inya saat dia menyentuh hidungnya sendiri. Sekelompok tim keamanan hotel yang mendengar adanya laporan dan keributan langsung mendekati tempat kejad
erempuan!" jawab Bastien yang berusaha mencoba untuk melepaskan diri dari cengkraman para penjaga kea
adalah putra dari seorang tentara, tuan," ujarnya kemudian menambahkan cemooh dengan
u adalah pewaris dari ... dari ... ah siala
g," jawab Deshara mencoba merangsek masuk ke dalam pembicaraan. "Sekarang
ang mendengar hal itu langsung melepaskan Bastien dan berbisik pada rekannya. "Beliau adalah Bu Direktur, sekaligus ibu dari pewaris sah
a si penjaga menundukan
yang terarah padanya kini menuduh dan menyalahkan. Pria itu mendecih sambil menahan alir
gu! Orang yang harus kau minta
pnya dengan tatapan kesal. "Aku minta ma
maafmu terdengar tidak tulus sama sekali," kata Bastien sembari mendelik. "Kurasa harusnya aku menginjak
n. "Maafkan aku!" jerit pria itu putus asa. "Aku sangat menyesal oke? Aku tntiknya. "Tidak perlu sampai seperti itu, kau tidak harus meremukan tangan seseorang hanya karena dia menyentuhku. Aku benci kekerasan dan aku harap kau tidak membe
is pujaannya. Namun sebelum pergi, Bastien sempat menoleh pada para penjaga hotel. "Singkirkan orang ini dari sini sebel
" sahut mer
awab perintahnya, tapi itu tidak masalah. Justru fokugannya erat dan memasukannya ke dalam saku jasnya. "Kau baik depan matanya dan di muka umum tanpa berpikir dua kali tentang reputasi. Itu sungguh pemandangan yang menghibur, sudah lama sekali dia tidak melihat hal-hal yang menyenangkan sejak tadi. Semakin lucu lagi saat Basaya tidak meledak. Di detik berikutnya dia menelan semua itu dan mencoba bersikap lebih tetikan hal itu tidak akan terjadi lagi,
asih, Sir
mbel-embel seperti itu di depan namaku. Khusus untu
sambil tersenyum padanya. "Kau tahu, kau terlihat sangat jantan dan hero
da semburat merah tipis yang muncul di pipi bahkan sampai ke telinga. Perempuan itu bisa menebak bahwa Bastien sep
bersikeras meyakinkan Bastien dan memberi lebih banyak pengakuan agar dia berada diatas angin. "Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi andai kata kau tidak dat
tu cepat sambil menggenggam tangan Deshara dan menggesekan pipinya pada telapak tangan perempuan itu. "Dia ti
a beruntung lawan mainnya kali ini hanyalah bocah kemarin sore yang mudah dipengaruhi oleh sedik
jawab Deshara lagi dengan lembut. Dia kemudian memberikan pemu
sejujurnya menggemaskan, rasa canggung, kikuk, dan semua hal yang diperlihatkan ole
tien yang tiba-tiba meraih tangan Deshara d
lebih sulit. Pemuda polos ini sepertinya terlalu larut dalam skenario yang Deshara ciptakan. Dia tahu sorot mata
stien ini sedikit lebih berb