memasuki area perkantoran di pusat kota. Namanya Siska Rantama, pega
tugas mencatat order masuk dan stok berb
finansial suaminya yang kal
rhasil diraih bersama-sama, ujia
jiwanya sampai nyaris habis. Keinginan untuk menghancurkan hidupnya seketika buyar saa
gagal. Dia berambisi untuk bisa melanjutkan hidup dan bersumpah akan
i sekarang, membuat Siska melampiaskannya dengan bekerja tanpa kenal lelah,
pikul. Pundi-pundi uang mengalir lancar ke rekeningnya, hingga dia ruti
akinya ke dalam rumah, ketika
il mendatangi Roni yang menjadi p
am," jawab Roni. "Anak-anak
udah besar," tim
i sambil berbalik meninggalkan Siska. "Kamu masih is
nya. Begitu Roni berlalu, Siska s
a, tersenyum ke arah
" ujar Saga yang ber
unggu terlalu lama," ucap Siska merasa
lembur nanti ibu capek!" jawab Saga den
jak dua buah hatinya yang
nya Roni sambil mendongakkan kepalanya saat s
an piring untuk anak-anaknya. "Leb
la, anak kedua Siska yang mem
etika te
Nggak penting kok, Cill. Ibu saj
a-apa lagi dan melahap
nya Saga ketika melihat pi
ah
n-kebetulan ibu lihat." Siska menyeka, membu
makanan, kok Ayah malah makan
uk. "Iya, tadi sama .
g kamu, Mas! S
*
panjangnya yang diikat ekor kuda. Kemeja warna biru lembut membalut tubuh Siska yang berlekuk
um yang terbit di bibir merah alaminya, se
ska mendengar namanya dip
." Kavita menyongsongnya ketika Siska mun
usus karyawan kantor, karena lift di sana hanya
iska saat tiba di ruangan Ezra yang saat it
gangguk. "Saya baru saja mengajak sepupu saya untuk bergabung di
, Pak?" tanya Siska
kan kepada pria yang duduk di depannya untuk berdi
eh ke arah Siska yang seke
" serun
is
menyadari bahwa kedua orang di depan
g ada di depannya ini adalah Pasha, teman sekola
ng kenal?" komentar Ezra,
las Pasha sambil menoleh memandang E
," ujar Ezra. "Kamu belajar du
," sahut Pasha antusias. "Seka
reuni sama Siska?" tukas Ezra data
asha sambil berjalan ke arah l
" Siska mengangguk sopan kemudian segera meninggalkan ruang
asha ketika dia dan Siska su
k dulu. Sepatu-sepatu di sini terdiri dari banyak je
ak?" tanya Pasha sambil mengernyit. "
t kerja Pak," bisik Siska. "Aku
klum mendengar p
ska berdering nyaring. Dia segera meraih gagangnya dan
asa ada sekitar seratusan yang siap kirim. Ini aku baca salinan catatan, kebetul
ng teleponnya diiring
i?" komentarnya. "Aku baru tahu
dang kerja," sah
mu judes seka
as lagi," tukas Siska sambi
sam