a pakai baju c
at
lemari sontak terhenti m
ik dengan ponselnya. Pria tampan itu hanya mengangguk tanpa menjawa
n sarung untuk Gus Aaraf dengan warna senada. Setelah semuanya tertata rapi
Aku mengganti keset dan menaruh handuk untukny
i Gus Aaraf tidak ada pilihan lain selain merelakannya. Semo
rus memberikan bingkisan sebagai ucapan selamat. Entah itu selamat karena
terlihat tampan dan gagah dengan balutan kemeja yang aku pilihkan. Apa l
" tanyanya yang tak ay
ya,
k ke kamar mandi. Aroma maskulin langsung menyeruak memenuhi indr
, Gus, kalau aku sang
. Abah duduk di depan, aku dan Umik di belakang menjaga bingkisan kami. Tidak seberapa l
aruh baya, mungkin itu adalah Paman dan Bibi Ayrani. Kemudian aku dan G
gubuk saya. Terima kasih juga kepada Gus dan Ning." Pria
udah diundang ke sini, Zaki
, Pak Yai. Pasalnya pe
rik ke arah suamiku, dia terlihat sayu dengan pandangan kosong. Entah apa yang i
Paman Zaki langsung bangkit yang diikuti oleh para kerabatnya, t
Gus? Kok kayak
, Kay! Aku cuma kebele
sudah kamu ke
kuti pergerakannya, entah kenapa ada perasaan yang mengganjal. Gegas aku ju
ak orang, di sini kosong. Mungkin k
isa pikirkan
e
ngkah pelan dan mencoba mengintip siapa di sana, sepersekian detik kemudian aku hampir limbung saat melihat
at cantik dengan balutan gamis dan hijab berwarna putih. Wajahnya dipoles make up
an menik
bawa kam
a terasa air mataku menitik melihat su
man sama Bibi bisa m
au meneruskan ini, Ay! Kalau kita pergi, kita
Ning Kayshilla!
anita lain! Aku belum menyentuhnya sama sekali, Ay! Aku
p mulut. Netraku mulai kabur saat melihat Ayrani menunduk dengan kepala me
ta perg
a yang meremas jantungku. Aku ingin berteriak, memberitahu semua orang bahwa hatiku
Gus Aaraf. Pria yang terang-terangan menolak ku. Pria yang be
" tanya Umik saat melih
kalau Gus Aaraf akan
alau putranya tidak p
yang beberapa menit lalu menghantam kewarasanku. Na
ay duluan yang masuk kamar
ranya, kemudian beliau menatap lagi kepadaku, "Umik takut
r napas dengan menggumamkan kalimat toyyibah. Siapa ta
a Paman Zaki. Kemudian Ayrani turut keluar dengan dituntun Bibiny
ahu pria di sebelahku ini pasti tengah merana, a
ncar. Mahesa dan Ayrani sudah res
oga suamiku bisa sadar
ahesa ini Kang Santri yang mengabdi di pondok
Mbak Ayrani bahagia dengan pria pilihan Abah," jawabku dengan m
, Nd
k. Kang Mahesa cukup tampan dan parasnya berseri, dia
*
. Kelopak mataku beberapa kali mengerjap, rasanya sangat berat sekali. Perlahan-lahan a
pada pernikahan yang rumit. Setelah lelah dengan air mata yang
jadi sembab g
yan pusing, saat itu juga jantungku terhenyak karena
ahu bergetar. Aku tidak mendengar apa yang ia mi
kamu seperti ini?! Nama siapa yang kamu minta dalam doamu, Gu