s ikatan tangan mereka, sampai Siska terpaksa
an jas pengantin dan wanita itu mengenakan g
n hati teriris perih. "Apa begini cara kamu berkomunikasi? Kita sudah men
kini tidak segan untuk merekam keributan
a ke masyarakat publik, pasti akan ada banyak
u aku dan Mas Roni don
u diusir, Siska kembali mengarahkan
a ini kamu
kamu-tidak perlu
dan menggandeng tangan wanita lain?" potong Siska dengan suara keras, meman
g merugikannya, Rir
" rintih Ririn sambil berupaya me
, ya!" gertak Siska
h mereka. Seketika semua orang berdiri membeku s
at Siska begitu menghakimi Roni. "Apa kamu pik
raya menatap Roni. "Pernikahan kita
aan kami." Siska menoleh dan memandang Ririn angk
Roni terasa seperti pedang tajam yang
r Roni. "Riri
arah Roni dan m
n dia bisa hancur pelan-pelan tanpa perlu aku menyentuhnya." Si
oni bergantian tanpa menger
nggunakan kedua tangannya sendiri untuk melepas
up melakukan apa saja?" tanya Siska lagi.
ntar, kemudian memalingka
u," kata Roni akhirnya, membu
sekali sentak dia berhasil memisahkan tang
tang seorang diri tanpa p
obil saya sekarang! Yang la
pasrah dan tanpa perlawanan membiarkan beberapa prem
!" panggil Ri
e arah Ririn yang wajahnya s
an pernah berpikir untuk menjadi bagian dari rumah tangga aku. Boleh saja kamu masuk melalui p
giris-iris hati Ririn hingga menjadikannya serp
napa kamu sebegini dendamnya?" tanya Ririn tert
dengan keras. "Tapi ini masalah prinsip, bagaimana aku harus bisa m
, Siska mengempaskan tangan Ririn hingg
kamu kalau Ririn sampai kenapa-
galkan Ririn yang termangu sendirian tanpa bisa berbuat
ni mulai melaju, Ririn seolah tersad
kkan nama Roni, dia tidak peduli pada orang-orang
pa lelah, diangkatnya gaun pengantinnya tinggi-tingg
yah menyeret kedua kakinya hingga wajahnya basah berpeluh. Dia baru benar-benar me
-buru mengambil ponselnya dan mencoba menelepon Roni lagi. Betap
Mas R
i yang menjawab panggilannya. "Jangan ke m
as
ang tiba-tiba masuk dalam percakapan mere
jap mata kebahagiaan dirinya musnah begit
*
tempat Ririn menunggu dengan lebih cepat. Ririn langsung mend
ck. "Apa aku nggak pa
u menggel
oke?" kata Roni tegas. "Mulai sekar
k akan pernah bisa membuat kamu berpaling dari aku, Mas!" seru Ririn berapi
in untuk masuk ke mobil. "Kamu jadi sasaran kemar
k dengan wajah
ahut Ririn murung. "Aku lebih memilih jadi perawan tua saja
mbelai wajah Ririn yang masih dirias lengkap, memb
sam