Ibu yang m
Bapak ini sudah sangat kehausan, peru
Semenjak saya diusir dari rumah istri kedua saya.
sekiranya ASI Mbak Tsani masih keluar,
asih minum ASI. Namun ada ketidaksudian Tsani men
kumohon," bujuk Bimo. Menjatuhkan diri di lantai, tanganny
dulu, ada nyawa bayi tidak berdosa yang jadi tar
ani yang sedari tadi butiran air matanya mengalir deras baga
langkah gontai ia mengambil ali
." Bu Farida dan seisi ruangan terkejut dengan
emua orang, kecuali Tsani yang
ninggalkan ruang tamu. Langkahnya semak
Tsani dengan telaten. Sepertinya Beliau
an Bu Rosi duduk di kursi plastik. Tatapan Tsani sa
bak. Semua yang terjadi sudah
lebar. Orang lain bisa saja memandang remeh ujian hidup yang
dengan wajah Dini. Membuat Tsani
ng bayi, Melani masuk ke kamar.
ani terkejut dengan celoteh putri kesayanga
ah kandungnya?" Tsani bermonolog dalam hati, "lant