u ke ma
r dari gedung, lantas be
mau makan
a!" tanda
k. Saya m
t saya sekarang. Tidak
an mengikuti langkahku menuju
a ma
banyak tanya." Aku membuka pintu mob
lagi, Tari sege
n hotel bintang lima. Abdi Jaya merupakan seorang investor kaya raya, sudah berpengalaman dalam inv
embali buka suara. "Pak? K-kita mau ... ngapa
Saya meminta kamu menemani saya agar mencatat poin-poin penting yang na
u lobi hotel dan bertanya pada receptionist, kemudia
aya tersebut telah menunggu sambil me
Abdi Jaya," ucapku d
nda semakin terlihat tampan," pujinya kemudian. Aku duduk berhadapan denga
a .
n dengan lesung pipit tersebut. Tari ters
ekretaris
rubah seketika, ia manggut-manggut
ntara kami, lalu berkata, "Jadi, bagaimana soal re
h, oke. Keputusan saya sudah bulat untuk
ana pengembangan
ius begitu. Kamu pesanlah kopi dulu bi
gkan tangan kepada pelayan
Anda mau me
hitam, tidak terlalu manis
tat pesananku
Tari yang masih setia berdiri d
undukkan
esan makanan buat
ia sudah makan tad
m padaku setelah mengajaknya ke restoran ini di jam
a soal pengemba
warkan duduk dalam waktu yang cukup lama tersebut. Saat pertemuan berakhir, kami kembali ke mobil. Aku mel
tanyaku sebelum
nggelen
omo
dak apa-
bagus
n mobil untuk ke
i tiba di kantor. Tari langsung membuka
H
berhenti lagi kala aku memanggilnya. Ia berbalik badan, mas
waktu lima belas menit. Setelah
erima ka
I
ng kerja. Aku menghentikan aktivitas, la
a yang mau bic
saya? Siapa?
a tidak tahu. Se
amu sambungka
angannya. Tak berselang lama
a di sini, ada yan
. ini gue
ang mantan yang dulu membuangku saat aku belum menjadi apa-
aya? Dan apa harus kamu menelepo
alau gue nelep
yang lalu. Kamu meninggalkan saya, bahkan tidak mau mengakui saya sebagai kekasih kamu. Orang tua kamu menendang saya, men
i binatang yang paling hina di dunia ini. Mereka tidak menginginkan aku. Merendahkan pekerjaanku. Tidak mau tahu tentang cer
minta maaf. Tapi, gue sanga
GAN PERNAH HUBU
ya berserakan di mana-mana. Aku memijat pelipis, kulihat pada kaca be
LI BEK
ali duduk, melakukan peker
I
narnya. Kehidupanku sudah lebih dari cukup. Aku punya harta yang melimpah, perusahaan, punya uang untuk membeli segalanya. Namun, setiap hari aku merasa kosong.
sang sepatu dan pakaian training, aku berlari santai mengelilingi taman. Hanya butuh waktu sekitar 30 menit saja, setelah
k asing. Tari, ia tidak datang untuk berolahraga. Namun, ia dengan pakaian kaus biasa berwarna putih sambil me
ri tempatku berada, ak
Tari terkesiap dan buru-buru menoleh ke
ke depan. "Tidak ke mana-mana, Pak. Saya ... hanya ...." Tari tiba-tiba dia
Kenapa k
apak." Tari mempercepat langka
ah darinya, lantas
u memberitahu saya? Kamu
dengan tajam. "Anda tidak bisa memerintah saya karena kita tidak sedang dal
akan mempan padanya karena kami tidak sedang dalam jam kerja. Hubungan kami di luar sudah bu
a. Anda tidak ber
ya, tetapi setelah ia melangkah cukup jauh, aku melanjutkan langkah untuk mengikutinya. Aku berusaha sekeras mu
I
pertanyaan saya, apa pun yang saya perintahkan, kamu wajib menjawab dan melakukannya." Aku merebahkan di
edetik setelahnya kembal
rusan Bapak. Itu u
aw
berhak masuk ke kehidupan pribadi saya. Cukup Anda
but, aku berdiri dan mendekatinya. "Jadi, kamu sudah mulai memban
ak bisa seenaknya masu
rus menjawab p
bawahannya. Permisi, saya kembali ke ruangan saya. Kalau Anda b
cepat mela
i! T
rhenti. Ia membuka pintu, lantas keluar dan
! S
tahu apa yang dia lakukan di rumah sakit, siapa yang sakit atau ada urusan
I