amu suapin
tak merespons Asyifa yan
h pipi kiriku, berusaha membuat wajahku memandan
ini kamu nggak peduli banget sama aku!" Asyifa mulai
idak ap
coba menebak apa yang terjadi dengan diriku. "Kam
ng yang nggak ada sangkut pautnya dengan masalah ini. Saya cuma lagi capek! Dan ka
as kamu, Ndra! Ini cuma peringatan, ya, buat kamu. Ayahku pasti akan memanggil kamu besok!" Perempu
adar sedang berada di tempat umum. Orang-orang akan menganggapku gila jika melampiaskan
enit sejak kedatanganku di kantor, pria berkacamata dengan
atas meja, lalu membacanya. Membalik halaman per
gar kemarin kamu berten
ngan perkataannya kemarin malam. Aku pun ban
... tidak berma
sekuensi kalau kamu membu
aya ing
Semuanya karena Asyifa. Pertama kali saya bertemu denganmu waktu itu deng
pandangan. Bagaimana tidak? Jika tua bangka ini
yifa." Pak Hartono meletakkan koran di atas meja. Ia bangkit dan matanya menembus pemandangan di balik je
aku tidak pernah membantah, tidak pernah juga mencoba untuk mela
mengkhianati kepercayaan saya, Andra, s
ar serius dengan apa ya
ya akan
u, menepuk bahuku sebelum akh
a, tetapi ada juga rasa ke
engs
I
a Tari yang tengah berdiri m
minta iz
izin un
au pula
am lagi. Kamu tidak boleh pu
benar-benar ada
mendes
. Ini urus
pat, tetapi kamu tidak mau mengatakan alasannya? Kal
dalam. "Anda benar-benar jahat, Pak. A
Tari melangkah keluar dan
m menjejak keluar. Kenapa? Apakah aku salah? Aku bos di p
ernyata benar ia tengah menangis
erja Tari. Perempuan itu buru-buru menghapus air mata, m
nar-benar diselimuti canggung. Berg
pulang. Tidak apa-apa kamu tidak
ari masih diam di
tidak akan menanyakan alasan
yang berserakan di meja, kemudian mengam
langkah sejenak di pintu. Setelah aku m
I
yang membawa Tari. Membuntutinya dari belakang, menja
di depan rumah sakit. Ya, rumah sakit yang beberapa minggu lalu temp
i perempuan itu. Dengan langkah buru-buru, ia melewati ruangan demi ruangan
ia sangat tertutup? Kenapa perempuan itu tidak pernah ingin mengatakan padaku alasannya memohon unt
pada tangga. Tari masih ada di
ang suster tiba-tiba mengejutkanku. A
cuma ... nunggu seo
u, Anda boleh menunggu
, ba
langkah ke ruangan
, lalu memilih untuk kem
I
ang sangat serius. Itu seakan membebani pikirannya. Namun, kenapa dia tak mau mengatakan alasannya? Meski aku tahu mungkin aku tidak pantas
I
salah semuanya
apa hari yang lalu. Berserakan di mejanya, juga tergeletak di la
a, Pak?
ari! Lihat, tanggalnya! Li
ingkannya dengan berkas yang seharusnya pad
ya minta maaf. Akan saya perbaiki secepatnya." Den
gu sepuluh menit dan semu
ak, Pak. Mana bisa saya ker
aiki, bukan membuat ulang! Mengerti? Harus jadi sepuluh menit da
perempuan itu mengetik dengan cepat. J
itu, Tari! Yang cepat, dong, k
af, sebentar la
um juga menyelesaikan berkas-berkas penting yang
Tari, mengutuk. Dad
u sambil memperh
nya, Pak
ngan karyawan lain! Cep
ak fokus-mungkin-kakinya tersandung pada kaki meja. Tubuhnya terjatuh ke samping, teta
tung berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Wangi napasnya merasuk ke lubang-lubang pe
kup berantakan karena insiden beberapa detik yang lalu. Ia sa
Saya ... ke ru
pergi, dan ak
emestinya terjadi.
I