/0/16545/coverbig.jpg?v=4f70e22dd60d7dd78ffb06b4e475bd0c)
Rate 18+ Bimo Aryo Sadewo, laki-laki berusia 29 tahun dari keluarga sederhana tak ingin menyia-nyiakan tawaran dari sahabatnya. Dengan suka cita Bimo menerima perjodohan dengan gadis yang memang sejak pertemuan pertama mereka di Yogyakarta membuat dirinya jatuh cinta. Tak peduli gadis bernama Azkia Khairani Alfarizi tersebut selalu bersikap dingin dan acuh padanya. Berhasilkah Bimo meluluhkan hati Kia yang sudah terlanjur membeku karena pengkhianatan dari cinta masa lalunya ataukah Bimo memilih mundur karena cintanya yang tak pernah mendapatkan balasan?.
Bimo hanya mampu mengulas senyuman tipis seraya menikmati ekspresi kesal pengantin perempuannya yang saat ini tengah membersihkan sisa make up di wajahnya. Bimo sengaja berdiam diri di atas ranjang sambil memainkan ponsel miliknya. Sesekali ia membenarkan posisi bantal yang saat ini menahan beban tubuhnya. Sudah setengah jam yang lalu Bimo berada di kamar pengantinnya. Tapi tak sepatah kata pun yang terlontar dari bibirnya. Memperhatikan gadis yang baru beberapa jam lalu sah menjadi istrinya jauh lebih menarik daripada melakukan hal lain.
Tanpa disadari gadis itu Bimo beberapa kali mengambil gambar dari berbagai ekspresi yang menyemai di wajah ayu itu dengan kamera ponselnya. Sungguh kegiatan yang paling menyenangkan baginya saat ini. Tak masalah jika gadis itu terus saja mendiamkan dirinya. Yang pasti mulai malam ini dirinya bisa memandang wajah gadis itu sepanjang malam sudah lebih dari cukup. Biarlah cinta datang dengan sendirinya, dirinya cukup bersabar dan berusaha memenangkan hati gadis yang telah terlanjur terluka karena cinta masa lalunya tersebut.
"Udah deh Mas Bimo nggak usah senyum-senyum terus. Puas kan sekarang ngerjain Kia!" Kesal gadis bernama lengkap Azkia Khairani Alfarizi tersebut kepada laki-laki yang beberapa jam lalu telah resmi menyandang status sebagai suaminya.
"Siapa sih yang ngerjain kamu Sayang?" Bimo balik melayangkan pertanyaan yang sukses membuat Kia menatapnya dengan tajam. Dan Bimo sangat menyukai netra berwarna madu yang berkilat emas diterpa oleh sinar lampu tersebut.
"Nggak usah panggil-panggil sayang. Kia risih dengerinnya," protes Kia yang justru semakin melebarkan senyuman di bibir Bimo.
"Ya udah, klo gitu Kia mau dipanggil apa selain sayang?" Bimo menyeringai lalu kembali berkata-kata, "Neng gelis, honey, baby, sweetie, sweetheart, atau my love?."
Kia menatap tajam ke arah Bimo dengan mendengus kesal. Kia tak pernah menyangka jika akhirnya ia bisa terjebak dalam pernikahan bersama laki-laki penebar pesona dan perayu ulung seperti Bimo, sahabat Abangnya. Kia tak bisa menolak permintaan ayahnya untuk segera menikah. Dan bodohnya Kia mengapa pasrah saja saat menerima perjodohan itu tanpa menanyakan terlebih dahulu siapa laki-laki itu. Andai ia tahu jika laki-laki itu adalah Bimo sudah pasti Kia menolaknya secara mentah-mentah. Kia tidak menyukai laki-laki penebar pesona seperti laki-laki yang saat ini menatapnya dengan seringai aneh.
"Panggil Kia aja klo gitu." Tegas Kia. "Nggak usah embel-embel yang lain!" Kia kembali memperjelas keinginannya.
"Terserah Kia aja. Asalkan Kia bahagia," jawab Bimo dengan santai.
Kia kembali melanjutkan kegiatannya, menatap pantulan dirinya di hadapan cermin. Kia mulai melepaskan sanggul di kepala lalu mengurai rambut panjang kecokelatan miliknya. Kia mulai menyisir lalu mengikatnya dengan asal. Kini Kia berdiri hendak melepaskan gaun pengantin yang melekat begitu pas di tubuhnya. Namun tak semudah bayangan Kia. Resleting panjang di bagian punggungnya ternyata sulit dijangkau oleh kedua tangannya. Seperti tadi, Bimo masih terus memperhatikan Kia, menunggu hingga gadis itu meminta bantuannya.
