rasanya. Alam bawah sadar mengingatkan aku ada yang tak beres disini, seb
uu
Mata yang tertutup rapat kini terbuka sempurna. Perlahan aku menatap sekeliling, memindai segala sesuatu yang tampak asing
kamarku! ", otakk
osisi tidur. Didorong rasa kaget yang luar biasa, tubuh ini jadi sadar sepenuh
terjadi?!", batin
sengaja dipakai demi memancing hasrat suami yang mulai padam. Meski masih bertanya-tanya, tak ada waktu
berpakaian benakku sibuk menerka-nerka apa yang terjadi sesudah candle light dinner se
a, malah membuat kepala jadi semakin runyam. Satu sentakan pelan, akhirnya blouse satinku
disentuh, sekelompok pria dengan seraga
i sedang di razia!", salah
sis anggota gembong pezina yang tertangkap basah di tempat maksiat.tahu apa-apa", ujarku dengan s
an konyol yang biasa ditontonnya sebelum tidur di malam hari. Dia sudah hendak memborgolku ketik
perlu bicara
nggil suami. Sedangkan nasib lelaki yang tergeletak di ranjang tadi, aku tak tahu, tak juga peduli. Bagik
n tenang dalam dekapan hangat suami. Pagi ini bgan nyonya Shanty", ujarnya lagi pada pers
k - akhirnya kami diijinkan bicara secara pribadi, sedangkan pria tadi sudah diamankan kedalam mobil
otakku yang tadi sempat beku. Jika aku bisa diculik setelah makan malam d
aut wajah suami lebih jelas. Ekspresi cemas tadi tak nampak la
rang?", tanyanya seraya menyala
, sahutku
bercerai t
ini?", tanyaku lagi berusaha tena
nku, "Apa karena Alex?", selidikku lagi. Lagi-lagi dia hanya mendengus seolah aku ini mahkluk paling bodoh sejagad raya. "Kalau hanya karena hak asuh Alex, kau bisa membicarakannya denganku. Me
kin! Yang ada kau akan memikirkan segala cara untuk memeras k
pi kata beliau itu hadiah. Itupun kudapat sesudah mengorbankan rahim demi melahirkan cucu mereka, Alex. "Demi apapun, tak pe
nikahi lantas menjadi istri. Bagiku,
tidak akan men
s Alex? Kau malah sibuk dengan semua urusanmu, hampir tak per
ok yang masih panas itu tepat mengenai pipi, namun tak lagi kuhiraukan r
ntikan. Tapi bukannya itu semua lantaran pria di depanku ini sel
urna seperti mereka diluaran sana, namun juga bukan yang menelantarkan anak begitu saja. Meski putraku lebih dekat pada nenek
ah ke satu sisi lalu memadamkan puntung rokokny
punya dua pilihan. Sibuk berkoar-koar lalu menuntutku di pengadilan
a. Pesangon katanya? Memangnya aku ini pegawai habis masa kontrak? Namun tak urung aku diam juga memiki
ya selama ini. "Ingat darling, pengadilan butuh banyak biaya, sedan
buku memang tak bisa diharapkan. Malahan selama ini aku yang menopang hari tua mereka. "Apa
. Kalau tak puas, silakan mengadu pada mantan kesayang
Hahaha. Seorang pezina
mendengus, tak mem
begitu, persiapkan dirimu. Suatu saat tindakan i
uknya. Setelah ini kami hanyala
anku seraya beranjak pergi meninggal