meninggalkanku sendirian di sini yang masih bingung menatapnya.
demi sedikit aku sudah ber
misterius,
ung menunju kamar. Pemandangan yang pertama kali aku
u. Kita sho
a,
u adalah wanita normal yang mendambakan sikap manis suaminy
gsung menyambutnya. Ini adalah pertama kali aku mencium t
karena perasaan bersalahnya pagi tadi? Apapun itu,
i hanya ada kami berdua lantaran Abah Umik sedang pergi. Semua makanan sudah te
pin ini se
Mau minta bantuan mbak nd
amu sudah repot-re
. Ini sudah menja
n kamu juga wajib taat apa kata suami. Jangan dekat-dekat p
ya,
shilla!" Suaranya ter
ni? Gus Aaraf dengan mudahnya protes saat aku dekat dengan pria lain,
tanyanya lagi yang sont
a maaf, besok-besok
, "bagus kalau kamu paham.
adalah melayani pria dengan sifat berubah-ubah di depanku ini. Tidak pedu
duk di sofa dengan memangku laptop, sedangkan langkahku menuju lemari guna m
tampak jemarinya sesekali menekan pelipis
pijit kepa
"nggak usah! Cuma p
pur. Tujuanku adalah membuatkan kopi untuknya, s
letakkan cangkir berisi kopi p
sebut. Kemudian tangannya mengembalikan cangkir ke
in kepalany
ya kamu
rasakan dulu, pasti s
saat, "ya sudah kalau begitu. Kepalak
la suamiku. Tebakanku adalah Gus Aaraf tengah memikirkan kata-kata Abah tad
epadanya. Aku ingin sekali mengatakan kalau pundakku siap dijadikan sandar
Gus, biar pikirannya tena
hanya me
oma terapi nggak, Gus? Mu
y! Kamu ini c
u merespon beda. Lagian salahku juga terlalu memancingnya. Beberapa menit kemudian
hkan diri di sana. Aku juga akan tidur, le
*
tujuh malam. Semua makanan sudah tersaji di meja makan, jug
masih lam
ay panggil saja, ya, biar k
sehingga aku lantas bangkit dan beranja
u tengah berbincang dengan seseorang di seberang telepon. Gel
a yang semakin membu
u semakin mengernyit bingung lantar
pilih jalan ini? Aku bisa membawamu ke depan A
e
enatap punggung suamiku saat ia menjauhkan ponselnya dari daun telinga. G
ng aku tida
dari ta
enyum, "saya disuruh Abah dan Umik untuk memanggil
ah apa yang Gus Aaraf bicarakan, tetapi aku paham dari kata
ng. Gus Aaraf sudah meleburkan semua harapanku, bahkan i
k." Aku mendudukkan dir
Nduk. Ayo kit
g patuh. Mengambilkan makanan dan minuman, bahk
kalian ada ac
yang masih mengatupkan bibir
bisa ikut Abah dan Umik ke rumah Paman
Ayrani akan menikah,
ng menjodohkannya. Tadi siang Abah dan Umik ke rumah Pamann
tas saja Gus Aaraf tampak berbeda. Ternyata i
menikah lalu Gus Aaraf m
atu dengan cinta pertamanya, m
nya palsu. Suamiku mencoba dekat lantaran cinta p
udah punya pilihan bagaimana?" Gus Aaraf membuk
ani menjodohkan. Lagian dia akan pertukaran pelajar, dia juga sudah ga
s seperti
ha melerai meskipun Abah
an, "Abah memang suka sekali membuat keputusan sepihak yang terkesan me
Mau ke
ing, Bah. Nanti Kay antarka
gitu, Nduk. Tapi k
, Um
ndengaranku menangkap Abah yan
Pasti pusing karena
ibuk meminta hati untuk tenang karena ta
n memikirkan cara untuk memp