Helaan napas kasar lolos dari bibir Kia saat usahanya tak membuahkan hasil. Gaun indah itu tetap melekat sempurna di tubuhnya. Dengan terpaksa Kia melayangkan tatapan ke arah Bimo yang saat ini tengah menatapnya dengan seringai jahil. Logika dan hati Kia kini tengah berperang hebat, antara ke luar dari kamar dan meminta bantuan untuk melepaskan gaun pengantinnya kepada Bundanya atau pasrah dengan bantuan Bimo. Lalu Kia bangkit, memilih duduk di tepian ranjang. Dalam posisi memunggungi Bimo Kia berujar, "Mas tolong bukain!" Bimo bisa mendengar kalimat itu ke luar dari bibir Kia dengan nada frustasi.
"Tentu saja Kia sayang," jawab Bimo singkat lalu menggeser tubuhnya demi mendekati tubuh Kia. Seketika senyuman kemenangan terlukis di bibirnya.
Dengan lembut dan penuh hati-hati Bimo mulai menarik ke bawah resleting itu dengan tatapan memuja ke arah punggung mulus yang saat ini terekspos nyata di depannya. Pemandangan yang seharusnya biasa bagi laki-laki playboy seperti Bimo, mengingat dirinya yang sering bersama perempuan yang dikencaninya. Bahkan Bimo beberapa kali melihat tubuh para kekasihnya tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuh mereka. Tapi bersama Kia Bimo merasa berbeda. Ada rasa tak biasa setiap kali berdekatan dengan gadis itu. Bahkan hanya dengan memandang wajah Kia saja jantung Bimo berdetak tak karuan. Bimo hendak menyentuh punggung putih mulus itu tapi dalam waktu yang bersamaan Kia bangkit dengan memegang gaun bagian depannya. Kia menoleh menatap Bimo lalu berkata-kata, "terima kasih Mas."
Bimo mengedikkan kedua bahu lalu turun dari ranjang melalui arah berlawanan. Hati Bimo berdesir. Desiran yang mengantarkan dirinya pada rasa hangat yang menjalar dari ujung kaki hingga ujung kepala. Mengguyur tubuhnya dengan air dingin adalah alternatif terbaik saat ini. Bimo tahu ia tidak akan mendapatkan malam pengantinnya untuk waktu yang tak terprediksi.
Seperti mendapatkan angin segar Kia membebaskan napasnya yang tadi sempat tercekat di kerongkongan. Tentu saja Kia belum siap jika harus berganti pakaian di depan Bimo meskipun status mereka sekarang adalah suami istri. Kia memperhatikan Bimo yang mulai turun dari ranjang, membuka lemari untuk mengambil handuk yang telah disediakan hotel hingga laki-laki itu menghilang di balik pintu kamar mandi. Gegas Kia menurunkan gaun pengantinnya lalu mengambil koper miliknya. Membuka dan memilih piyama untuk ia kenakan malam ini dengan cepat. Tak akan ada lingerie seksi ataupun malam pertama seperti malam pengantin pada umumnya. Mereka hanya akan tidur tanpa aktivitas apapun.
Bimo ke luar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan kain putih yang melilit di pinggangnya. Kia terpaku dengan bibir terbuka saat melihat bagaimana dada sixpack dengan bulu-bulu tipis itu terpampang dengan jelas di depan matanya. Untuk pertama kalinya Kia melihat laki-laki bertelanjang dada selain keluarganya.
"Mas Bimo kok nggak pakai baju sih. Porno tau!" protes Kia seraya mengalihkan pandangan ke arah lain dengan pipi merona. Gegas Kia meraih ponselnya lalu berpura-pura sibuk untuk menyembunyikan wajahnya yang terasa memanas.
"Emang kenapa? Wajar kan klo aku nggak pakai baju di depan istri sendiri. Mau coba lihat yang lain?" goda Bimo dengan tergelak. Laki-laki itu melangkah sembari menyugar rambutnya yang masih basah dengan seringai aneh. Bimo juga mengubah sebutan mereka menjadi aku dan kamu agar terdengar lebih santai dan terkesan akrab.
"Nggak nggak. Kia nggak mau!" Pekik Kia sambil meraih bantal untuk menutupi wajahnya.
Bimo semakin gencar menggoda Kia. Lantas Bimo duduk di tepian ranjang seraya mengambil paksa bantal dari wajah Kia. Bantal terlepas dan Kia segera menutup mata dengan kedua tangannya. Perlahan Bimo mendekatkan wajahnya. Meniup wajah Kia yang tampak memerah bahkan Bimo bisa melihat dengan jelas warna merah itu menjalar dari wajah hingga ke leher putih milik Kia.
