di atas ranjang sambil memainkan ponsel miliknya. Sesekali ia membenarkan posisi bantal yang saat ini menahan beban tubuhnya. Sudah setengah jam yang lalu Bimo berada di kamar peng
angkan baginya saat ini. Tak masalah jika gadis itu terus saja mendiamkan dirinya. Yang pasti mulai malam ini dirinya bisa memandang wajah gadis itu sepanjang malam sudah lebi
Kia!" Kesal gadis bernama lengkap Azkia Khairani Alfarizi tersebut kepada la
yang sukses membuat Kia menatapnya dengan tajam. Dan Bimo sangat menyukai
isih dengerinnya," protes Kia yang justru
?" Bimo menyeringai lalu kembali berkata-kata, "Neng g
t Abangnya. Kia tak bisa menolak permintaan ayahnya untuk segera menikah. Dan bodohnya Kia mengapa pasrah saja saat menerima perjodohan itu tanpa menanyakan terlebih dahulu siapa laki-laki itu. Anda
. "Nggak usah embel-embel yang lain!"
lkan Kia bahagia," jaw
a mulai menyisir lalu mengikatnya dengan asal. Kini Kia berdiri hendak melepaskan gaun pengantin yang melekat begitu pas di tubuhnya. Namun tak semudah bayangan Kia. Resleti
menatapnya dengan seringai jahil. Logika dan hati Kia kini tengah berperang hebat, antara ke luar dari kamar dan meminta bantuan untuk melepaskan gaun pengantinnya kepada Bundanya atau pasrah dengan ba
menggeser tubuhnya demi mendekati tubuh Kia. Se
ing bersama perempuan yang dikencaninya. Bahkan Bimo beberapa kali melihat tubuh para kekasihnya tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuh mereka. Tapi bersama Kia Bimo merasa berbeda. Ada rasa tak biasa setiap kali berdekatan dengan gadis itu. Bahkan han
an dirinya pada rasa hangat yang menjalar dari ujung kaki hingga ujung kepala. Mengguyur tubuhnya dengan air dingin adal
memperhatikan Bimo yang mulai turun dari ranjang, membuka lemari untuk mengambil handuk yang telah disediakan hotel hingga laki-laki itu menghilang di balik pintu kamar mandi. Gegas Kia menurunkan gaun pengantinnya lalu meng
u dengan bibir terbuka saat melihat bagaimana dada sixpack dengan bulu-bulu tipis itu terpampang dengan
kan pandangan ke arah lain dengan pipi merona. Gegas Kia meraih ponselnya
Bimo dengan tergelak. Laki-laki itu melangkah sembari menyugar rambutnya yang masih basah dengan seringai
" Pekik Kia sambil meraih ba
l terlepas dan Kia segera menutup mata dengan kedua tangannya. Perlahan Bimo mendekatkan wajahnya. Meniup wajah Kia yang
nya pasti akan minta lihat terus. Dielus atau lebih juga bo
untuk menghindari Bimo tanpa sedikit pu
n sarung dan kaos untuk ia kenakan salat. Kia yang merasakan keheningan mulai membuka kedua tangannya secara perlahan. Lalu berbalik badan mencari seseorang yang
kriteria jauh dari laki-laki idamannya itulah yang kini menghalal
n menanggapi pertanyaan Bimo, Kia segera beranjak menuju kamar mandi dengan debaran jantung tak biasa. Mulai
rpikir,"Duh gimana ya caran