an Umik, bukan atas keinginan saya sendiri. Maaf kalau kita harus berjarak du
e
tu sama lain. saya dengan kehidupan saya, dan kamu dengan kehidu
menghantam dada, kata-kata menyakitkan itu keluar dari mulu
rkata tanpa adanya ekspresi berlebih. Wajah tampannya yang ditumbuhi jamba
ngisku sudah meledak. Ah, aku salah, bagaimana mungkin d
aksa saya. Tolong pahami kalau hati saya juga saki
menatap tajam bola mata itu, tidak peduli
cintai wa
h ...,'
annya di hadapanku tanpa peduli perasanku. Apa dia pikir aku wani
saya, nikahi saja wanita itu.
jur memilihmu. Saat aku ingin melamar wa
i memang dijodohkan, bahkan sebelum pernikahan ini kami memang tidak pernah bertemu.
saudara perempuan, Gus. Jadi kamu nggak akan melihat keluarga yang kamu sayangi terlu
, samar-samar aku mendengar bibirnya men
atakan saja tidak mau menyentuhku, lalu aku akan ma
ini salahku karena menjatuhkan hatiku padanya. Dia tidak bersalah, a
ah dia menghormatik
nya. Aku pikir, aku juga akan bahagia. Apa lagi Abah dan Umik mertua sangat rama
mengutarakan perasaan, seperti yang kamu lakukan malam ini.
ntah dia memikirkan perkataanku b
rap apa-apa kepada saya. Tapi, saya akan tetap memperlakukan kamu dengan
s. Saya nggak papa," jawab
, Ning. Kamu
us. Namun, tetap saja kata-katanya menusuk dalam ke jantung. Se
kan hak kamu sebagai istri. Sekali lagi maafkan sa
doa untuk pernikahan ini. Namun, dengan tegasnya dia bilang tidak menginginkanku? Penola
malah membuat lukaku meradang. Aku sekuat mungkin menahan tangis yang hampir mele
kalau baru saja
erlu menungguku, karena aku a
e
anjang denganku? Sebegitunya kah
us. Say
mik. Saya nggak mau kalau mereka kepik
mana dengan
k, G
pada layar ponsel, sesekali bibirnya akan mengulas
r dengan ponsel yang menempel di telinganya. Sayup-sayup aku masih bi
lo,
n membelalak kaget, '
*
udah membuatku biasa bangun jam segini. Dengan perlahan aku menu
mu, Ya Allah. Aku menyayanginya saat dia berjanji di hadapan
. Tidak ada gunanya menangisi laki-laki yang tidak mencintaiku, tapi
Bagaimanapun aku adalah istrinya, kenyamanan tidurnya ad
g ponselnya. Dengan cepat aku merapikan selimut unt
ngap
ak dengan kelopak mata yang belum terbuka sempurna. Gus Aaraf cepat-cepa
at ponsel
eng
hela napas kasar, "maaf, Ning. Tapi kita sudah sepakat untuk tida
egitu saja ke lantai, langkahnya menuju ke kamar mandi, t