"Nggak nggak Kia sayang. Nanti juga klo kamu udah tahu rasanya pasti akan minta lihat terus. Dielus atau lebih juga boleh. Aku siap kapan pun kamu mau," ucap Bimo dengan tergelak.
"Dasar omes!" Pekik Kia lalu berguling untuk menghindari Bimo tanpa sedikit pun melepaskan kedua tangannya dari wajah.
Bimo menghentikan kejahilannya. Beranjak dari atas ranjang kemudian mengambil tas miliknya. Melepaskan handuk dan menyisakan bokser di tubuhnya. Lalu mengeluarkan sarung dan kaos untuk ia kenakan salat. Kia yang merasakan keheningan mulai membuka kedua tangannya secara perlahan. Lalu berbalik badan mencari seseorang yang tadi menggodanya. Kini yang Kia temui bukan lagi sosok laki-laki dengan kilat jenaka di kedua netranya tapi sesosok laki-laki religius seperti ayah dan abangnya.
Kembali Kia menimbang penilaiannya terhadap Bimo. Laki-laki dengan kriteria jauh dari laki-laki idamannya itulah yang kini menghalalkan dirinya. Mungkinkah laki-laki pilihan ayah dan abangnya salah?.
"Kamu belum salat isya' kan?" ujar Bimo yang seketika berhasil menyentak lamunan Kia. Tanpa sedikit pun ingin menanggapi pertanyaan Bimo, Kia segera beranjak menuju kamar mandi dengan debaran jantung tak biasa. Mulai malam ini dirinya harus membiasakan diri menerima kehadiran Bimo dalam hidupnya. Entah suka atau pun tidak.
Dalam benaknya Kia terus berpikir,"Duh gimana ya caranya kabur dari malam pertama?"
18+ "Pak Bapak jangan galak-galak kenapa? nanti gantengnya luntur loh!" ucap Anggun dengan santainya kepada guru BK di hadapannya tersebut. "Nggak papa luntur wong saya udah punya calon istri kok," balas Arjuna dengan tatapan tak terbaca. "Hahahaha... Bapak ngigau deh! Selama dua tahun ke luar masuk ruangan Bapak, nggak ada tuh satu pun guru yang bilang Bapak udah punya calon istri," cibir Anggun tak percaya dengan ucapan guru BK yang berjuluk malaikat pencatat amal tersebut. "Jadi penasaran, siapa Pak?" Kembali Anggun melayangkan pertanyaan. Sejujurnya Anggun sengaja ingin mengalihkan fokus Arjuna yang sejak satu jam lalu tanpa henti memberikan tausiyah padanya. "Ya siswi yang paling sering masuk ruangan saya."
Kayla, gadis berusia 19 tahun yang harus mengalah demi kakaknya dan terpaksa menjalin hubungan baru dengan laki-laki lain tanpa ada rasa cinta demi menutupi perasaannya. Rendy tahu tidak mudah menaklukkan hati Kayla yang telah dimiliki oleh laki-laki lain. Namun kenyataan pahit harus Rendy terima disaat sebuah kebenaran terungkap. Laki-laki itu Gibran, suami dari sahabatnya Lyla kakak kandung Kayla. Lyla tidak pernah tahu jika adik dan suaminya pernah menjalin hubungan bahkan Gibran dan Kayla masih menyimpan semua kenangan manis saat mereka bersama. Namun Rendy bertekad akan menghapus kisah masa lalu Kayla bersama Gibran. Rendy tidak akan membiarkan Kayla menjadi orang ketiga dalam rumah tangga sahabatnya Lyla. Berhasilkah Rendy meluruskan benang kusut cinta segi empat diantara mereka? Ataukah menyerah dalam persimpangan jalan cinta yang sangat menyakitkan?
Blurb 18+ Harap bijak memilih bacaan! Nathan Narendra Alfarizi, laki-laki berusia 25 tahun yang hobi bergonta-ganti wanita. Julukan playboy telah melekat pada dirinya sejak laki-laki itu remaja. Baginya wanita adalah sebuah candu yang tak pernah menjemukan untuk dihisap madunya. Namun, alam seolah menegurnya melalui peristiwa besar yang menimpa dirinya. Liburan yang ia anggap sempurna nyatanya menciptakan masalah besar baginya. Debaran jantungnya menuntun laki-laki itu pada seorang gadis yatim piatu yang hendak mengakhiri hidupnya. Dia, Mutiara Cinta, gadis berusia 20 tahun. Bagi Cinta dunia tidak pernah berlaku adil padanya sejak ia terlahir di dunia. Maka jalan satu-satunya adalah kembali kepada Sang Pencipta. Mungkinkah pertemuan tak disengaja itu berakhir dengan cinta ataukah hanya dijadikan kenangan semata?
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. 🙏🏻 Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……